Hai hula, hula... I'am Back...
Akhirnya setelah sebulan lebih up juga, Weheheh...
Happy Reading guys...
Setelah mengatakan hal itu, Adrian menatap putrinya dengan senyum lebarnya. "Kamu serius?"
"Hum, saya serius. Asalkan ibuku bisa sembuh dan setelah itu kau bawa kembali ibuku ke sini."
"Apa kamu tidak akan ikut kami?"
"Tidak, aku lebih suka disini."
"Ikutlah bersama kami, kita mulai semuanya dari awal. Kamu tidak perlu lagi bekerja di club malam itu. Dady bisa menjamin kehidupan Momy dan kamu, jadi ikutlah bersama Dady."
"Bagiku, Ayahku sudah mati semenjak aku kecil. Aku mengizinkanmu membawa ibuku karena aku ingin ibuku sembuh, bukan mengakui dirimu sebagai ayahku ataupun suami ibuku. Karena semenjak ibuku pergi darimu, berarti ia sudah berpisah darimu."
"Enggak! Erlin tetaplah istriku. Sampai kapanpun dia akan menjadi istriku dan ibu dari anakku yaitu kamu!" tegas Adrian meninggikan suaranya.
"Dengar tuan! Saya tegaskan sekali lagi, ayah saya sudah meninggal sejak saya masih kecil. Jadi, jangan memakasakan diri menjadi ayah saya ataupun suami ibu saya!" tegas Cala dengan wajah marahnya.
Adrian tersenyum paksa dengan reaksi Cala seperti itu. Anaknya keras kepala sama seperti istrinya. Ia pun menghembuskan napasnya dengan berat untuk menenangkan dirinya. Kali ini ia harus mengalah, setidaknya putrinya sudah mengizinkannya untuk mengobati Erlina.
"Baiklah," ucap Adrian akhirnya mengalah.
"Dady akan membawa Momy pulang ke Amerika dan akan mencari pengobatan terbaik untuk Momymu. Tapi--" Adrian sengaja menggantungkan katanya untuk melihat reaksi putrinya.
"Apa?" tanya Cala ketus dengan wajah marahnya.
"Kamu bantu Dady mengelolah usaha Dady di Jakarta."
"Aku tidak mau!" jawab Cala cepat dan tegas.
"Kenapa?" tanya Adrian bingung.
Dimana-mana orang akan senang jika di beri kekuasaan. Dengan kekuasaan mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau. Tidak akan sulit untuk mendapatkan uang. Ia sendiri melakukannya karena tidak mau putrinya harus menjual diri untuk mendapatkan uang. Biar bagaimana pun ia tidak sudi anak satu-satunya di rendahkan seperti itu.
Rasanya ia ingin menarik putrinya dari club malam itu, sayangnya ia tidak bisa. Karena sifat keras kepala putrinya ini bisa saja membuat dirinya akan semakin menjauh darinya. Dan peluang untuk kembali akan sulit ia dapatkan.
"Ck, kau tanya kenapa? Memangnya kau pikir aku tidak mengerti maksudmu, huh! Kau sengaja mengikatku dengan kekausaan supaya mendapatkan perhatian dan kau bisa menjadi ayahku. Jangan harap itu akan terjadi, karena ayahku sudah mati!" tegas Cala.
"Aku seorang ayah, mana mungkin akan memanfaatkan kekuasaan untuk mendapatkan pengakuan dari putrinya sendiri. Aku melakukannya karena seluruh kekuasaanku akan menjadi milikmu setelah aku meninggal. Siapa lagi yang akan mewarisi kalau bukan kamu?"
"Ya, keluargamu!" ketus Cala.
"Keluarga Dady itu kamu dan Momymu."
"Ah, sudahlah. Aku malas medengar ocehanmu! Aku ingin pu--"
"Tinggalah disini, dari pada kamu tinggal di kontrakan." Potong Adrian cepat.
"Tidak--"
"Tidak ada penolakan!" tegas Adrian yang lagi-lagi memotong ucapan Cala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My He❤rt
RomanceWARNING 21+ HARAP MENJAUH YG BELUM CUKUP UMUR, KALAU MASIH MAU BACA JANGAN DI RESAPI. "Sentuh tubuhku sepuasmu, tapi jangan harap kamu bisa memiliki hatiku. Karena hatiku adalah milikku!" Cala Afia. "Aku akan membuat hatimu untukku!" Aaron Ivander ...