EPILOGI

275 26 8
                                    


4 Tahun kemudian....

Suasana kota jakarta begitu panas.  Gadis itu dengan kaca mata hitam bertengker manis di atas hidung nya sedang menunggu jemputan di bandara soekarno - hatta.

Ia baru saja lepas landas dari London setelah selesai menempuh pendidikannya di sana. Ber-Kuliah dengan jurusan psikologi adalah keinginan nya dan sekarang ia bisa menjadi seorang Dokter psikologi.

Seorang pria jangkung dengan baju kaos hitam distro memutar kunci mobil dengan jari tangannya.
"Hi baby,"

"13:05 Wib, lewat 5 menit dari perjanjian."

"5 menit doang dek,"

"Kabar mama gimana?" tanya Wulan seraya memeluk Erlan melepas rindu.

"Dia gak tau kan kalau Wulan pulang?"

"Iya mama gak tau, ayo pulang. Nanti malam pesta nya." ajak Erlan dengan menarik koper dan juga pergelangan tangan Adiknya.

"Santai aja kali bang," Wulan memasang wajah sebal.

***

Setelah beberapa tahun tidak kembali, Akhirnya Wulan kembali menghirup udara jakarta. Sepertinya banyak sekali perubahan di sini. "Lo udah ada calon belum? Masa udah 4 tahun lo nya belum nemu cewek yang pas." gurau Wulan.

"Ada ya! Ntar malam gue bawa, awas lo insecure."

"Sombong,"

"Wajib itu, sombong itu sangat wajib apa lagi di depan adik durhaka."

"Iya in kasihan."

"By the way, lo nemu gak cowok bule disana haha?"

"Banyak,"

"Kenapa gak di bawa kesini satu?"

"Udah punya."

"Emm siapa tu?"

"Manusia lah," ucap Wulan. "Manusia jenis apa?" tanya Erlan ngawur.

"Gak tau juga."

Setelah setengah jam berada di perjalanan akhirnya Wulan tiba di Rumah nya yang sangat ia rindukan. Apa lagi sang Ratu yang ada di sana.

"Mama dimana?" tanya Wulan.

"Di dalam," ucap Erlan.

Dengan sangat hati-hati Wulan membuka pintu. Ia menyapu pandangan ke seisi rumah tapi belum menemukan Stefani. Dengan yakin Wulan memasuki kamar sang mama yang tidak terkunci.

Benar adanya, ia melihat sosok cantik yang di rindukan. Namun, terdengar di telinga Wulan sebuah isak tangis kecil dari sang Mama.
Ia mendekat tanpa suara. Terlihat sang mama sedang memandangi bingkai Foto dari Almarhum papa nya.

"Pa, Anak-anak sudah dewasa sekarang. Mereka sudah besar. Dan kelak mereka akan memiliki keluarga masing-masing, berbahagia bersama keluarga kecil mereka. Dan saat hari itu tiba, mama akan merasa bahagia dan sekaligus sedih.

Bahagia karena mereka telah menemukan belahan dari jiwa mereka. Bahagia karena mereka telah memiliki suami dan istri kelak.

Mama sedih, sebab mereka akan pergi dari mama. Dan mama akan berada di rumah ini sendirian. Tanpa mereka dan papa. "

Terdengar sangat pilu, bahkan juga membuat Wulan sempat meringis pedih.
"Ma.." panggilnya.

WULAN  [COMPLETED]{REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang