Wulan 14

244 40 5
                                    


Happy reading guys

Vote dan komen jangan lupa
Jangan jadi human yang pelit ya

Kita Absen dulu nih mana yang masih stay sama Wulan dan mana yang sudah melupakan, hiks.. Haha.  Yang masih stay, komen di paragraf ini ya shayy 🐣

©©

Hari semakin larut, Wulan telah sangat jauh dari rumahnya ia melirik skala yang berada di samping. Cowok itu sedang menatap langit tanpa bergeming.

Beberapa saat kemudia ia berkata. "Tadi gue di kejar sama orang suruhan mama buat bunuh gue" ia menghembuskan nafas kasar, Wulan meliriknya dan mempersilakan skala melanjutkan.

"Mama benci sama gue, dia dari lama usaha buat bunuh gue karena dia rasa gue anak sialan yang gak bisa apa-apa dan selalu nyusahin dia sama suaminya....."

"Gue merasa jadi cowok pecundang yang selalu berlindung di bawah ketiak kakek. Gue hidup bagai di sangkar emas dan gak punya teman sama sekali selain Donger, Anjing kesayangan gue, ini kali ke 17 anak buah mama buat bunuh gue di tempat yang berbeda-beda," Hembusan nafasnya dan cara bicaranya menarik simpati Wulan.

"Lo teman gue sekarang" ucap Wulan membuat Skala menatap nya dari samping. "Serius??" Skala antusias.

"Ya,"  Wulan tersenyum singkat.

Skala memeluk Wulan dengan Erat membuat ia tertegun di tempat.
"Terimakasih," ucapnya.

"Hm,"

Skala melepas pelukan nya.

"Mama lo dimana? Papa lo?" Tanya Wulan.

"Mama di New York dan papa... "

Wulan mengangkat Alisnya bersamaan menunggu kelanjutan ucapan Skala.

"Papa meninggal karena kecelakaan,"

Deg

Matanya membulat,  jantungnya berdegup tak teratur dengan nafas memburu.
Hari ini ia juga kehilangan papa yang ia cintai dan mamanya terbaring koma di rumah sakit.

"Hanya papa yang sayang sama Gue," lanjut Skala.

Wulan merasakan dadanya bergemuruh dan sesak, papanya juga sangat menyayangi Wulan.

"S..udah berapa lama?" tanya Wulan.

"5 Tahun lalu," Skala tertunduk dengan wajah yang sendu.

Plak

Wulan menepuk pundak Skala, membuat Skala melihatnya dengan mata berkaca-kaca. "Kehilanga bukan akhir dari kehidupan. Yang hilang akan terganti,  dan yang menyakitkan adalah kebohongan. Ditinggalkan memang menyakitkan , Apa lagi di tinggalkan oleh orang yang tak akan pernah kembali.  Cara terbaik untuk melepas rasa kehilangan adalah Ikhlas. Itu cara satu-satunya"

Matanya berkaca-kaca. "Hari ini gue juga kehilangan bokap gue" ujar Wulan membuat hati Skala bagai kembali di sayat.

Satu-satu teman nya juga kehilangan sosok yang sama. "Saling menguatkan, Skal" ucap Wulan.

WULAN  [COMPLETED]{REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang