Wulan 12

265 40 7
                                    

"Dek kenapa?" tanya Erlan sedikit khawatir.

"Gpp," jawab Wulan. Ia menatap pecahan gelas itu dan merniat memungutinya.

"Hati-hati," ucap Erlan, ia juga mencoba membantu Wulan.

"Papa sama Mama kenapa lama  ya?" gumam Erlan.

Drtttt drttt

"Halo"

"Benar ini dengan keluarga bapak Johan dan ibu Stefani?"

"Benar, saya anak nya"

"Kami dari pihak rumah sakit, ingin memberitahu bahwa bapak dan ibu anda sedang berada di rumah sakit Cemara. Karena kecelakan"

"Saya kesana sekarang"

Tutttt... 

Sambungan di matikan satu pihak oleh Wulan, ia bergegas mengambil kunci mobil dan keluar rumah. "Adek lo mau kemana?!" tanya Erlan.

"RS!" bentak Wulan.

"Kenapa mau ngapain?!"

"Papa sama mama kecelakaan bang! "

Erlan syok ia pun menyusul Wulan dan masuk ke mobil.

Wulan melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. "Pelan-pelan!" ujar Erlan.

"Ga!"

***

Mereka tiba di rumah sakit cemara.
Wulan dan Erlan menuju resepsionis untuk menanyakan ruangan kedua orang tuanya.
"Pasien atas nama Johan dan Stefani?!" ucap Wulan.

"Keduanya berada di ruangan UGD"

Kedua remaja itu berlari kecil dan akhirnya menemukan UGD.

"Bang..  " panggil Wulan.

Erlan tahu, jika wulan phobia akan Darah.

"Tenang, papa sama mama baik-baik aja kok." ucap Erlan menenangkan adiknya sambil memeluk Wulan.

Tak berselang lama dokter keluar dari ruangan itu dengan wajah yang sulit di duga.

"Dok! Gimana orangtua saya?!" Tanya Erlan.

Dokter masih tampak diam.
Ia belum mengatakan apa-apa.

"JAWAB DOKTER!" bentak Wulan.

"Maaf sebelumnya, kami sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi Tuhan berkehendak lain, Pak Johan tidak bisa di selamatkan dan bu Stefani mengalami koma." ucap dokter.

"A.....apa? Pa.. Papa?!" Suara Wulan bergetar.
Erlan mematung.

"DOKTER BOHONG! PAPA MASIH HIDUP!" Raungan Wulan.

"ABANG! MAMA GAK KOMA KAN, PAPA GAK MENINGGAL KAN?! BILANG SAMA WULAN! AJING!"

Ia menerobos masuk ke UGD dan melihat Mama nya yang akan di bawa ke ruang Rawat.
Ia memeluk Mamanya yang banyak di baluti perban di kepala  lalu mencium wajahnya dengan penuh sayang. "Mama..." lirih Wulan.

WULAN  [COMPLETED]{REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang