33. The Return of the Gold Agent: Penelope Marryes

16.2K 1.2K 114
                                    

"Kau tahu kenapa dia hancur? Itu karena dia salah paham pada anak domba dan salah mengira bahwa serigala adalah permata."




💐







💮💮💮💮💮💮



















.
.
.
.








"Lady Angel. Terakhir kali kita bertemu kau buru-buru pulang, padahal kita hampir makan malam bersama watku itu. Bahkan sang Ratu menyayangkan karena tidak sempat berjumpa denganmu."

"Aku sangat berharap bisa menghabiskan waktu bersama denganmu lagi."

"Tapi cuma berdua saja....."

"Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan bersama akhir pekan nanti?."

"Katanya terakhir kali kau pergi ke Disneyland? Aku akan mengosongkan seluruh Disneyland untukmu, bagaimana?."

"........" Kau mati saja bisa tidak? Tolong....








Serentetan kalimat tak bermakna spesial itu berasal dari pangeran kedua negeri ini, yang mulia agung Pangeran Briseis.

Entah darimana munculnya makhluk ini, tahu-tahu begitu Aloist turun ke lantai bawah untuk menunggangi kuda, makhluk astral ini sudah muncul bersama kakaknya Pangeran Pertama Negeri Ini, yang mulia Pangeran Eden di ruang tamu dan sedang mengobrol bersama dengan Gabriel.

Tahu begini Aloist aku lebih memilih untuk keluar lewat pintu belakang.

"Briseis, jaga sopan santunmu." Eden menegur Briseis, Briseis selanjutnya hanya tersenyum sumbringah tanpa rasa dosa.
"Lady Angel, tolong maafkan ketidaksopanan adikku."

'Ah tidak apa, seperti biasa, cukup berlutut dan cium kakiku seribu sembilan ratus empat puluh lima kali.'
"Saya tidak berani untuk tidak memaafkan yang Mulia Pangeran. Itu bukan sesuatu yang harus di besar-besarkan." Jawab Aloist manis.

Aloist mau tidak mau harus ikut nimbrung duduk bergabung dengan mereka. Dia duduk di samping Gabriel dan begitu dia duduk, Briseis langsung pindah ke tempat duduk yang lebih dekat dengannya.

Wah makhluk astral ini minta di rukiah sepertinya.




Aloist melihat ke Gabriel dan Gabriel seolah seperti kakak baik hati mengelus pucuk kepalanya seolah-olah dia sudah melakukan hal yang baik saat membalas perkataan Eden.

Aloist membuat tatapan singkat pada Gabriel seolah dari sorot matanya dia mengatakan: Singkirkan tangan hinamu.

Di kalangan bangsawan kelas atas yang tahu mengenai keberadaan adik tiri Gabriel ini, mulai terdengar gosip jika Gabriel sangat memanjakan adiknya.

Tentu saja, dia dikenal sebagai malaikat tak berdosa di luar sana. Kakak yang baik apanya? Tahunya hanya menyuruh adiknya naik ke kursi atau memaksanya merapalkan kalimat istimewa 'Gabriel yang paling tampan sedunia.'

"Tadi Kak Gabriel bilang kau sedang sakit perut, jadi harus beristirahat di kamar." Ucap Briseis menatapnya dengan khawatir. Briseis di beri sedikit tatapan memperingati dari Eden karena memanggil Gabriel dengan sebutan Kak bukan Lord.

Aloist tahu itu hanya alasan yang di pakai Gabriel karena Gabriel pasti tahu dia tidak bisa di ganggu. Aloist selama seminggu terakhir terus pergi keluar dan selalu pulang hampir menjelang pagi.

GABRIEL: Tamed The Rebel Princess [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang