Halo semua... siapa yang kangen Aaron dan Cala nih? cung...
Akhirnya setelah sekian hari up juga, wkwkkw...
Happy Reading guys....
"Siapa, Bu?" tanya Cala menatap Ibunya.
"Hanya orang yang tanya alamat," jawab Ibunya.
"Oh, Cala pikir siapa."
Erlina hanya tersenyum saja sedangkan pria yang mengaku masih menjadi suaminya itu menatapnya. Erlina menatap takut-takut saat Cala terus menatap Adrian begitu pula dengan Adrian.
"Udah, Ibu kasih tahu alamatnya?" tanya Cala yang kini menatap ibunya.
"Cala," panggil Adrian membuat Cala menatapnya sedangkan Erlina sudah membulatkan matanya.
Ia kini memelototkan matanya untuk memperingati Adrian. "Nama yang cantik," ucap Adrian seraya tersenyum. Kemudian ia berpamitan pergi dari sana.
"Ayo, bu, masuk," ajak Cala sambil memegang ke dua bahu ibunya.
Mereka berdua masuk ke dalam, Andrian menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya untuk menatap pintu rumah yang sudah tertutup. "Ternyata kamu anakku," ucap Andrian dengan senyum penuh arti. "Kamu cantik seperti ibumu," ucapnya seraya tersenyum setelah itu ia melangkahkan kakinya meninggalkan pelataran rumah Cala.
***
Sore hari Cala pamit pada ibunya untuk bekerja. Ibunya itu hanya tahu jika anaknya kerja di club malam sebagai pelayan. Sekitar pukul tujuh malam, ia sampai di club. Setelah selesai merias dirinya ia pun ke luar dan siap mencari mangsa.
"Cala, ada yang memesanmu. Ia ada di ruang VIP nomor 9," ucap si Mami yang menghampiri Cala di ruangan ganti.
"Oke, Mi," jawabnya seraya tersenyum senang.
Dengan langkah percaya diri, Cala pergi ke ruangan yang di sebutkan si Mami. Sampai di depan ruangan, salah satu orang yang menjaga pintu itu membukakan pintu ruangannya. Cala menjadi ragu, haruskah ia masuk ke dalam karena sepertinya orang di dalam sana bukanlah orang biasa. Ia meyakinkan dirinya dan akhirnya ia pun masuk. Pintu kembali di tutup setelah ia masuk. Ia bisa melihat seorang pria paruh baya sedang menuang minuman ke dalam gelasnya dengan kepalanya yang menunduk. Dengan langkah ragu ia mendekati pria paruh baya itu.
"Apa anda yang memesan saya?" tanya Cala yang berdiri di hadapan pria paruh baya yang masih menundukkan kepalanya.
Pria itu mengangkat minumannya kemudian mendongak untuk menatap Cala. Cala membulatkan matanya ketika melihat pria paruh baya itu. Seorang pria yang tadi siang datang ke rumahnya dan mencari alamat. "Apa anda memata-matai saya?" tanya Cala dengan spontan.
Pria paruh baya itu tersenyum, "kemarilah, duduk di samping saya," ucap Adrian dengan suara begitu lembut.
"Apa mau anda? Kenapa anda sampai ke rumah saya?" tanya Cala yang malah melangkah mundur.
"Kemarilah, aku tidak akan menyakitimu," ucapnya seraya tersenyum.
"Jangan ganggu ibu saya!" ucap Cala tiba-tiba yang kini sudah berdiri di balik pintu.
Adrian tersenyum kemudian ia menegak minumannya. "Aku tidak akan menganggu Ibumu," ucapnya setelah ia meminum minumannya.
"Akan saya lakukan apapun untuk anda, asalkan anda jangan melakukan apapun pada ibu saya,"
"Cala Afia, apa kamu tidak ingin ibumu sembuh?" tanyanya membuat Cala kini menatap tajam pria paruh baya itu. Rasa takutnya yang sempat menguasai dirinya kini menghilang ketika sakit ibunya mulai di bahas. Ia tidak menyukai orang-orang yang akan memanfaatkan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My He❤rt
RomanceWARNING 21+ HARAP MENJAUH YG BELUM CUKUP UMUR, KALAU MASIH MAU BACA JANGAN DI RESAPI. "Sentuh tubuhku sepuasmu, tapi jangan harap kamu bisa memiliki hatiku. Karena hatiku adalah milikku!" Cala Afia. "Aku akan membuat hatimu untukku!" Aaron Ivander ...