Warn: 17+
"Hwa-"
"Lain kali kalo ada apa-apa tuh ngomong, Ji. Udah dikasih tau berapa kali, masih aja ngeyel," sela cowok itu sambil narik tisu saku buat ngelap darah yang netes dari hidung cewek itu. "Beruntung gak ada yang liat, makanya gue begitu tadi." jelasnya kemudian.
Umji mengerjap. Terus nyentuh hidungnya yang lantas di turunin lagi sama Seonghwa. "Eh iya berdarah, gue gak tau, Hwa, emang suka begini tiba-tiba." balasnya sambil nyengir. "Btw makasih ya."
Seonghwa diam tanpa ngelepas pandangannya dari cewek yang kini ngebersihin itu sendiri.
Mereka duduk di koridor depan lab komputer lama yang isinya cuma komputer rusak. Disini sepi. Semua murid lagi di kelas masing-masing karena para wali kelas lagi ngisi disana. Seonghwa ngajak ke situ biar Umji bisa ngelap darahnya sebelum mereka balik ke ruang OSIS.
"Gue telepon Kevin ya?"
"Eh gausah, udah biasa kok."
"Lo juga marahan sama Kevin?"
Umji menggeleng. "Enggak. Kenapa?"
"Berarti cuma sama Chanhee Changmin?"
Mendengar pertanyaan Seonghwa bikin Umji terdiam sebentar. Sebenernya dia gak ada masalah sama Changmin sih, cuma dia jadi diemin cowok itu karena Changmin juga diem aja.
"Ga tau, gue lagi sensi makanya ga banyak omong sama dia," kata cewek itu akhirnya.
Seonghwa mengangguk. Sejenak dia ngeliatin ponselnya yang menampilkan group chat angkatan. Habis itu dia balik lagi matiin layar ponselnya dan beralih ngeliat kearah sebelahnya lagi.
"Lo kalo mimisan emang sebanyak ini?" Tanya Seonghwa agak heran. "Dari tadi ngalir terus."
"Iya, biasa aja."
Cewek itu gak sadar kalo dia punya trauma yang kumat kalau ngeliat darah yang terlalu banyak. Dan sekarang Umji mulai kebingungan saat tisu-tisu yang ada di tangannya jadi merah semua. Pandangannya memburam dan jantungnya mulai berdetak gak karuan. Dia mulai panik dan berusaha menjauhkan para tisu dari dirinya.
Dan Seonghwa belum sadar karena dapet telepon dari Jungwoo.
"Oi! Parah sih dicari- eh Ji?!"
Seonghwa yang awalnya mau ngebalas sapaan Changmin jadi ikut noleh kearah Umji. Dia kaget saat sadar napas cewek itu udah gak karuan.
Changmin ngangkat dagu Umji biar cewek itu ngeliat kearahnya.
"Tenang ya? Nggak apa-apa, Na." kata Changmin sambil ngelap si darah yang mulai berhenti mengalir itu. "Hwa, tolong elapin tangannya bisa? Maaf lo jadi ikut repot begini." pintanya ke Seonghwa.
Cowok ganteng berambut hitam itu ngangguk. Kemudian ngambil tangan Umji yang gemetar itu buat dielap dari darah yang netes tadi. Beruntung cuma telapak dan punggung tangannya aja. Soalnya saat Seonghwa megang hand band yang ada dipergelangan kiri cewek itu, Umji gak mau.
"Hwa gimana nih-"
"Kok lo yang panik sih, bego? Gue kan gak tau apa-apa."
"Bukan, nyet. Gue bingung itu hoodienya kena darah semua anjim, gimana ngelepasnya?"
"Anjing ngelepas-"
"Kalo gak dilepas sama aja dia ngeliat darahnya, dodol. Lo pinter kadang bego juga anj-"
Plak!
"Bacot, lo ngomongnya nggantung." Seonghwa nabok kepala Changmin. "Panggil anak cewek aja, gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEEPER ✔
Fanfiction[AU, completed] Kisah klasik di bangku akhir SMA. Juyeon yang terbiasa flat harus merasakan perasaan suka untuk pertama kalinya ke satu manusia yang kadar kepekaannya sangat rendah, Umji. Lalu buku ini, menceritakan bagaimana makhluk datar yang mela...