Di suatu taman yang indah, penuh dengan rumput tetangga dan bunga kamboja yang bermekaran, hiduplah laki-laki tua yang sudah hampir mati, beliau bekerja sebagai tukang sapu di taman ini, namanya Pak Vincenzo Cassablangka, keturunan Sunda dan Madura asli
Dan taman yang indah itu memiliki nama: Pemakaman Beringin.
Aneh,kan? Padahal tidak ada pohon beringin tumbuh di pemakaman ini dan hanya ada pohon kamboja raksasa dimana-mana.
Sudah 1945 tahun Pak Vincenzo menjadi tukang sapu di pemakaman ini, dan alhasil setelah mengabdi cukup lama, beliau tetap hidup melarat juga.
Pak Vincenzo sudah banyak sekali menemui pengunjung makam dari berbagai belahan dunia sampai, mulai dari orang Thailand, orang Jepang, orang Inggris, orang cianjur, sampai orang tidak punya akhlak juga sudah dia temui.
Suatu hari di hari yang cerah, ada suatu pemandangan unik yang Pak Vincenzo lihat dari bawah pohon kamboja , beliau sedang menyapu saat beliau melihat seorang perempuan datang dengan setangkai bunga Lily di tangannya.
Perempuan itu sangat tinggi semampai, hidungnya mancung, wajahnya nampak elegan namun tegas dan juga hangat, matanya terlihat lembut tapi ada kilau ketegasan yang kuat di sana. Perempuan itu berjalan dengan langkah yang elegan menaiki bukit kecil di mana ada dua pemakaman yang berdiri di sana.
Pak Vincenzo mendekatinya, karena perempuan itu nampak bercahaya, dia menarik perhatian Pak Vincenzo, namun sebelum Pak Vincenzo semakin mendekat, sapu di tangannya diambil sehingga dia berhenti melangkah untuk melihat pelakunya, dan alhasil dia tertahan di sana, memandang perempuan itu dari kejauhan saja. Namun di bukit itu tidak hanya ada perempuan elegan itu sendiri, tapi ada dua penghuni lainnya yang selalu absen ke tempat ini mengunjungi dua makam di atas bukit itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Yo what's up." Laki-laki itu menyapa perempuan yang baru datang itu dengan setangkai Lily di tangannya itu.
"Kings," sapa perempuan itu kembali. "Apa yang kau lakukan?"
"Apa?" Kings bertanya kembali.
"Kau ... kupikir kau salah makam." Perempuan itu menunjuk makam yang ada di depan Kings, itu makam orang asing Belanda dengan nama Asia Ashe Van Amstel. "Kau tersesat?"
"Tidak, aku memang sedang berkunjung ke makam tetangga, tidak enak,kan, sudah lama bertetangga masa tidak pernah silaturahmi," jawab Kings.
Perempuan itu hanya mengangguk ringan, lalu dia menaruh Bunga Lily putih pada makam di depannya, makam yang bernama Yeo Hwa.
"Apa yang kau lakukan sekarang?" tanya perempuan itu.
"Mencari hidayah."
"Sudah ketemu."
"Tidak, banyak godaan sayton yang terkutuk. Sial."
"Bangs*** kau."
"Bibi," suara pelan itu datang dari perempaun berambut lurus berponi, wajahnya seperti porselen, nampak seperti manekin hidup, "Bibi sudah menikah?"
"Siapa makhluk itu? Aku pikir dia manekin penjaga kuburan?" tanya perempuan itu pada Kings. "Dan siapa yang dipanggilnya Bibi?"
"Dia Aria, namanya Aria Ashe Van Amstel, dia teman hidupku sampai akhir hayat—Akh! Aria!" Kings meringis sakit saat kepalanya dipukul dengan tas yang di bawa perempuan bak manekin yang dipanggilnya Aria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIEL: Tamed The Rebel Princess [TERBIT]
Romance#4 [Sebagian cerita telah dihapuskan untuk penerbitan 🙏 dihapus dari bab 62-92.] Dia adalah Penelope Marryes. Perempuan sampah yang sama sekali tidak diakui keluarganya. Tidak cantik, tidak seksi dan tidak memiliki bakat. Berbanding terbalik denga...