Lagu di mulmed sangat kurekomendasikan :)
"Juyeon?"
Persepsi tinggi semampai dengan rambut agak berantakan itu narik atensi Bunda Yerin yang awalnya sibuk di dapur jadi beralih ke sana. Ke sosok yang baru muncul setelah dua hari mendekam di kamar tanpa keluar sama sekali.
Si rambut biru noleh kearah sang Bunda. Senyuman tipis terbit di wajahnyaㅡmeski semua orang dalam sekali liat juga tau kalo itu terpaksaㅡ dan tungkainya berjalan ngedeketin wanita cantik itu.
"Kenapa, Bun?"
"Sarapan, oke? Bunda bikinin pie susu."
Mari kita anggap kalau Juyeon itu sedang berada dalam fase bucin yang bikin dia nganggap segala sesuatu disekelilingnya pasti ada hubungannya sama sang pacar.
"Iya, nanti. Aku belum laper."
Tangan wanita itu sampai di pucuk kepala sang putra sulung. Ngelus pelan surai kebiruan yang akhir-akhir ini semakin diam tanpa nunjukin ekspresi lain selain kesedihan.
"Bunda memang gak bisa ngerasain jadi di posisi kamu, Bang, tapi tubuh yang berduka itu tetep butuh makan. Jangan nyakitin diri sendiri karena Bunda yakin, bukan itu yang dimau Teteh," ujar Yerin pelan. "Makan ya? Udah dua hari engga makan."
Juyeon terdiam. Sorot matanya yang biasa tajam kali ini melunak pas sang Bunda nyebut sosok yang bikin dia begini. Yang bikin suasana rumah mereka jadi sunyi karena si perusuh kecil itu juga gak kalah berdukanya sama dia.
"Iya, Bun."
"Kamu duduk disini dulu, biar Bunda yang manggilin adek sama Ayah."
Juyeon ngeliatin pantulannya sendiri lewat teh hangat yang disiapin Bunda buat dia didalam cangkir andalannya. Wajahnya biasa aja. Gak sembab atau apalah itu. Fase dia nangis udah lewat. Sekarang dia cuma bakal terpekur lama banget kalau keinget sama si cantik yang kini udah enggak sakit lagi.
Ini tanggal dua puluh tujuh bulan Agustus. Sekitar tujuh hari sejak hari yang bikin dia jadi orang bisu semalam suntuk.
Sore itu sehabis turun dari pesawat, yang dilakuin Juyeon pertama kali ada nyalain ponselnya. Butuh beberapa saat sampai notifikasi yang langsung rame nyerbu ponselnya itu berhenti, dan dia mulai ngebuka chat dari yang pertama dulu.
Grup chat tbz.
Disana gak ada yang aneh, kecuali Sangyeon yang minta dia buat segera kerumah sakit tanpa nyebut apa-apa. Makanya Juyeon biasa aja dan langsung nurutin apa kata si leader itu.
Cowok itu beneran gak nyangka, dikoridor depan ruangan si cantik itu sudah ada teman-temannya,para orangtua mereka yang sama-sama dalam kondisi sedih. Bahkan Sinbi udah gak bisa bicara lagi karena tangisannya terlalu mendominasi.
"Bang,"
Langkahnya terhenti. Jantungnya berdegup gak wajar pas Sunwoo berbalik begitu dia ngebuka pintu ruangan itu. Dan tanpa bicara apa-apa lagi, si bungsu tbz itu meluk dia erat sambil nangis.
Pandangannya menelisik jauh kearah ruangan bernuansa putih itu. Agak keliatan kosong meski barang-barang yang lain masih ada disana. Box origami milik si cantik itu masih ada dibawah meja pendek. Sendal bulu-bulunya juga ada. Ponselnya. Hoodienya. Nakas disamping ranjangnya juga keliatan penuh. Kotak biru. Kotak pink.
Tapi dimana?
Sedetik kemudian otaknya sukses nyerna semua yang diliatnya itu, cowok itu kayak kehilangan kata-kata. Dia gak bisa bicara apa-apa saat Kevin ngarahin dia buat mendekat ke ranjang yang ditutupi kain putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEEPER ✔
Fanfiction[AU, completed] Kisah klasik di bangku akhir SMA. Juyeon yang terbiasa flat harus merasakan perasaan suka untuk pertama kalinya ke satu manusia yang kadar kepekaannya sangat rendah, Umji. Lalu buku ini, menceritakan bagaimana makhluk datar yang mela...