6. Damned Ideology: The Same Human

26.1K 2K 194
                                    

Maafkan untuk segala kekurangan 😅










Terimakasih.

















🍁🍁🍁🍁
















"Patuhi aku tetua ke-10.... Kings Alexander."

"........" Semua orang terdiam bergetar ketakutan apalagi ketika Aloist membentak Kings.

Atmosfer terasa dingin seperti malam di daerah Timur, siap menerkam jantung siapapun yang masih hangat dan berdetak. Para tetua takut akan segera melihat adegan pembunuhan di depan mereka. Apalagi wanita luar biasa yang merupakan tangan kanan Sang Pemimpin ini terkenal buas dan sama sekali tidak mengenal rasa kasihan ataupun toleran akan apapun.
Dia bahkan membunuh anak kecil ataupun balita yang baru lahir. Dan dia sama sekali tidak mempunyai rasa kasihan akan itu. Dia tidak suka dibantah dan tidak suka perintahnya diabaikan.

Semua Mata tetua melihat ke arah Kings Alexander Uino atau di dalam dunia bisnis dia di kenal sebagai Alexander Anders.

Sementara sang Empu yang dilihat oleh mata semua orang terutama oleh mata rubah seorang wanita yang menatapnya sangat tajam seperti pedang runcing yang siap menusuknya. Dia hanya tersenyum seolah sedang tebar pesona dan sambil menopang dagunya dengan kedua tangan yang seperti anak kecil Dia berkata:

"Jenderal~~ Jenderal jahat ih...."





Aloist, "......."

Para tetua, "........."

Oke fix, Kings gila.






"Tapi pikirkan ini...." Tetua ke-10 yang bernama Kings itu berdiri dan berjalan ke arah Aloist yang ia panggil Jenderal. "Gabriel Mason Vulcan.... Jika menambah orang baru dalam ruang lingkupnya itu akan membuat kecurigaannya muncul, setelah itu dia akan menghubungkan orang-orang yang baru datang kerumahnya dengan adiknya. Itu akan membuka celah kecurigaan dan...... Kesempatan kita akan hilang."

Aloist benar-benar mendengarkannya, lalu muncul sedikit segala kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

"Lalu kalau aku yang ada di sana, aku bisa membantumu dengan aksesku sebagai keluarganya. Dan keunggulan lainnya kau tidak perlu susah payah lagi untuk bertemu denganku, karena aku akan ada disisimu jenderal." Dia mengedipkan matanya, meraih tangan Aloist dalam genggamannya.
"Aku sangat mengerti kalau kau pasti sangat merindukanku setiap harinya hingga kau mencari alasan untuk terus mengadakan rapat untuk bertemu dengan--"

"Mau patah tangan?." Aloist mempertanyakan tangan Kings yang tanpa khawatir menggenggam tangan Aloist.

Kings langsung melepaskan dan berkomentar ria. "Tekstur tanganmu sangat halus untuk ukuran seorang yang hobi mematahkan tulang-tulang orang."

"....... Aku akan mempertimbangkan untuk itu." Sepertinya Aloist benar-benar membuat pertimbangan dengan ucapan tetua ke-10 ini. Lalu Aloist mengutak-atik komputer yang ada di depan kemudian mengirim file satu persatu kepada masing-masing 10 tetua.
"Itu adalah misi yang harus kalian selesaikan bulan ini. Dan kepada tetua ke-4, tugas ini sedikit berat untukmu tetapi aku harap kau bisa menyelesaikannya dalam waktu kurang dari sebulan. Tugas yang kuberikan kepadamu adalah mengambil alih pemerintahan Venezuela di tengah inflasi ekonomi yang kini sedang mengguncang negara itu sekarang. Dengan ambang kehancuran dan politik yang tidak lagi terkontrol dengan baik, itu akan mengambil kesempatan untuk kita untuk memperluas kekuasaan kita."

Aloist lalu melihat ke Kings tetua kelas 10. "Setelah ini aku ingin bicara dengan anda tetua ke-10."

Aloist bangkit dari kursinya diikuti dengan para 10 tetua yang lain yang juga bangkit dari kursi mereka. Aloist mengatakan kalimat terakhirnya sebelum pertemuan ini dibubarkan.
"Al-Zaeim adalah harga mati. Hanya diizinkan mati untuk Al-Zaeim."

GABRIEL: Tamed The Rebel Princess [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang