Yuhuu...Abang Aaron back....
Yuks, lah jangan lupa Votenya ya... 🤧🤧 aku sedih lihat Votenya.
Happy Reading...
"Ah...faster, oh...ah..."
Remon yang sedang bermain game menatap malas Aaron yang mengencangkan volume suara film blue dari handphonenya. Handphone Aaron tidak bisa di gunakan untuk membuka situs yang di mau, akhirnya dia menonton menggunakan handphone Remon sedangkan Remon bermain dengan handphone Aaron.
"Cupu, sialan! Itu Volume gak sekalian aja lo sambungin ke speaker !" sindirnya kesal.
"Nanti pembantu gua denger," jawab Aaron yang masih fokus dengan tontonannya.
Oh, sungguh. Apa Aaron tidak bereaksi sama sekali menonton film itu. Sedari tadi Remon menahan hasratnya untuk tidak meyabun di kamar mandi. Mendegar suata desahan-desahan basah itu membuat miliknya berkedut tidak karuan.
"Bangsat, lo!" kesalnya kemudian berdiri dan berjalan menghampiri Aaron karena dia sudah tidak tahan mendengarnya."Hanphone gua bawa sini!" ketusnya sambil megulurkan tangannya.
"Ih, nanggung, belum selesai," ucap Aaron dan menjauhkan handphonenya dari Remon.
"Sialan! Bawa sini hape gua!" makinya kesal.
"Gua beli deh, hape, lo," ucap Aaron yang tubuhnya sudah tertidur di ranjang dengan satu tangannya mendorong dada Remon agar menjauh dan satu tangannya yang lain menjauhkan handphonenya.
"Sialan, gua baru ganti handphone! Bawa sini!" makinya.
"Aaron!" panggil Mamanya yang sedang menaiki tangga.
"Mampus, gua!" ucap Remon yang terkejut mendengar suara Mama Aaron.
"Sembunyi-sembunyi, gua harus sembunyi," ucapnya yang mulai panik.
Aaron memutar malas bola matanya kemudian bangkit dari tidurannya. Ia memberikan handphone Remon ke depan dada Remon kemudian dia melangkah menuju pintu.
"Eh, cupu! Mau ke mana, lo!" teriak Remon dengan suara kecil. Jika Disya mendengar dirinya ada di kamar Aaron bisa gawat.
Aaron membuka pintu kamarnya dan ke luar sebelum Mamanya mengetuk pintu, Remon sudah tiarap di samping tempat tidur supaya tidak ketahuan Disya. Remon dan Aaron sudah bertetangga sejak mereka sama-sama masih duduk di bangku tk. Jika di katakan berteman baik, tidak juga, tapi kapan mereka butuh bantuan mereka akan saling bantu.
Tapi, kejadian beberapa minggu lalu saat Remon dan teman-temannya memukulinya yang akhirnya membuat dia bertemu Cala itu tidak membuat Aaron dan Remon benar-benar tidak saling sapa.
Semenjak SMA hingga mereka kuliah Remon memang tidak pernah mau menyapa Aaron, dia seolah-olah tidak mengenal Aaron semenjak kejadian kecelakaan yang membuat Aaron mengalami koma selama seminggu. Kejadian itu lah yang membuat Disya tidak menyukai Remon. Menurutnya Remon hanya merusak Aaron dan dia bukan orang yang baik.
Pintu kamar kembali terbuka membuat Remon memejamkan matanya takut jika Disya masuk ke kamar. Langkah kaki terdengar semakin mendekat membuat Remon semakin memejamkan matanya rapat-rapat. "Playboy kok takut sama Ibu-ibu!" cibir Aaron yang membuat Remon langsung membuka matanya.
Dia menghembuskan napasnya lega kemudian dia pun bangun dari tiarapnya. "Sialan!" makinya.
"Mama lo udah pulang, terus gimana gua pulangnya, setan!" kesal Remon sambil menatap Aaron yang terlihat santai.
"Lompat aja," jawab Aaron santai sambil menunjuk balkonya dengan dagu.
"Lo, mau bunuh gua?" tanyanya marah dengan mata melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My He❤rt
RomanceWARNING 21+ HARAP MENJAUH YG BELUM CUKUP UMUR, KALAU MASIH MAU BACA JANGAN DI RESAPI. "Sentuh tubuhku sepuasmu, tapi jangan harap kamu bisa memiliki hatiku. Karena hatiku adalah milikku!" Cala Afia. "Aku akan membuat hatimu untukku!" Aaron Ivander ...