Disinilah ketiganya berada, di tempat dimana para tamu akan di sambut untuk menikmati teh. Mereka duduk mengelilingi meja bundar yang di atasnya terdapat kue-kue kecil dan teh yang masih mengepulkan asapnya.
"Lady Angel perkenalkan dia adalah Gerald temanku." Eden memperkenalkan Gerald kepada Aloist, dia memanggilnya 'Lady' agar Gerald tahu kalau Angel adalah Bangsawan. Lalu berikutnya dia melihat Gerald. "Gerald perkenalkan Lady Angel."
Gerald duduk dengan menyender di kursi dan melihat dingin pada perempuan yang terlihat begitu lembut dan suci di depannya ini. Bukannya mendengarkan kata-kata Eden, dia dengan malas malah berkata. "Kenapa kita malah minum teh di sini. Biasanya kita minum teh di istanamu."
Gerald merasa tidak nyaman dengan tempat ini walaupun kepada ini sudah begitu bagus dan mewah. Lalu matanya melihat kembali pada wanita yang ia kenal sebagai Penelope Marryes yang dengan sok polos duduk tenang seperti malaikat baik hati. "Ah aku lupa, kau tidak suka membawa orang asing masuk kedalam istanamu. Iya,kan Eden."
Oh sudah jelas Gerald sengaja membuat Aloist merasa tidak nyaman. Lalu dia menopang dagunya di meja menjelajahi wajah Aloist dan kembali berkata. "Jangan merasa dirimu istimewa. Eden mengajak semua wanita yang berkunjung ke istana untuk minum teh bersama."
"Gerald." Eden menegur Gerald. Sebenarnya seperti yang dikatakan Gerald. Dia sangat sopan kepada semua tamu dan memperlakukan semua tamu sama dan tidak membedakan satu sama lain. Dia sering mengajak para Lady Bangsawan untuk minum teh bersamanya untuk menjalin hubungan yang baik. "Lady Angel. Saya meminta maaf atas ketidaknyamanan ini."
"Saya sadar diri dan paham benar apa yang dimaksudkan. Dan saya juga merasa harus minta maaf jika saya memiliki satu kesalahan yang tidak saya sadari." Jawaban yang begitu elegan dan dewasa itu tersampaikan dengan begitu halus dari bibirnya.
Eden yang mendengarkan itu di buat jadi semakin tidak enak hati. "Lady Angel ini datang untuk menjenguk Chelsea. Tapi seorang wanita yang melihat keadaan wanita lain dalam keadaan tidak baik itu terlalu kejam. Akulah yang memaksanya untuk ikut dengan kita." Eden membela Aloist.
"Dia? Ketakutan?" Gerald tiba-tiba memutar bola matanya. Dan Aloist menahan dirinya untuk tidak marah.
"Lady Angel. Aku harap untuk kejadian terakhir kali anda memaafkan Chelsea. Hari pada saat terjadinya kejadian inj di mana aku menyuruh Chelsea untuk meminta maaf kepadamu secara langsung. Tetapi kudengar kau bahkan tidak sempat untuk bertemu Chelsea ......" Eden dengan tulus merasa sangat menyesal untuk kejadian terakhir kali di mana Chelsea menyuruhnya masuk ke dalam kolam untuk mencari cincin yang tidak pernah ada.
"Tolong jangan bahas itu lagi. Aku merasa tidak enak hati, dan sebelum Putri Chelsea minta maaf aku sudah lebih dulu memaafkannya." Balas Aloist dengan alis dikerutkan seolah dia begitu menyesal.
"Ya sungguh malaikat baik hati. Aku harus belajar banyak darimu." Gerald bergumam kecil tapi masih bisa di dengar oleh mereka semua.
Eden menghela nafas. Biasanya Gerald tidak sesensitif ini. Kalau dia tidak suka dengan orang dia tidak akan menunjukkan yang seperti ini. Sebenarnya ada masalah apa Gerald. Mungkin hari ini dia hanya sedang sedikit lebih sensitif.
Tiba-tiba orang Sang Ratu datang mencari Eden, menyuruh Eden untuk datang. "Nah kalian berdua mengobrolah lebih dulu."
Kemudian setelah Eden benar-benar menghilang, senyum di wajah cantik Aloist raib. Tiba-tiba ia menahan ringisan sakit dari bibirnya. Gerald menginjak kakinya yang berada di bawah meja!
"Lady Angel, maafkan aku. Kakiku punya kebiasaan untuk menginjak sesuatu yang menyebalkan." Gerald sengaja membuat penekanan ketika dia mengucapkan kata Lady Angel seolah dia sedang mengejek nama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIEL: Tamed The Rebel Princess [TERBIT]
Любовные романы#4 [Sebagian cerita telah dihapuskan untuk penerbitan 🙏 dihapus dari bab 62-92.] Dia adalah Penelope Marryes. Perempuan sampah yang sama sekali tidak diakui keluarganya. Tidak cantik, tidak seksi dan tidak memiliki bakat. Berbanding terbalik denga...