11🍑🍌

2.8K 92 22
                                    

Yuhuu.. akhirnya up juga. Hehehehe..
Happy Reading...

Cala terdiam untuk beberapa saat, setelah itu ia memijit keningnya yang tiba-tiba berdenyut nyeri. "Cala, kamu gak apa-apa?" tanya Aaron dengan raut wajah khawatir.

Cala melirik Aaron sekilas sebelum ia memilih melangkah ke arah sofa. Ia duduk masih memijit keningnya yang terasa nyeri.

"Apa mau lo sebenarny? Jawab gua jujur!" tegasnya sambil menatap ke arah Aaron.

"Aku mau jadi pacar kamu."

"Iya, tapi apa alasannya?" tanya Cala frustasi.

"Aku sudah menjawabnya."

Cala menghembuskan napasnya dengan berat, jawaban Aaron sama sekali tidak membuatnya puas. "Gua gak bisa jadi pacar lo, tapi untuk partner gua masih bisa," ucap Cala membuat Aaron menyunggingkan senyumannya.

"Jangan senyum dulu! Gua punya syarat buat lo!"

"Apa syaratnya."

"Yang pertama gua gak suka lo ngikutin gua." Cala menatap ke arah Aaron yang hanya diam serius mendengarkan.

"Lanjut, yang ke dua. Gua gak mau lo ngatur-ngatur gua!" Cala kembali menatap Aaron yang masih serius mendengarkan.

"Oke, lanjut yang ke tiga. Gua gak mau lo larang gua pergi sama siapapun untuk muasin ranjang mereka!"

"Apa, enggak! Aku gak mau kamu muasin mereka! Aku terima kalau--"

"Kalau begitu gua gak mau jadi partner lo," potong Cala cepat sebelum Aaron menyelesaikan ucapannya.

"Kamu bisa muasin aku dan aku akan bayar sesuai bayaran kamu!" tegas Aaron.

"Uang masih minta sama orang tua aja, sombong banget. Gua gak suka! Kalau lo mau bayar gua, semua harus dari kerja keras lo. Berapapun uangnya, asalkan dari hasil keringat lo, gua akan terima."

"Tapi uang mereka--"

"Uang mereka memang untuk lo, tapi bukan uantuk hal-hal yang buruk. Apa lo pikir bayar gua adalah sesuatu hal yang baik?" tanya Cala yang geram dengan cara berpikir Aaron.

Oh, ayolah, ia bukan anak kecil lagi yang mengandalkan orang tua. Ia anak kuliahan, seharusnya ia bisa berpikir lebih luas lagi. Bukan malah mengandalkan orang tuanya. Bagaimana jika orang tuanya meninggal, siapa yang akan memberinya uang. Jika, dirinya saja selalu mengandalkan orang tuanya.

"Kalau aku hanya bisa kasih kamu seratus ribu rupiah pun, gak apa-apa?" tanya Aaron begitu polos.

"Ya!" jawab Cala ketus.

"Kamu gak bohong, kan?" tanyanya dengan raut wajah serius.

"Iya, gua gak bohong!" kesal Cala.

Aaron tersenyum kemudian ia pun langsung memeluk Cala begitu erat. "Lepasin!" kesal Cala.

Aaron tidak menjawab ia hanya menegeratkan pelukannya. Cala hanya menghembuskan napasnya dengan kesal,  setelah itu, ia pun pasrah saja.

"Apa gua sudah benar melakukan ini?" tanyanya dalam hati.

Mungkin hal bodoh, mana ada seorang wanita malam sepertinya memikirkan orang lain. Mau dia brengsek, dia beristri yang pentinh tidak memiliki penyakit menular seharusnya tidak masalah. Hanya saja, Cala merasa tidak seharusnya Aaron seperti ini karena Disya orang yang baik jadi sudah seharusnya ia tidak merusak anaknya.

Aaron mengantarkan Cala pulang ke rumahnya, ia juga sempat mengobrol dengan ibu Cala cukup lama sedangkan dirinya memilih ke kamarnya.

Sekitar pukul sebelas siang, Cala terbangun dari tidurnya. Ia mengikat rambutnya asal, sambil menguap ia berjalan ke luar kamar.

Touch My He❤rtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang