[30] Kelas Melukis

133 46 41
                                    

Welcome back YUVENILES! 🐥

Bagaimana kabar kalian? Ada yang baru libur sekolah/malah udah masuk sekolah?

Seperti biasa sending love dulu yuk!
💜💙🖤🤍🤎❤🧡

Sebelum baca pencet bintang dulu ya, habis tuh kalian baca sekalian kasih komen yap!

Selamat membaca ...
_________________________________________

"Ada hal yang di dunia ini kita tidak ketahui, seperti 80% lautan belum diketahui oleh jangkauan manusia mungkin jika lebih meningkatkan teknologi berangsur-angsur lautan akan dikenal seutuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada hal yang di dunia ini kita tidak ketahui, seperti 80% lautan belum diketahui oleh jangkauan manusia mungkin jika lebih meningkatkan teknologi berangsur-angsur lautan akan dikenal seutuhnya. Selayaknya ingin mengenal orang lain lebih jauh maka harus lebih lama bersamanya."

.

.

.

Ruangan kosong yang berisi puluhan lukisan dan karya seni lainnya hampir memenuhi tempat di sana. Semua jendela dibuka lebar-lebar agar udara segar dan cahaya mentari bisa masuk. Terdapat dua insan yang sedari tadi sudah mempersiapkan alat melukis masing-masing. Kali ini Alula yang akan menjadi guru bagi Orion setelah perjanjian keduanya kemarin sepakati.

"Sebelum kita mulai melukis gue mau ngasih saran dulu," ucap Alula membuka diskusi keduanya setelah semua alat lukis sudah mereka siapkan.

"Oke, silakan." Orion lantas membersihkan luasnya tuntas agar tidak ada kotoran sama sekali.

"Kita nih kalau mau melukis harus jujur dengan perasaan kita. Kalau sedang ceria ya udah lukis aja sesuai apa yang lo rasain. Dan kalau sedang sedih lukis aja sesuai keinginan lo, jangan dipaksain karena nanti hasilnya bakal enggak tulus. Kelihatan banget tubrukan antara gambaran rasa di lukisan lo sama perasaan lo sesungguhnya."

Gadis berponi yang duduk di samping Orion kini mulai mencoretkan tinta di kanvasnya. Orion mengangguk. Pria itu segera menyusul menumpahkan coretan pada kanvas bersihnya.

"Lo kayaknya nilai lukis selalu bagus bukan karena lo suka melukis." Tiba-tiba Orion mengatakan itu disaat keduanya mulai larut dalam lukisan masing-masing.

Alula menoleh, "Maksud lo?"

"Menurut gue, lo bisa hasilin lukisan yang indah karena lo jujur dengan apa yang lo rasain. Kalo suka bilang suka, kalo enggak suka bilang enggak suka."

"Sok tahu!" tukas Alula merasa aneh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YUVENILE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang