40. The Longest Night: Silence of the Night

14.7K 1.1K 99
                                    

Maafkan untuk segala kekurangan dalam penulisan. Saya masih seorang penulis amatir 😣
Terima kasih untuk yang sudah menunggu dan terima kasih untuk yang sudah bersedia membaca 😊😄

--oOo--


















































🍂🍂🍂

Gemericik air mancur yang menyala di halaman utama kediaman Marryes bersahutan dengan embun pagi yang ikut turun bersamanya. Rintik hujan baru saja usai berlalu menyisakan embun padat bersamaan dengan kabut tipis di pagi-pagi sekali. Membentuk atmosfer ternyaman untuk berdiam diri dalam gulungan selimut tebal.


Mungkin itu yang dilakukan orang-orang biasa pada umumnya, apalagi di pagi buta yang baru pukul 05:00 pagi hari seperti ini. Tapi tidak gerangan dengan dia, dia yang membiarkan rambutnya terurai panjang tertiup angin dingin yang membuat bulu-bulu halus di kulitnya berdiri merinding.

Aloist. Dia menikmati pagi ini dengan menatap kabut pagi yang menutupi pepohonan di ujung jalan jauh sana, tertampak dia menatap dari balkon kediaman rumah ini di lantai tiga.

Tampak seperti siluet Sang Penguasa Fajar.

Matanya menerawang dan pikirannya berjalan. Dia sudah berada di balkon ini kurang lebih setengah jam yang lalu, banyak pikiran yang terlintas di benaknya, menyusun dan mentelaah satu persatu segala bentuk agenda yang tertanam dalam pikirannya menunggu untuk dikeluarkan.

Alisnya sedikit berkerut dan matanya tampak terganggu, sepertinya ada sebuah pikiran yang terlintas di benaknya yang membuatnya terganggu. Dan dapat terlihat begitu jelas jika dia tidak menyukai gangguan itu.

Dia masuk ke dalam dan menutup pintu Balkon lalu menuju pintu yang ada di seberang kamarnya, ruangan yang sudah seperti ruangan kerjanya di rumah ini. Dia membuka laci yang terkunci dengan sidik jarinya selalu mengeluarkan sebuah telepon jadul di sana yang memerlukan antena sinyal untuk membuat panggilan.

Dia membuat panggilan dan memerlukan waktu yang lama untuk terhubung, mencari sinyal dengan menggunakan telepon tua jadul seperti ini benar-benar memakan waktu, entah siapa yang mau dihubunginya dengan pesawat telepon jadul ini? Nonton orang jadul mana lagi yang memiliki sambungan dengan pesawat telepon jadul seperti ini....

Dzzz...Dzzz....zzzz.....

Telepon tersambung menghasilkan suara khas telepon lama ketika tersambung. Lalu setelah mengumpulkan sinyal yang cukup, suara serak orang tua terdengar di sana.

"...... Aloist.."

"Perlu menemuimu." Aloist bicara dengan logat yang kaku dan kolot, cara bicara yang kaku seolah dia sedang bicara dengan orang tua kuno yang hidup di peradaban tua orang-orang bangsawan Jerman.
"Ada sesuatu yang mengganggu yang perlu kubahas."

"Senang rasanya bisa dipergunakan olehmu." Lagi-lagi kata-kata kaku yang terdengar dari balasan telepon itu.

"Membuatmu harus menyisihkan waktu sibukmu akan kuingat dan kau akan kuanggap sebagai kemuliaan." Aloist berucap seakan dia memberikan penghargaan kepada seorang hamba.

"Orang rendahan ini akan mengingat kemuliaan pemberianmu, Aloist..."
Dia menjawab dengan suara sedikit serak seakan dia diberitakan Tahta harta yang tiada habis.

Posisi seorang bergelarkan Aloist membuat dirinya diangkat seperti seorang Dewa oleh kelompok tertentu tersebut.

"Salam Tetua Pertama Al-Zaeim."

GABRIEL: Tamed The Rebel Princess [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang