[7] Need Rest

476 227 144
                                    

Hai apa kabar kalian?

Masih semangat 'kan nungguin YUVENILE new chapter?

Yuk langsung scroll ke bawah!

Eits, jangan lupa klik vote dan tulis komen sebanyak-banyaknya yaa ^^

________________________________________

"Aku ingin menjadi Wittelsbach-Graff Diamond yang hanya tersimpan di National Museum of Natural History, Amerika Serikat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin menjadi Wittelsbach-Graff Diamond yang hanya tersimpan di National Museum of Natural History, Amerika Serikat. Memikat hati Raja Philip IV di Spanyol. Menjadi yang sempurna dari berlian-berlian lain di muka bumi ini."

.

.

.

Bergelut dengan tumpukan buku. Memandangi jajaran rumus sambil sesekali membenarkan posisi duduknya. Sebenarnya kelopak matanya sudah perlahan ingin menutup. Tapi tekadnya malam ini ia harus mengerti materi dihadapannya.

Hilary masuk ke kamar putrinya sambil membawa segelas susu hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hilary masuk ke kamar putrinya sambil membawa segelas susu hangat.

"Masih dengan materi kimia, ya?"

Alula menoleh dan meraih segelas susu dari tangan bundanya. Ia hanya mengangguk lalu meneguk susu hingga habis tidak tersisa. Hilary duduk di ranjang Alula dan mengelus lembut punggung putrinya.

"Istirahat, gih!" lanjut Hilary langsung menyuruh putrinya segera istirahat.

"Buuuuuuuun, Lula harus paham materi ini malam ini juga!" rengek Alula yang sudah menghadap di mana Hilary duduk.

Hilary paham kenapa putrinya itu bersikap begitu. Karena memang sejak dahulu, Akhmar mengajarkan Alula untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Makanya Alula tidak pernah dan tidak akan mau menjadi nomor dua apalagi nomor selanjutnya.

"Bukankah kita bisa lebih fokus mengerjakan sesuatu kalau sudah istirahat?" Hilary bangkit dan mendekat pada Alula. Dipeluknya erat dan dielus pucuk rambut putrinya. Ia sungguh berusaha menciptakan ketenangan pada hati Alula.

YUVENILE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang