Hai... Apakabar... Masih tahap proses pemulihan guys... jadi tetep pelan" ya, up nya.
Happy Reading....
Cala bangun dari tidurnya, ia menjauh dari tubuh Aaron yang masih memejamkan matanya. Ia tidak marah karena ada Aaron, dirinya sudah menyadari jika ada Aaron di dekatnya. Meminta Aaron pergi sama saja meminta anak kecil untuk pulang tetapi anak kecil itu tidak mau pulang dan malah menangis.
Cala turun dari tempat tidur dan berjalan ke luar dari kamar. Waktu sekarang sudah menunjukkan pukul empat lebih dua puluh lima menit. Cala berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum. Ia menyapa bibi yang sedang memasak setelah itu ia berjalan ke arah belakang rumah. Ia berdiri di dekat kolam sambil menatap entah kemana.
"Apa yang harus kulakukan sekarang?" tanyanya entah pada siapa.
Dia bekerja untuk ibunya, kini ibunya sudah mendapatkan biaya untuk berobat. Lantas, sekarang apa yang akan dia kerjakan. Sibuk dengan lamunanannya, Cala tidak menyadari jika ada Aaron yang berjalan mendekat ke arahnya. "Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Aaron membuat Cala berjenggit kaget.
Cala hampir saja terjatuh ke dalam kolam renang karena terkejut untung saja Aaron dengan cepat menarik tubuh Cala sehingga Cala tidak terjatuh ke dalam kolam melainkan terjatuh di atas tubuh Aaron. Aaron yang baru bangun tidur belum sepenuhnya tubuhnya kuat, itu sebabnya tidak bisa menahan tubuh kekasihnya dan pada akhirnya ia ikut terjatuh.
Cala akan bangkit tetapi Aaron menahannya dengan memeluk pinggangnya. "Lepas!" tegas Cala.
"Biarkan aku memelukmu untuk beberapa saat," ucap Aaron.
"Kau sudah memelukku saat tidur, sekarang lepas!" tegas Cala dengan tatapan mata tajamnya.
Aaron pun melepaskan pelukannya, Cala langsung berdiri dan ia melangkah pergi tanpa peduli dengan Aaron. Jujur saja, ia sudah tidak tahan dengan kehadiran Aaron. Ia terpaksa dekat dengan Aaron karena Aaron selalu mengikutinya. Sebenarnya ia sangatlah malas berhubungan dengan lelaki manja dan kekanakan seperti Aaron tetapi mau bagaimana lagi, Aaron si keras kepala tidak peduli dengan penolakannya.
Cala masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Menghilangkan rasa kesalnya pada Aaron. Aaron duduk di pinggir tempat tidur seraya mengamati pintu kamar mandi di mana Cala berada. Aaron benar-benar seperti anak kecil yang sedang menunggu ibunya.
Cala keluar dengan hanya menggunakan bathrob dan handuk yang membungkus rambutnya yang basah. Cala berjalan ke arah lemari tanpa peduli dengan Aaron yang terua menatapnya.
Cala mengambil kaos putih lengan panjang dan sebuah rok. Mengganti pakaiannya begitu saja tanpa peduli dengan Aaron yang memperhatikannya. Aaron segera memalingkan wajahnya ketika tahu Cala tidak memakai apapun di balik bathrobnya. Cala hanya tersenyum saja melihat reaksi Aaron dari kaca lemari yang memantulkan dirinya dan juga Aaron.
Selesai memakai pakaiannya, Cala melangkah ke meja rias untuk memakai makeup tipis. "Kamu mau pergi ke mana?" tanya Aaron ketika menyadari Cala akan pergi.
"Bukan urusanmu!" tegas Cala tanpa menatap Aaron.
Cala berdiri dari duduknya, kemudian mengambil tasnya. Ia menatap Aaron yang juga menatapnya. "Jangan ikuti gua! Lebih baik lo pulang!" tegas Cala kemudian ia melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan Aaron.
Namun, baru selangkah ia melangkah. Aaron menarik tubuhnya kuat hingga Cala jatuh ke atas tempat tidur. Aaron dengan cepat menindih tubuh Cala membuat Cala kini menatap malas Aaron. "Apa kau mau melarangku?" tanya Cala malas.
"Aku tidak suka jika kamu pergi ke club malam itu. Aku tidak suka jika kamu dengan pria-pria itu."
"Itu pekerjaanku, jadi wajar saja," jawab Cala malas.
"Kamu tidak perlu bekerja lagi. Beberapa hari ini saja kamu tidak bekerja tidak masalah. Jadi, kamu tidak perlu bekerja lagi."
"Terus, siapa yang akan memenuhi keinginannku."
"Tentu saja Dady yang akan memenuhi kebutuhanmu," jawab Aaron dengan santainya.
Cala dengan kuat mendorong tubuh Aaron hingga Aaron yang tidak dalam posisi siap, akhirnya terjatuh dari tempta tidur. Cala kemudian bangun dan menatap Aaron dengan tatapan malas. "Berhentilah mengusikku, cari wanita baik-baik. Karena gua gak akan mungkin di terima di keluarga lo!" ucap Cala dengan nada sinis.
Keluarga terpandang seperti keluarga Aaron tentu saja tidak akan bisa menerima tentang dirinya. Wanita pemuas ranjang lelaki yang kekurangan di ranjang. Cala berjalan ke luar kamar, Aaron segera mengejar Cala seraya memanggil nama Cala. Namun, Cala tidak peduli dengan teriakan Aaron.
"Hentikan Cala!" ucap Aaron pada bodyguard yang berjaga.
Para bodyguard pun menghalangi Cala, membuat Cala marah. "Minggir kalian!"
"Maaf nona," ucap para bodyguard yang menghalangi jalan Cala.
"Kamu enggak bisa pergi begitu saja," ucap Aaron dan tanpa basa basi ia langsung mengangkat tubuh Cala seperti karung beras.
"Aaron! Apa yang lo lakuin? Turunin gua!" teriak Cala seraya meronta-ronta di atas pundak Aaron.
Cala tidak terpikirkan jika Aaron akan mengangkat tubuhnya seperti ini. Gerakan Aaron begitu tidak terduga hingga ia tidak menyadarinya. "Aku tidak akan membiarkan kamu pergi ke club malam itu lagi."
"Lo enggak ada hak untuk ngelarang gua! Turunin gua!" teriak Cala seraya terus meronta-ronta. Aaron tidak menjawab, ia terus melangkahkan kakinya untuk ke kamar Cala. Memegang erat tubu Cala agar tidak terjatuh.
Aaron masuk ke kamar Cala kemudian ia mengunci pintunya. Setelah mengunci pintu, ia pun berjalan ke tempat tidur dan manjatuhkan tubuh Cala ke atas tempat tidur. Setelah itu ia berjalan ke arah nakas, membuka laci nakas bagian bawah. Di sana terdapat sebuah tali berwarna merah.
Cala bangun dan dia akan memberi peringatan tegas pada Aaron. Memangnya dia pikir dirinya siapa hingga bisa melarangnya seperti ini. Cala Afia bukan wanita yang mudah untuk di taklukan. Baru juga ia berdiri, ia mengernyitkan dahinya ketika melihat Aaron mengambil tali dari laci meja riasnya.
Aaron berdiri kemudian membalikkan tubuhnya. Cala masih diam karena dia masih berpikir untuk apa tali itu. Aaron memegang tangan Cala membuat sang empunya langsung tersadar. "Mau apa lo?" tanya Cala dengan tatapan terkejutnya. Ia pun segera menarik tangannya kuat agar terlepas dari tangan Aaron.
Aaron tidak diam, ia mendorong tubuh Cala ke atas tempat tidur kemudian dengan cepat ia menindih tubuh Cala dengan cara Aaron duduk di atas perut Cala. Ia duduk tidak benar-benar menimpa tubuh Cala. Ia lebih bertumbu pada kedua kakinya.
"Mau apa lo Aaron?" tanya Cala dengan suara yang memekakkan telinga. Ia sudah benar-benar kehilangan kesabaran menghadapi Aaron. Bagaimana bisa pria culun seperti Aaron sekeras kepala seperti ini. Pria yang sama sekali tidak jijik dengan wanita rusak seperti dirinya. Cala benar-benar marah dengan semua sikap Aaron yang tidak mempedulikan perkataannya. Pria baik-baik seperti Aaron seharusnya tidak bersikap baik padanya.
Cala berusaha mendorong tubuh Aaron, tetapi kali ini tenaga Aaron tidak bisa ia lawan. "Aaron, le..." ucapan Cala terhenti ketika Aaron tiba-tiba mencium bibirnya.
Terdiam, Cala benar-benar terdiam karena serangan mendadak dari Aaron.Disaat Cala masih terkejut, tangan Aaron dengan susah payah berusaha mengikat kedua tangan Cala. Ia pun mulai menggerakkan bibirnya untuk menggoda Cala sehingga Cala lupa akan pemberontakannya.
TBC...
WOW... AARON MULAI MENUNJUKKAN AURA KEPOSESIFANNYA GUYS... DAN MENUNJUKKAN BAHWA IA BUKAN LELAKI CULUN BIASA. 🤣🤣APA YG AKAN TERJADI SELANJUTNYA YA?
YUKS, KOMENT YG BANYAK. WEHEHE...
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My He❤rt
RomanceWARNING 21+ HARAP MENJAUH YG BELUM CUKUP UMUR, KALAU MASIH MAU BACA JANGAN DI RESAPI. "Sentuh tubuhku sepuasmu, tapi jangan harap kamu bisa memiliki hatiku. Karena hatiku adalah milikku!" Cala Afia. "Aku akan membuat hatimu untukku!" Aaron Ivander ...