Umji natap takut-takut kearah Kevin yang duduk disamping ranjangnya. Dia mau pergi, tapi cowok itu megang tangannya dan minta dia buat tetap disana. Sinbi dan yang lain juga malah keluar dan biarin dia berdua sama sang temen yang kemaren lusa berubah mengerikan banget itu.
"Kevin, kamu gak marah sama aku kan?"
Ucapannya sukses bikin Kevin meneguk salivanya susah payah. Kerasa banget kalau temennya itu takut karena ulahnya.
"Enggak."
"Serius?"
"Iya, Na. Beneran."
Cewek itu kemudian mengulas senyum tipis. Dia ngebalas genggaman tangan Kevin yang lantas terdiam.
"Lain kali jangan mukul gitu ya, serem," ujarnya. "Tapi dia engga apa-apa kan?"
"Enggak kok. Udah dibawa ke kantor polisi, aku jamin kali ini gak akan lepas kayak sebelumnya," balas Kevin.
Cowok berambut blonde itu tau kalo Umji kenal sama yang lusa lalu jadi sansaknya. Itu Naka, orang yang udah jahatin dia. Soalnya Sinbi yang ngasih tau setelah dihujani banyak pertanyaan sama Nana yang bawel banget minta dikasih tau tentang sosok yang bener-bener udah babak belur didepannya tadi.
"Na,"
"He-em?"
"Maaf ya aku telat nolongin kamu."
Umji mengerjap terus menggeleng pelan. "Kamu ngomong apaa-"
"Harusnya lima tahun lalu aku bisa bikin dia dapet hukumannya, bukan nunggu kayak gini. Tapi makasih udah nunggu dan bertahan sampai sekarang. Aku-"
Jarum jam yang tergantung di dinding kamar baru itu seolah bergerak semakin perlahan saat Kevin menggantungkan kalimatnya. Umji mengernyit bingung tapi gak bicara apa-apa.
"-aku sayang sama kamu, Na."
Cewek berambut biru itu mengangguk pelan. "Aku sayang sama kamu juga, Kevin. Soalnya kamu sama Nyu, Kyu, Kak Kyun, sama Mbih yang beneran baik sama aku." katanya sambil senyum. "Semoga kita bisa temenan terus ya. Makasih banyak."
Gak tau.
Rasanya kayak beda dengar ucapan terima kasih itu terlontar dengan kondisi semua mulai membaik. Lega banget rasanya. Apalagi Nana seolah udah kembali kayak yang dia yang dulu. Friendly dan gak canggung kalo ketemu orang baru. Kevin juga baru tau kalo kemaren Juyeon nemenin Umji seharian. Semuanya kembali normal.
Kecuali Nana yang belum kembali jadi Umji. Ingatannya baru pelan-pelan dibangun kembali dengan bantuan temen-temennya yang support-able banget itu.
"Jadi kemarin kamu ngapain aja?" tanya Kevin lagi. Tangannya sudah ngelus pelan pipi Umji yang agak lebih tirus dari sebelumnya. Lumayan bikin deg-deg an karena Kevin lagi nunggu hasil pemeriksaan Umji yang terbaru setelah kemaren seharian dia full nemenin Changkyun dan Dawon kesana kemari ngurus si masalah.
"Ngapain ya? Aku belajar ngerangkai bunga sama Bundanya Juyeon yang cantik itu. Aku kira dia Mama, soalnya mirip. Terus aku makan bareng Sunoo sambil nonton video ngelukis, habis itu buat origami," jelas Umji lalu ngacungin jempolnya yang diplester kura-kura warna biru. "Kemaren kena gunting karena aku motong kertasnya buru-buru. Tapi gapapa, yang penting burung kertas yang aku buat udah hampir lima puluh!"
Kevin ketawa kecil lalu ngangguk aja saat cewek didepannya itu nunjuk ke kotak yang berisi burung kertas bikinannya itu. "Emang buat apa bikin banyak-banyak?"
"Katanya kalo udah bikin seribu burung kertas, hubungan aku bisa abadi."
"Hubungan, apa?"
"Engga tau, katanya di internet sih percintaan. Tapi kan aku gak suka sama siapa-siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEEPER ✔
Fanfiction[AU, completed] Kisah klasik di bangku akhir SMA. Juyeon yang terbiasa flat harus merasakan perasaan suka untuk pertama kalinya ke satu manusia yang kadar kepekaannya sangat rendah, Umji. Lalu buku ini, menceritakan bagaimana makhluk datar yang mela...