26 🍑🍌

545 27 8
                                    

Hola.. apa kabar?
Sudah lama kita tidak bertemu. 🤭🤭

Malem" ye up. 🤣🤣

Happy Reading guys...

Sepulang kerja Cala pergi ke club malam tempat ia bekerja dulu. "Nona, tuan Adrian tidak mengizinkan nona pergi ke club malam itu," ucap Deni salah satu bodyguarnya yang sedang menyupir.

"Aku hanya ingin minum, kalian ikut masuk jadi bisa mengawasiku," ucap Cala yang sedang bermain game di handphonenya.

"Tapi nona..."

"Berisik! Bisakah kalian hanya mengikutiku saja. Lagipula, kalian masih ada di dekatku. Kalian tidak perlu melapor pada Adrian, jadi semua aman!" kesal Cala kemudian ia menatap kedua bodyguardnya yang duduk di depan.

Bodyguardnya tidak berkata apa-apalagi, mobil pun melaju menembus jalanan kota yang padat ini. Sekitar pukul setengah delapan malam, mobil yang di tumpangi Cala sudah sampai di club malam tersebut. Ia keluar dari dalam mobil masih menggunakan pakaian kerjanya. Ia hanya melepas blezernya saja, supaya tidak terlalu formal. Blouse yang tadinya masuk kedalam celananya ia keluarkan, dan satu kancing blouse bagian atas ia lepas.

"Malem Radex, Gio," sapa Cala seraya tersenyum.

"Malam Cala, akhirnya kamu datang juga," ucap Radex.

Cala hanya tersenyum, "Ya udah ya, gua masuk dulu,"

"Oke, have fun," ucap Radex.

Cala hanya mengacungkan jempolnya kemudian ia masuk ke dalam. "Aku akan duduk di sana, kalian duduklah agak jauh dariku."

"Tapi, nona," jawab dua boduguard itu bersamaan.

"Sst... bersenang-senanglah. Tidak perlu takut bos kalian menghubungi kalian," ucap Cala kemudian ia berjalan kea rah sofa kosong.

"Sudahlah Di, lebih baik kita tunggu di sana. Yang penting Nona Cala tidak lepas dari pandangan kita."

"Tapi Den, kalau sampai pak David tahu bisa marah dia. Apalagi jika bos besar tahu," ucap Deni yang masih takut-taku untuk berada jauh dari Cala.

"Asalkan nona Cala tidak lepas dari pandangan kita, semua pasti aman. Nona Cala sendiri yang memintanya, aku yakin nona Cala tidak akan kenapa-napa. Kamu tahu sendiri, ini tempat kerja Nona Cala sebelum ia bertemu tuan besar," ucap Adi.

"Ya sudah, ayo kita kesana," ucap Deni pada akhirnya.

Mereka pun hanya memesan minuman yang tidak terlalu beralkohol sedangkan Cala sudah duduk dengan segelas cocktailnya. Melihat orang-orang yang sedang berjoged di lantai dansa beberapa orang yang hanya menikmati minuman bersama teman atau pasangannya.

Ia melihat beberapa teman-temannya yang sedang melayani teman-temannya. Seorang pria paruh baya menghampirinya. "Bolehkah aku menemanimu?" tanya dengan berkedip genit.

"Silakan," jawab Cala tidak peduli.

Ia sudah biasa dengan hal seperti ini, jadi ia tidak peduli. Lagi pula jika pria ini macam-macam, bodyguard suruhan Adrian pasti akan bertindak. Cala meminum minumannya tanpa menatap orang yang duduk di sampingnya. Tangan pria itu sudah mulai nakal membuat Cala kesal, dirinya sedang tidak ingin di ganggu. Baru juga ia ingin meraih tangan pria nakal itu seseorang tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Hai, sayang," sapa orang itu dan mencium pipi Cala. Cala langsung menoleh ke arah pria yang tiba-tiba menciumnya ini sedangkan si pria paruh baya itu sudah pergi dari sana.

"Dokter Rafik?" tanya Cala memicingkan matanya.

"Hallo sayang, kemana saja kamu? Apa karena sudah mendapatkan mangsa besar kamu melupakanku?" tanya Rafik seraya menciumi leher Cala.

Cala mendorong tubuh Rafik, "bukankah semuanya sudah beres? Tidak ada hutang atau apapun di antara kita. Pria tua itu sudah membayarmu bukan?" tanya Cala seraya menjauhkan tubuhnya dari Rafik.

"Ayolah Cala, mala mini aku menginginkan dirimu di ranjangku," ucap Rafik dengan wajah sudah tidak tahan ingin mencumbu Cala. Ia pun mendekatkan tubuhnya pada Cala.

Dengan kuat Cala mendorong tubuh Rafik, ia pun kemudian berdiri. "Gua bukan Cala yang dulu, jadi lo jangan macam-macam dengan gua!" tegas Cala dengan tatapan marahnya.

Dua orang bodyguard Cala langsung datang menghampiri Cala. "Singkirkan dia!" perintah Cala pada dua bodyguardnya.

"Baik nona," ucap keduanya kemudian ia menarik Rafik untuk menjauh.

"Lepasin gua, gua bisa pergi sendiri!" marah Rafik seraya menghentakkan tangannya agar di lepas oleh kedua bodyguard Cala.

Cala tidak peduli, ia kembali duduk dan menikmati minumannya. "Kalian kembalilah di kursi kalian!" perintahnya seraya menatap Adi dan Deni.

"Baik, nona," jawab Adi dan Deni bersamaan.

Beberapa orang disana yang melihat kejadian itu segera memalingkan wajahnya tidak berani menatap Cala yang melihat ke arah mereka. Ia tidak peduli sama sekali dengan pandangan orang-orang di sana. Dari kejauhan seorang pria yang sedang dirindukan Cala sedang duduk memperhatikan Cala.

Ia tersenyum melihat sikap Cala seperti itu, apalagi dia yang menolak Rafik, entah kenapa Aaron sangat senang. Selama ini Cala begitu dekat dengan Rafik, bahkan Cala lebih memilih pergi dengan Rafik di bandingkan dirinya.

Semenjak ia lulus ia sering pergi ke club berharap bisa bertemu dengan Cala walau hanya melihay dari jauh seperti yang ia lakukan saat ini. Aaron yang sudah lulus sedang menyiapkan kuliah s2nya yang akan ia lanjutkan di London. Ia ingin menjadi pria berpendidikan tinggi dan juga memiliki pekerjaan yang bagus sebelum ia menemui Cala.  Ia akan menemui Cala dengan pribadi yang baru supaya Cala bisa menerimanya.

Dua hari lagi ia akan berangkat ke Landon untuk melanjutkan study s2-nya. Ia mengambil potret Cala untuk kenang-kenangannya. Walau sedikit buram tapi cukup untuk dirinya mengobati rasa rindunya nanti.

Ia meminum minumannya, tatapan matanya tidak luput dari menatap ke arah Cala. Cala hanya terus meminum minumannya dan juga memakan cemilannya. Ia menyadari bahwa beberapa pasang mata menatap ke arahnya tetapi ia tidak peduli sama sekali. Ia yang tidak peduli dengan orang yang memperhatikannya membut ia tidak menyadari kehadiran orang yang sedang ia rindukan.

Sudah hampir pukul dua belas malem Cala juga sudah mabuk. Ia berdiri tetapi kembali terduduk karena sudah mabuk. Dua bodyguardnya akan membantu Cala berdiri tetapi di tahan oleh seseorang.

"Biar aku yang membantunya," ucap orang itu yang tidak lain adalah Aaron pada dua bodyguard Cala.

Mereka yang tahu itu Aaron pun hanya mengiyakan saja ucapan Aaron. Aaron mengangkat tubuh Cala ala brydal style. "Humm... turunkan aku," gumam Cala yang berada di gendongan Aaron. Hanya itu saja yang ia katakan dan tidak ada perlawan sama sekali dari Cala.

Aaron membawa Cala ke mobilnya, "kalian ikuti aku dari belakang!" perintah Aaron pada dua bodyguard Cala.

"Baik tuan," ucap bodyguard Cala.

Deni membukakan pintu mobil bagian depan untuk Aaron agar mudah mendudukan Cala. Aaron mendudukkan Cala dengan hati-hati kemudian memasang seatbeltnya.

Ia menutup pintu mobil dan segera berlari kesebelahnya. Masuk ke mobil dan mulai melajukan mobilnya untuk membawa Cala pulang ke rumah.

Tbc...

Yuhuu... gimana ini? Aaron mau pergi guys... 🤭🤭
Apa yang akan terjadi dengan Aaron dan Cala, apa mereka akan bersatu atau mereka akan menemukan kebahagian dwngan pasangan masing"? Eaaakk....

Touch My He❤rtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang