WULAN 29

162 29 1
                                    


Vote and comment

Hari-hari sekarang berjalan dengan Normal. Wulan menyelesaikan sekolahnya dengan Homeschooling
Selama kurang lebih satu setengah tahun ini. Dan akan melanjutkan kuliah nya di London. Erlan memilih untuk berkuliah di UGM saja karena ia ingin menjaga Mamanya. Ia tidak tega untuk meninggalkan mama nya sendirian. Dan keinginan agar Wulan berkuliah di London juga karena Erlan.
Hal ini berhubungan dengan kejadian hampir 2 tahun lalu.

Wulan dan Elang sudah janjian untuk bertemu di cafe dekat pantai. Bersama Hilda dan Teguh. Hilda dan Teguh berpacaran sudah jalan 6 bulan lamanya. Sementara Elang dan Wulan masih dengan kondisi yang sama mereka hanyalah Teman tidak lebih dari itu. Walau pun memiliki perasaan yang sama.

"Lama nya menunggu," ucap Hilda saat Wulan baru saja datang di susul oleh Elang di belakangnya.

"Memberikan waktu untuk sejoli agar menikmati waktu berdua bersama, sebelum di ganggu oleh jomblo karatan ini." Wulan sudah sedikit mencair. Ingat hanya sedikit.

"Bisa aja lo, ayo duduk." suruh Hilda.

"Sehat bro?" tanya Teguh.

"Alhamdulillah," ucap Elang.

"Pesan apa kalian?" tanya Hilda.

"Samain aja." kompak mereka.

"Cie..."

"Cappuccino aja." Kompak mereka lagi.

"Fix ini!"

Hilda memesankan pesanan mereka. Sementara itu Teguh masih bercerita bersama Elang. Dan Wulan menyimak seraya memainkan handphone nya.

"Jadi kapan lo berangkat lan?" tanya Hilda.

"Besok," ucap Wulan sembari meletakan Handphone nya di atas meja.

"Cepat juga ya, jadi hari ini tu hari dimana kita kudu happy bareng-bareng!" Hilda sangat antusias.

"Elang kapan ke Singapura?" tanya Hilda juga.

"Besok juga," ucap Elang.

"Wahh, bisa gitu ya."

"Siap siap jaga hati ni kalian, jangan sampai tertukar dengan bule di sana." Canda Teguh.

"Iya ni, kan gue ngeship kalian. Masa iya bakal ketukar gitu sama bule," ucap Hilda.

"Bisa aja kalian." Elang terlihat bersemu begitu juga Wulan.

***

T

hania juga berada di pantai sekarang bersama dengan Steven. Tak sengaja ia melihat Wulan bersama Hilda juga Elang dan Teguh. Di hatinya ingin sekali bergabung. Namun, tidak memiliki nyali. Sebab, ia merasa sangat berdosa dan bersalah terhadap mereka tentunya Wulan.

"Kenapa harus pantai?" tanya Hilda.

"Karena, di sini tempat favorite papa." jawab Wulan.

"Kenapa harus senja?"

"Karena jika Wulan milik Elang tandanya." sahut Elang.

"Wah... Keren keren."

"Lan, kita berdua kesana dulu ya." pamit Hilda saat melihat Thania.

"Oke, jangan lama."

Dan di kesempatan ini Elang ingin menyatakan perasaan nya terhadap Wulan. Ia mengumpulkan keberanian untuk bersiap-siap dan juga mengumpulkan mental yang kuat jikalau nanti ia di tolak.

"Sava.."

"Hm?"

"Sebenarnya kita ini apa?"

"Manusia."

Elang hampir lupa, jika mereka adalah manusia.

"Bisa gak kita kayak Hilda dan Teguh."

Wulan berbalik menghadap Elang. Ia menatap manik mata cowok itu lekat. "Bukan gak bisa tapi belum tepat." jawabnya.

Elang mengangguk paham.

"Ada saat dimana nanti kita sudah benar-benar saling siap, mungkin di kesempatan itu kita bisa menjadi satu bukan lagi sebagai sepasang kekasih.

Elang, jadilah versi terbaik mu dulu. Pantaskan lah dulu diri kamu. Sebelum memantaskan bersama ku. Ini bukan sebuah penolakan tapi jalan menuju menjadi lebih baik lagi.

Aku mencintaimu,"

Untuk pertama kalinya Wulan mengunakan kata aku dan kamu ketika berbicara.

"Dan mungkin di kemudian hari di saat kita bertemu setelah perpisahan ini. Aku sudah sangat siap, begitu juga kamu. Bersatu itu bisa tapi harus memiliki komitmen."

"Aku sama seperti bunga liar di tepi jalan. Tidak pernah cukup cantik untuk menarik perhatian dan di petik oleh pejalan kaki. Tapi, satu hal yang pasti dan tanpa di minta. Aku akan selalu kuat dan berdiri sendiri, dan kamu. Layak nya seorang pejalan kaki, kamu tidak memetik, tapi hanya memperhatikan. Kamu seperti menjaga ku, karena yang terbaik akan selalu menjaga sampai bunga itu bermekaran indah."

Elang sangat paham, ia bangga terhadap Wulan. Dan semakin yakin untuk mengejar impiannya, dan semakin  di kemudian hari ia bisa bersatu dengan Wulan. Dalam versi dan kondisi yang lebih baik.

***

Pertemuan adalah awal dari sebuah perpisahan. Dan perpisahan adalah awal dari sebuah lembaran baru.

Wulan adalah cerita untuk Elang. Dan Elang adalah kisah untuk Wulan. Stefani dan Johan adalah Rumah bagi Erlan dan Wulan. Dan Erlan adalah sandaran bagi Wulan.

Thania adalah kerikil di sepatu. Rianty adalah sejarah baru. Keyla adalah contoh pemandu, dan Daffa itu tipikal teman berlabuh. Skala adalah aku ketika tanpa mu. Hilda dan Teguh adalah gambaran ku ketika mungkin suatu saat bisa bersama mu.

Kamu bisa saja pergi sejauh bulan, tapi kamu lupa jika Bulan selalu memancarkan cahayanya ke bumi. Dan kamu lupa jika aku adalah bumi mu.

Kalimat : Semoga bertemu di versi terbaik adalah motivasi untuk mu. Bahwa suatu saat kamu bisa mekar dan bercahaya.

WULAN

🥀
TAMAT
🥀

Salam Caaby

WULAN  [COMPLETED]{REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang