Umji nyentuh dedaunan yang ada di pojok ruangan. Kata Tante Yerin sih, tanaman yang itu bakal ditaruh diluar sebagai pemanis toko sekalian kena matahari. Kan kasian di pojok situ gak kena sinar matahari ntar layu.
"Bisa bawa keluar, Ji? Tante mau ngerapiin tanaman yang disini dulu."
"Bisa, Tan."
"Hati-hati ya, Ji. Ada yang berat soalnya."
"Iya, Tante."
Umji akhirnya ngangkat pot-pot itu mulai dari yang terkecil. Hingga sampai ke tiga pot terakhir yang ukurannya besar, cewek itu kebingungan.
"Teteh!!"
Panjang umur, baru aja Umji ngebatin berharap ada Sunoo disini beneran muncul anaknya.
"Hai Sunoo!" balas Umji sambil senyum manis. "Bantuin Teteh bisa gak?"
Sunoo awalnya ngangguk dengan semangat empat lima. Senang bisa disenyumin si Teteh, sekaligus nunjukin kekuatannya sebagai lelaki sejati.
Tapi..
"Aduh, Sunoo nggak kuat. Berat," ujar bocah itu setelah nyoba ngangkat pot itu berdua sama Umji. Keringat netes dari pelipisnya.
Umji ngehela napas. "Sama ih, Teteh juga gak kuat."
Sunoo ngelap keringatnya dengan semangat. "Entar panggilin abang Sunoo dul-"
"Apaan nyebut abang, dek?"
Umji noleh kebelakang saat Sunoo ngelambaikan tangannya kearah belakang cewek itu. Menduga kalau pemilik suara gak asing itu gak lain adalah Juyeon.
"Kenalin bang, Teteh Cantik."
Ekspresi Juyeon yang berubah drastis sukses menarik perhatian Sunoo. Juyeon yang awalnya beraut wajah datar dan tampak gak niat dengan 'Teteh Cantik' adeknya itu, kini malah keliatan terpukau sesaat setelah Teteh Cantik menoleh kearahnya.
Sunoo hampir nyinyir tapi gak jadi karena Teteh Cantik malah gak kaget ngeliat abangnya yang bersikap aneh kayak gitu.
"Umji?"
"Uhm, hai Juyeon."
Cowok itu keliatan kaget. Dia mulai berpikiran aneh sewaktu Bunda Yerin keluar dari toko dan ikut nimbrung sama mereka.
"Teteh kenal sama abang?" tanya Sunoo ke Umji, terus noleh ke abangnya. "Abang kenal Teteh Cantik aku?"
Juyeon terpaku kemudian ngangguk sementara Umji cuma senyum manis aja. Bunda Yerin terkikik geli ngeliat gerak-gerik anak sulungnya itu.
"Temen sekelas, Bang?"
Juyeon noleh kearah Bundanya. Kemudian nyengir saat dipelototin karena outfitnya yang buluk. Sebagai ibu-ibu dengan selera fashion bagus, Bunda Yerin kesel ngeliat anaknya yang keliatan gak keren itu.
"Enggak,"
"Ooh, temen eskul?"
"Enggak."
"Terus?"
Umji nyengir saat pandangan Bunda Yerin mengarah ke dia.
"Calon mantunya Bunda."
Baik Juyeon dan Umji langsung ngeliat kearah Sunoo yang nyengir kuda.
"Ooh, sini deh calon mantu, kita mulai ngerangkai bunganya ya." Bunda Yerin ketawa dan ngajak Umji masuk kedalam. "Abang pindahin pot kedepan ya. Calonnya Bunda jagain kok, tenang aja."
Juyeon cuma senyum tipis saat Umji sempat ngelambai kearahnya dari dalam toko.
"Bang?"
"Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEEPER ✔
Fanfiction[AU, completed] Kisah klasik di bangku akhir SMA. Juyeon yang terbiasa flat harus merasakan perasaan suka untuk pertama kalinya ke satu manusia yang kadar kepekaannya sangat rendah, Umji. Lalu buku ini, menceritakan bagaimana makhluk datar yang mela...