3 🍑🍌

7.3K 146 4
                                    

Triple Up, Daebak!!!
Wkwkwk...

Cerita lagi mengalir, jadi aku ngetik ini dulu. M.E Besok ya, kalau otaknya lancar, tapi  🤭🤭

Happy Reading...

Seminggu berlalu hidup Cala tidak lagi tenang semenjak Aaron hadir di hidupnya. Siapa sangka Aaron Ivander lelaki yang di tolongnya adalah anak dari pemilik penerbitan tempat dia bekerja.

Cala bekerja sebagai Office Girl di penerbitan itu. Jam kerjanya hanya dari pukul 7 pagi hingga pukul 4 sore. Gaji yang  hanya cukup untuk biaya makan dan juga kontrakan membuatnya terjun ke dunia malam itu. Semua berawal ketika dia duduk di bangku SMA. Dunianya hancur ketika dia di perkosa oleh teman sekelasnya secara bersama.

Teman sekelas yang memiliki kekuasaan lebih. Dirinya yang bukan siapa-siapa hanya mampu diam. Karena kondisi Ibunya semakin hari semakin lemah akhirnya setelah lulus SMA, Cala bekerja di sebuah club malam dan Mami Feni menawarkan pekerjaan itu  padanya karena saat itu ada seorang tamu spesial yang minta di temani oleh gadis muda.

Semenjak saat itu pekerjaan Cala bukan hanya sekedar me make-up para wanita malam, dia pun menjadi wanita yang paling di cari oleh orang-orang yang membutuhkan kehangatan ranjang.

"Cala, bisa ambilkan air?" tanya Aaron yang saat ini sedang berada di pantri sambil menyelesaikan tugas kuliahnya.

"Mas Aaron, apa Mas tidak bisa mengerjakan di ruangan Ibu Mas saja?" tanya Cala sambil memberikan air minum pada Aaron.

"Hah! Di sana aku hanya sendiri, aku malas," jawabnya yang masih fokus dengan pekerjaannya.

Cala memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya erat. Sungguh, rasanya ingin sekali dia memarahi lelaki di hadapannya ini.

"Cala, tolong buatkan saya kopi ya," pinta seorang wanita salah satu editor penerbitan di perusahaan itu.

"Iya, Mbak."

Aaron memegang pergelangan tangan Cala membuat Cala menatap tangannya. "Kamu di sini aja, suruh orang lain yang membuat."

"Ini kerjaan gua, jadi udah seharusnya gua kerjain!" tegasnya dan melepaskan tangan Aaron secara kasar.

"Aku anak pemilik penerbitan ini, jadi kamu turuti apa mauku!" kesal Aaron.

"Apa Mas Aaron ingin membuat saya jadi bahan gosipan?" tanya Cala seraya tersenyum paksa.

"Siapa yang berani menggosipimu, maka berurusan denganku!" tegasnya yang kini sudah berdiri dari duduknya.

Cala memutar malas bola matanya dia pun memilih membuatkan minum. "Cala!" panggilnya dengan suara meninggi. Cala tidak menjawab dia tetap berjalan ke luar sambil membawa kopi pesanan salah seorang staff.

***

Waktu pulang tiba, hari ini Aaron ngotot untuk mengantarkan Cala pulang ke rumah. "Aku masih ada pekerjaan lain, jadi jangan ikut!" tegas Cala menahan emosi.

"Aku tetap mau ikut!" kekehnya.

"Jangan menyesal!" peringat Cala dan dia berjalan terlebih dahulu.

Mereka pergi menggunakan kendaraan umum. Alasannya karena Cala tidak mau ada orang lain yang ikut dengan mereka.  Jam pulang membuat suasanan di dalam bus menjadi padat. Cala dan Aaron harus rela berdiri.

Saat bus mengerem mendadak reflek Aaron menarik pinggang Cala dan Cala menarik tas Aaron. Beberapa detik mereka saling bertatapan hingga Cala mengalihkan pandangannya dan melepaskan pegangannya dari tali tas Aaron.

Touch My He❤rtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang