[15] Mungkin Suka

339 153 82
                                    

Hai, apa kabar? 🦋

Sudah siap dengan Alula dan Orion kali ini? 😉

Oke, sebelum mulai membaca adakah yang ingin disampaikan kepada Alula? 💜💜

Ada yang ingin disampaikan ke Orion? 💛💛💛

Kalau sudah, yuk mulai!

Selamat membaca! Jangan lupa pencet vote dan terus komen yaaaa

_________________________________________

"Jangan sampai membuka wadah yang berisi unsur kimia plutonium

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan sampai membuka wadah yang berisi unsur kimia plutonium. Unsur yang begitu mematikan karena dinobatkan sebagai jantung senjata paling mematikan di dunia. Sama seperti seseorang yang sudah dinobatkan berbahaya, jadi jangan asal mendekatinya."

.

.

.

"Sejak pertama kalinya kamu menginjakkan kaki di kelas ini, entah kenapa degupan jantung ini seolah tak mau diajak untuk berdenyut dengan normal. Ketika keberadaanmu cukup dekat denganku, benar-benar rasanya napas pun sulit aku kendalikan. Adakah sihir yang kau tabur di sini? Ataukah benar aku yang menyukaimu?" Gadis itu tersenyum manis sambil menggores kertas dengan pensilnya begitu lembut hingga menciptakan sebuah gambar wajah seseorang. Ia terus berbicara dalam hatinya, bertanya-tanya apakah benar ia sedang jatuh cinta.

"OI ... MINGGIR! MINGGIR! GUE SAPU SEKALIAN LO!" teriak Adel membuyarkan suasana damai di kelas.

"Masih pagi, Neng. Napa teriak-teriak sih?" gerutu Rafan. Bukannya ia segera menjauh, pria itu malah menghamburkan sampah-sampah yang hendak di sapu Adel di depannya.

"Masih pagi jangan bikin gue darah tinggi, minggir!" tekan Adel yang berusaha tidak terlalu terbawa emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masih pagi jangan bikin gue darah tinggi, minggir!" tekan Adel yang berusaha tidak terlalu terbawa emosi. Ia kumpulkan kembali sampah-sampah yang berserakan di depannya.

"MINGGIR GAK?" teriak Adel lebih keras karena Rafan tidak mau mengalah. Ia justru bersandar pada pinggir pintu sambil berkacak pinggang. Lalu tersenyum jahil dan yang membuat Adel begitu marah ialah Rafan tiba-tiba mencolek dagunya seolah sedang menggodanya.

YUVENILE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang