Up lagi, wah... daebak!! 🤣🤣
Happy Reading...
Cala masuk ke ruang perawatan Ibunya yang sedang tertidur. Sedangkan Radex sedang mengurus lelaki yang tertusuk juga lelaki yang tadi di keroyok.
Cala meletakkan tasnya di atas nakas kemudian dia pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya dan mengganti pakaiannya. Dia menatap wajahnya di depan cermin yang ada di depan toilet. Menghirup napasnya dalam-dalam sebelum dia melepas ikatan rambutnya dan kembali mengikat rambutnya asal.
Dia ke luar dengan wajah yang lebih segar dan mendapati pria yang tadi di keroyok sedang duduk di sofa bersama Radex. Cala berjalan menghampiri mereka dan kini dia sudah duduk di singgle sofa. "Kenapa di sini?"
"Dia ingin menemuimu," jawab Radex santai yang saat ini sedang fokus dengan handphonennya.
"Ada apa?" tanya Cala pada lelaki di hadapannya ini.
"Aku ingin mengucapkan terimakasih."
"Ya!" jawab Cala acuh. Dia meletakkan kacamata yang dia gunakan kemudian menyandarkan kepalanya di sofa. Memijit pelipisnya dan mendesah lelah.
Radex memasukkan handphonennya di saku celana kemudian berdiri. "Gua harus balik. Laki-laki yang tertusuk pun keluarganya sudah di hubungi!"
"Hum," jawab Cala hanya bergumam tanpa membuka matanya.
Radex melemparkan sebuah pil pada Cala membuat Cala langsung membuka matanya. "Sialan! Gua gak butuh pil ini!" kesalnya dan melemparkan pilnya ke arah Radex.
"Cobalah, pil itu bisa membuat kau lebih relax."
"Hanya sebentar dan setelah efek obatnya tidak ada kepala gua bakalan balik pusing. Gua harus bisa hidup lebih lama, jadi jangan rancuni gua sama obat begini!" kesalnya dan melemparkan obat itu kembali pada Radex.
"Ck! Apa bedanya dengan alkohol?"
"Sudah, lo lebih baik pulang. Bisa-bisa Ibuku tahu jika kau masih di sini!" usirnya menatap malas Radex.
Radex terkekeh sebelum dia mengambil obat yang berada di lantai dan pergi dari sana. Sadar jika seseorang menatapnya, Cala kini menatap orang yang berada di hadapannya.
"Kau tidak pulang?" tanya Cala menatap lelaki itu.
Lelaki itu mengulurkan tanganya, "Ck, lo gak ada ongkos mau pulang?" tanya Cala menatap malas lelaki itu.
"Aaron Ivander,"
Cala tersenyum mengejek kemudian menepis tangan Aaron. "Pertama dan terakhir, kita jangan bertemu lagi. Jika kau melihatku, anggaplah kita tidak pernah bertemu!" tegasnya.
"Kenapa?"
"Karena kau akan ketagihan!" jawab Cala seraya tersenyum. "Jadi, lebih baik lo pulang sekarang!" usirnya.
"Emm--" lelaki itu menarik-narik kaosnya sambil menunduk membuat Cala mengernyitkan dahinya karena aneh dengan sikap Aaron.
"Ada apa?"
"Emm, apa aku boleh di sini malam ini?" tanyanya membuat Cala menatap tidak percaya.
"Enggak! Lebih baik lo pulang!" tegasnya dan dia segera berdiri.
"Ini sudah malam dan wajahku yang seperti ini akan membuat Mamaku banyak bertanya."
"Memangnya kalau besok pulang, Mamamu tidak akan bertanya?"
"Tidak, karena besok Mama dan Papaku akan pergi ke luar kota selama sebulan."
"Oh," jawab Cala beroh ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My He❤rt
RomanceWARNING 21+ HARAP MENJAUH YG BELUM CUKUP UMUR, KALAU MASIH MAU BACA JANGAN DI RESAPI. "Sentuh tubuhku sepuasmu, tapi jangan harap kamu bisa memiliki hatiku. Karena hatiku adalah milikku!" Cala Afia. "Aku akan membuat hatimu untukku!" Aaron Ivander ...