Wulan 6

394 56 7
                                    


Masih pada baca gak?
Pastinya masih ya:)







Drown in darkness, cofine in pain

Happy reading
.
...
....
......
.........

Untuk pertama kalinya ia di beri oleh Englen sebuah coklat dari Italia. Ia melihat-lihat kotak coklat itu.

'Apa ini? Ada balutan emasnya?' batin Wulan terperanjat.

"Lan!" Hilda mengagetkan Wulan yang masih terpaku pada kotak coklat di tangannya.

"Hm, apa?" tanya Wulan pada Hilda.

"Tumben bawa cokelat?"

"Dikasih," jawab Wulan singkat.

"Sama siapa? Tumben lagi!" kepo Hilda.

"Englen," Wulan menyebutkan nama orang yang memberinya membuat Hilda menganggukkan kepalanya.

"Apa?! Englen!! Cogan no 1 di sekolah, huahhh beruntung banget lo!" pekik Hilda histeris.

Wulan terheran melihat tingkah Hilda yang sontak berteriak Histeris mengenai Englen, yang Wulan tau adalah Englen cowok biasa yang ia kenal.

"Segitunya?" tanya Wulan pada Hilda.

"Lo gak tau?! Kalau Englen itu banyak fansnya! Dia bahkan setiap hari dapat surat cinta dari siswi-siswi sekolah kita dan siswi sekolah lain! Lo gak liat lacinya? Penuh surat cinta, penuh bunga, penuh cokelat dan penuh rasa cinta fansnya, haha" jelas Hilda pada Wulan.

"Nggak ngurus," jawaban Wulan simpel seakan tidak menghargai usaha Hilda yang menceritakan detail tentang Englen di sekolah padanya.

Seharusnya Hilda mengerti bahwa sahabatnya ini memang tidak pernah ada rasa ingin tau terhadap seseorang dan ia sangat kental dengan rasa tidak peduli pada orang yang sama sekali tidak menarik olehnya.

Thania yang sudah sedari tadi berada di kelas tidak di hiraukan keberadaannya oleh Wulan dan Hilda membuat Thania merasa bahwa ia sama-sekali tidak di hargai disana.

"Thania mana? Gak ada suaranya?" tanya Hilda sambil menyapukan pandangan dan matanya menagkap sosok Thania yang sedang melamun di bangkunya.
"THANIA!" panggil Hilda membuat Thania kaget seketika..

"Kenapa?" jawab Thania dingin pada Hilda.

"Kok lo tumben diam? Tumben jawab panggilan gue gitu?" tanya Hilda.

'Ck!seharusnya kalian mikir, gue aja gak di hargai di antara kalian!' batin Thania.

"Gak kok, gue lagi gak enak badan aja" Alibi Thanua membuat Hilda menganggukan kepalanya.

'Enak banget jadi Sava, gak usaha apa-apa buat dapatkan Englen, dia malah di kasih cokelat sama Englen! Pakai pelet apa sih?' Thania bergumam dalam hatinya.

"Lan nanti contekin gue yah," pinta Hilda.

"Sava! Gue juga dong," sahut Thania.

"Gak," jawab Wulan ketus.

"Kenapa? Kok lo gitu sih," tanya Thania dan Hilda.

WULAN  [COMPLETED]{REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang