WULAN 19

197 33 28
                                    

Heyoo maaf telat tadi ada masalah dikit sama tugas:( sedih banget berjuang buat tugas tapi tugasnya ga mau di perjuangin!

Oke cekidottt

Senjata bukan lah alat terbaik dalam berperang, tetapi kelincahan otak yang berfikir.
_Wulan savannah_

Susana menjadi tegang, Aura di Aula mencengkam.
Rianty hendak menarik pedal pistolnya dan--

Dengan cekatan, wulan memelintir tangan Rianty bersama dengan jari telunjuk rianty menekan pelatuk pistol miliknya.

.
.
.
.
.

Dorrr

.
.
.
.

"Apakah ini yang di namakan senjata makan tuan?" gumam guru sejarah yaitu ibu Yosida.

"RIANTYYYYY!!!" raung Elang bersama dengan pemilik sekolah yang berlari cepat untuk merangkul tubuh rianty yang bersimbah darah. Wulan melepaskan tubuh rianty dari cengkeraman nya dan menjatuhkan rianty kelantai yang berceceran darah.

"Itu.... W--wulan?" Hilda gelagapan sembari melotot.

Skala mematung di tempatnya.
Peluru itu tepat berada di dada rianty, wulan tidak menembaknya ia hanya memutar arah pistol itu agar tak mengenainya dan berbalik mengenai rianty sendiri.

Senyum devil tercetak jelas si bibir wulan bersama gigi taringnya yang indah dan tajam.

"Rin.. Bangun rin!" ucap Elang panik.

"Telpon ambulance cepat!" titah Pemilik sekolah yaitu bapak santoso.

"Dasar kamu pembunuh sialan! Saya akan membuatmu sama seperti keponakan saya! Dan kamu keluar dari sekolah ini!" ucap bapak santoso.

"Saya pembunuh? Anda buta? Bukan saya yang membunuh melainkan keponakan anda sendiri yang menekan pelatuk pada pistol miliknya, jadi hukum apapun yang akan di jatuhkan kepada saya tidak akan bisa menyelahkan saya, karena di sini saya adalah korban... " jawab wulan dengan tenang.

"PEMBUNUH MANA ADA YANG NGAKU PEMBUNUH!" marah pak santoso.

"Benar... Pembunuh mana ada yang ngaku pembunuh sama seperti keponakan anda, tidak akan mengaku jika ia yang membunuh papa saya dan mencelakai mama saya.. Balasan terbaik adalah membuatnya sama seperti yang di alami papa saya.. Terkubur di dalam tanah tanpa nyawa " ungkap wulan dengan argumen yang tepat.

Pemilik sekolah gelagapan, Elang tak mampu angkat bicara. Rianty dalam kondisi sekarat dan ambulans belum datang.

"Kalian semua bodoh... Hahah" Wulan mengeluarkan tawa mengerikan.

"Fix dia bukan Wulan! Wulan gak gitu anjing! Dia gak gitu" ucap hilda.

Wulan berjongkok dan mengambil pistol yang masih melekat di tangan Rianty.
Menyentuh dagu rianty dengan ujung pistolnya lalu berkata. "Lo masih hidup ternyata.. Tapi tujuan gue buat lo kehilangan nyawa." kali ini wulan seperti kerasukan setan yang haus akan darah dan haus untuk membunuh.

"Menjauh atau kalian berdua bernasib sama seperti dia!" usir wulan pada Elang dan Pak Santoso.
Guru lain tak berani mendekat bahkan pak wijaya yang telah melapor polisi dengan diamnya polisi melihat di depan pintu Aula.

WULAN  [COMPLETED]{REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang