Jika bukan kamu maka tidak untuk orang lain, selain kamu.
______
"WULAN SAVANNAH! ADEK DURHAKA GUE!" pekik Erlan di ruang keluarga saat mereka sedang menonton TV.
"Gue heran," ucap Wulan sambil menatap Erlan.
"Heran kenapa?"
"Bagaimana caranya? Lo yang Astagfirullah ini bisa punya pacar yang cantik-cantik? Lihat sifat lo," ucap Wulan terheran melihat Erlan.
"Karena gue punya pesona sendiri!" ucapnya sambil menekan kata Pesona membuat Wulan hendak memuntahkan isi perutnya.
"Pesona semacam apa?" tanya Wulan.
"Pesona yang mampu membuat cewek-cewek kelepek-kelepek sama gue!" ucap Erlan bangga.
Tiba-tiba suara bel rumah berbunyi yang menandakan ada orang yang berada di luar sana.
"Gue aja," larang Wulan saat Erlan hendak membuka pintu rumah.
Wulan melenggang meninggalkan Erlan yang duduk di Sofa ruang keluarga.
"Assalamualaikum honey," Ucap Stefani mama Erlan dan Wulan.
"Wa'alaikumsalam Ma, mana Papa?" tanya Wulan.
"Papa lagi parkir mobil," jawab Stefani.
"Masuk Ma," ajak Wulan dan Stefani masuk sambil memeluk pinggang Putrinya.
"Abang mana?" tanya Stefani.
"Itu," tunjuk Wulan pada Erlan yang sedang menikmati cemilan.
"Assalamualaikum Adek, Abang" ucap Johan papa Erlan dan Wulan.
"Wa'alaikumsalam Pa," kompak Wulan dan Erlan.
Erlan berlari kecil menuju Mama dan Papanya yang baru saja pulang bekerja.
"Kalian udah makan?" tanya Erlan pada Kedua orang tuanya.
"Udah tadi sekalian sama Client." jawab Johan.
"Aku ke kamar ya," pamit Wulan pada Mereka.
"Oke! Jangan lupa cuci tangan sama kakinya kalau mau tidur ," peringat Stefani pada Wulan.
"Siap," jawab Wulan setelah itu ia menaiki anak tangga satu persatu dengan santai dan harus di ingat Wulan bukan tipe cewek yang terburu-buru.
"Adek! Tunggu!" ucap Erlan.
"Apa?" Wulan berbalik dan melihat Erlan.
"Jangan lupa bawa jejaknya! Jejaknya ketinggalan!" ucap Erlan sambil menahan tawa.
"Boleh minta tolong?" ucap Wulan.
"Apa coba?"
"Tolong punguti jejaknya," ucap Wulan membuat Erlan merungut.
"Niat mau jahili adeknya tapi di jahili balik! Haha" Tawa Stefani yang menertawakan putra sulungnya.
"Yah Mama!" ucap Erlan manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
WULAN [COMPLETED]{REVISI}
Teen FictionRasa sakit itu nyata, bahkan saat di alam bawa sadar pun kamu bisa merasakan rasa sakit. Sama seperti luka, bahkan ketika kamu bermimpi kamu terluka, kamu sampai merasakan rasa pedihnya. Wulan Savannah, captain basketball putri di SMA TRIANGLE denga...