Kita bisa saja terlihat baik di depan orang yang kita sayang, dan ternyata sangat jahat di balik itu semua.Happy reading
"Sayang... Adik kamu jahat banget loh sama aku," adu Rianty pada Erlan. Saat ini mereka sedang berada di cafe yang tadi Erlan sebutkan pada Wulan.
Sementara di meja yang tidak berjauhan dengan mereka, Wulan duduk dengan nenyilangkan kakinya di sana dengan menikmati secangkir es coffee.
"Drama yang menarik," gumam Wulan sembari tersenyum singkat.
"Kenapa dia? Kok bisa dia jahat sama kamu?" tanya Erlan dengan prihatin pada Rianty.
"Dia nyuruh aku bersihkan loker dia dan tadi di sekolah dia nampar pipi aku, nih merah kan," ujar Rianty sambil menahan tangis.
Erlan mengelus wajah Rianty yang memang benar-benar merah.
"Nanti aku kasih pelajaran sama dia kamu tenang aja," ujar Erlan menggebu - gebu.
"Yakin lo? " gumam Wulan yang mendengar itu semua.
"Makasih ya sayang, makin sayang deh sama kamu," ucap Rianty pada Erlan sembari menggenggam tangannya.
Drttt drtttt
Tiba-tiba Handphone Erlan berdering pertanda ada yang menelfonnya. Dan kebetulan sekali Wulan menghubungi Erlan.
><
Adek ajaib.
Halo
Nah kebetulan banget lo telepon gue , lo kenapa tampar pacar gue, hm?
Gak
Gak gimana? Buktinya wajah pacar gue merah!
Lo gak suka?
Ya gak suka lah! Dia pacar gue. Gue sayang sama dia kok Lo gitu ke dia.
Ck! Lebay Lo
Jangan kurang ajar lo, lan ! Gue bakal kasih lo pelajaran nanti di rumah.
Gak perlu di rumah, gue di cafe tempat Kalian
><
Panggilan di matikan sebelah pihak oleh Wulan ia membuka topi yang ia pakai dan menampakan senyuman tipis di bibirnya yang membuat Erlan kalap.
Ia beranjak menuju meja Erlan dan Rianty dan tak segan memberikan tamparan yang sesungguhnya pada Rianty.
PLAKKK
seketika mereka menjadi sorotan. "WULAN!" bentak Erlan.
"Gue udah dengar semua! Lo bilang ke abang gue, kalau gue yang nampar muka lo! Tapi kenyataannya nggak makanya gue kasih tamparan yang sebenarnya dari tangan gue sendiri, gimana? Sakit?" ucap Wulan sambil menekan setiap kalimatnya.
Dan akhirnya sebuah mukjizat karena Erlan mendengar Adiknya mengucapkan sebuah kalimat yang panjang.
"Tuh kann!! Dia nampar aku lagi!" adu Rianty sambil merengek pada Erlan tetapi Erlan tidak menggubris.
Plakk
Tanpa aba-aba Rianty menampar wajah Wulan sehingga Wulan sedikit terpundur kebelakangan.
Wulan memainkan lidahnya di dalam sana karena rasa itu cukup pedih.
Lalu ia memberikan Video yang tadi di berikan oleh Englen kepada Erlan.
"Lihat," ucap Wulan.
"Buat lo semua! Gak usah ambil Video kita di sini!" bentak Erlan pada pengunjung yang lain.
Erlan melihat Video itu secara detail Matanya membulat melihat kejadian yang sebenarnya di sana.
Erlan menatap Rianty geram membuat kaki Rianty melemas.
"Jadi gimana?" tanya Wulan.
Erlan hendak mengeluarkan suaranya tapi di tahan oleh Wulan, "Biar gue aja," jawab Wulan.
"Rianty...Rianty mau main-main sama gue? Ya gue memang pendiam, irit bicara tapi untuk ini gue gak akan tinggal diam! Lo fitnah gue di depan kakak gue sendiri, logikanya aja deh, Erlan abang gue dia yang satu rumah dan kenal betul sifat gue, dia gak bakal percaya ucapan busuk lo! Paham?!" jelas Wulan singkat.
"G--gue minta maaf Lan.. Pliss maafin gue." Rianty memohon pada Wulan.
"Ri... Maaf gue gak bisa lagi sama-sama dengan orang munafik seperti lo, gue minta hubungan kita selesai!" ujar Erlan walaupun berat. Sejujurnya ia masih sangat mencintai Rianty tapi melihat kebenaran ini ia menjadi jijik kepada Rianty.
"Savage!" ucap Wulan sambil terseyum dan ia berlalu meninggalkan Erlan juga Rianty.
Jangan lupa kerumunan itu masih melihat mereka."Gila adeknya bar-bar!" ucap salah satu mereka.
"Cewek abangnya langsung kena mental cuy!!" ujar yang lain lagi.
"Langsung kalah telak!"
Rianty tidak bisa diam begitu saja. "Kalau kamu putusin aku, aku bakal bunuh diri sekarang." ancam Rianty.
"Ancamannya terlalu klasik !" sahut Wulan yang berada tak terlalu jauh dari mereka.
"Lakuin aja, lagian kita nggak ada lagi hubungan.." jawab Erlan membuat Rianty malu setengah mati.
"Mulut lo busuk Ri," ucap Erlan lagi membuat Rianty melemas.
"Gue gak percaya Rianty yang gue kenal semurahan ini!" ujar Erlan.
Erlan meninggalkan Rianty bersama malu yang membara di dirinya dan juga Rianty bertekat untuk menghancurkan apapun yang bisa membuat Wulan senang karena Wulan sudah membuat hubungannya dengan Erlan pupus begitu saja.
Sementara di persimpangan jalan Wulan hampir saja bertabrakan dengan seorang cowok yang menggunakan Helm full face dan motor Spot hitam.
Mereka masih sama-sama bertengker di atas motor masing-masing. "Turun Woy!" bentak orang itu pada Wulan, tetapi Wulan masih enggan untuk turun dari motor beatnya.
Cowok itu memutuskan untuk turun terlebih dahulu dan berjalan menuju motor Wulan. Wulan dengan santai membuka Helm yang ia kenakan membuat cowok itu kaget seketika.
"Savaa??" gumam cowok itu.
🕊
To be continued
Telah di Revisi
KAMU SEDANG MEMBACA
WULAN [COMPLETED]{REVISI}
Teen FictionRasa sakit itu nyata, bahkan saat di alam bawa sadar pun kamu bisa merasakan rasa sakit. Sama seperti luka, bahkan ketika kamu bermimpi kamu terluka, kamu sampai merasakan rasa pedihnya. Wulan Savannah, captain basketball putri di SMA TRIANGLE denga...