35 🍑🍌

369 10 2
                                    

Halo semua, apa kabar? Minal aidin walfaidzin semuanya, mohon maaf lahir dan batin.

Maaf aku masih belum nyelesain ceritanya, kemarin beneran mau buat ceritanya sedikit ada adegan baku hantam, jadi aku berhenti nulis untuk cari inspirasi. Eh, akhirnya nyerah juga, jadi langsung aku kasih yang manis-manis aja ya... hehehe.....

Happy Reading...

Beberapa bulan sudah berlalu semenjak Al menghilang entah kemana, tugas Cala untuk membunuh seseorang akhirnya selesai juga. Kini Cala sudah berada di Indonesia untuk bertemu seseorang yang perusahaannya bekerjasama dengan perusahaannya. Dadynya menanamkan saham ke perusahaan itu, dan Dadynya meminta Cala untuk menemui CEO perusahaan tersebut untuk melakukan penandatanganan kontrak kerjasama sekaligus bertemu dengan sang putra.

Cala sudah berdiri di depan pintu masuk perusahaan, dirinya terdiam beberapa saat sebelum asistennya mengajaknya masuk ke dalam. "Mama," panggil seseorang yang suaranya sudah sangat dirinya hapal.

Cala segera menatap ke arah sumber suara. Al, putranya lah yang memanggilnya. Dirinya segera berlutut dengan satu lutut menyentuh lantai. Al langsung menubrukkan tubuhnya ke arah sang mama yang melebarkan tangannya untuk memeluknya.

"Al kangen mama," ucap Al dalam pelukan Cala.

Cala menganggukkan kepalanya, "Mama juga kangen Al," ucap Cala kemudian ia mengurai pelukannya.

Satu tangan Al kini terangkat untuk menghapus air mata mamanya yang jatuh di sudut matanya. "Mama jangan menangis, maafin Al mama," ucap Al yang raut wajahnya sudah akan menangis.

Cala mengambil satu tangan sang putra kemudian ia pun meletakkan telapak tangan sang putra di pipinya. "Mama yang minta maaf karena enggak bisa jagain Al. Al sehat kan, di sini? Al nyaman kan di sini?" tanya Cala bertubi-tubi dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Al senang dan Al juga nyaman, papa selalu ngasih yang Al mau," jawab Al yang kini raut wajahnya berubah senang padahal sebelumnya tadi, wajahnya begitu sedih.

"Cala," panggil seseorang membuat Cala kini mendongak untuk menatap orang yang memanggilnya.

Cala segera berdiri dari jongkoknya, kemudian dirinya menarik Al ke belakang tubuhnya membuat Al mengernyitkan dahinya. Sedangkan lelaki yang memanggil Cala kini hanya menatap penuh kerinduan pada Cala walau ia sendiri sedikit bingung dengan tindakan Cala yang menarik Al ke belakang tubuhnya.

"Selamat siang mr. Aaron," sapa sekertaris Cala membuat Cala kini menatap sekertarisnya.

"Mama," panggil Al membuat Cala kini menunduk untuk menatap sang putra.

"Kenapa sayang?" tanya Cala dengan nada suara lembutnya.

"Mama enggak mau peluk papa? Grandpa saja jika habis pergi jauh selalu peluk dan cium grandma," ucap Al.

Cala tersenyum dan mengusap sebelah pipi sang putra. "Apa kita bisa membahas kerjasama kita?" tanya Cala seraya menatap Aaron tanpa mau menjawab pertayaan putranya.

"Mari, ikut saya ke ruangan," ucap Aaron seraya menyampingkan tubuhnya dan menggerakkan tangannya ke arah mana mereka harus pergi.

Al memegang tangan papa dan mamanya sehingga mereka jalan beriringan. Aaron beberapa kali menatap ke arah Cala yang tidak berekspresi sama sekali. "Apa tidak ada kesempatan untuk kita bersama?" tanya Aaron seraya menatap Cala. Namun, pertanyaan itu hanya mampu Aaron lontarkan dalam hati saja.

Mereka sudah masuk ke dalam lift, "Pa, ma," panggil Al membuat Cala dan Aaron menundukkan kepalanya.

"Kenapa, sayang?" tanya Cala dan Aaron hampir bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Touch My He❤rtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang