Terimakasih karena sudah membaca WULAN sampai akhir, semoga kalian tetap suka dengan karya-karya Caaaby.Ekstra part emang gak banyak yang minta tapi saya akan tetap buat untuk pembaca setia
WULAN.Saya harap kalian semua bisa vote dan komentar ya.
EKSTRA PART
____
Wulan sempat melupakan surat yang di berikan oleh Stefani satu minggu lalu saat acara ulang tahun sang mama yang telah genap berusia 40 Tahun. Ia akhir-akhir ini sangat sibuk, untuk mengurus acara pernikahannya bersama Elang Baradinata.
Setelah keluar dari ruangan pasiennya. Wulan menuju keruangan nya untuk bersiap pulang. Ia sudah tidak sabar untuk membaca surat yang ada di amplop kuning itu.
Dengan semangat 45 ia sedikit berlari kecil untuk ke Besment agar segera tiba di mobil. Di koridor rumah sakit, Wulan banyak di sapa oleh beberapa suster bahkan dokter.
"Sore dok,"
"Iya sore,"
"Buru-buru sekali dok, ada apa?"
"Ah gak, ada urusan di rumah."
"Oh begitu dok, hati-hati dok."
Wulan walaupun dengan ekspresi datar nya ia tetap di segani dan sangat ramah jika di sapa oleh orang-orang. Untuk perubahan ekspresi wajah itu memang sudah menjadi ciri khas seorang Wulan.
Ia menempuh perjalanan 30 menit dari rumah sakit ke rumah nya. Wulan juga tidak lupa membelikan makanan untuk sang mama dan sang kakak.
🥀
"Assalamualaikum mama.."
"Wa'alaikumsalam, tumben pulang nya sore sayang?"
"Iya ma soalnya pasien udah lebih baik dari sebelumnya, em ini wulan bawain cake buat kalian."
Stefani menyambut kue nya lalu mengajak Wulan untuk masuk dan beristirahat karena ia tau jika anak nya ini sangat kelelahan.
"Dek, tadi Elang call abang. Katanya dia mau ke Bandung selama dua hari, tadi dia udah telepon lo tapi Handphone Lo gak aktif kata dia, jadi dia minta sama abang buat sampaikan ke Lo."
Ck! Wulan lupa jika Handphone nya mati karena kehabisan batre dan ia juga lupa untuk membawa charger. Wulan dengan cepat berlari ke kamarnya dan mengisi daya Handphone. Benar saja ada 50 panggilan tak terjawab dari Elang. Dan 20 pesan yang terkirim.
Setelah membalas pesan dari Elang ia meletakkan tasnya di atas meja dan segera membuka laci tempat ia menyimpan amplop itu. Wulan duduk di sisi kasur dan membuka amplop itu dengan hati-hati takut jika benda di dalam sana terkoyak.
Kebetulan sekali Erlan masuk ke kamarnya sembari membawa kue yang tadi di belikan oleh Wulan. "Enak, rasa kue," ucap Erlan membuat Wulan menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Padahal itu kue kadarluasa," gumam Wulan dengan sengaja namun masih terdengar oleh Erlan sehingga kue yang berada di mulutnya muncrat ke luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
WULAN [COMPLETED]{REVISI}
Ficção AdolescenteRasa sakit itu nyata, bahkan saat di alam bawa sadar pun kamu bisa merasakan rasa sakit. Sama seperti luka, bahkan ketika kamu bermimpi kamu terluka, kamu sampai merasakan rasa pedihnya. Wulan Savannah, captain basketball putri di SMA TRIANGLE denga...