30

1.1K 145 14
                                    

Ayah, kenapa kau membuangnya? kenapa kau senang sekali menyakiti hatiku ayah? Kenapa kau senang sekali menghancurkan segala harapan ku ayah? Aku hanya memiliki harapan kecil setiap harinya. Hanya melihatmu tersenyum padaku, memelukku,mengusap rambutku dan menjadi anakmu seperti dulu, 

Tapi rasanya aku seperti mengharapkan sesuatu yang sangat besar sampai terlalu sulit ku dapatkan. Kau tahu ayah? demi kado itu aku sampai tidak membeli obatku, aku punya harapan besar saat membelinya, tapi harapan itu kau hancurkan begitu saja.

Kalau memang tidak mau, kenapa tidak dikembalikan saja ayah? setidak nya aku bisa menyimpan nya, tapi kau malah membuangnya sebelum kau tau isi dari kado yang ku berikan.

Ayah, apa kau begitu membenciku sampai kau tega menyakitiku seperti ini? Tidak adakah rasa sayang mu yang dulu untukku walaupun hanya sedikit? Aku merindukanmu ayah, sangat merindukanmu.

Ayah, aku harus bagaimana  agar kau bisa menyayangiku seperti dulu? sekali saja ayah tolong lihat aku sebagai anakmu. Setelah itu aku tidak akan berharap lagi, aku tahu aku tidak tau diri karena berharap seperti ini

Tapi ini hanya harapan kecil ku ayah, harapan kecil seorang kim seokjin yang terasa sangat sulit didapatkan.  Ayah, ingin sekali aku mengatakan ini padamu kalau aku sakit dan sangat membutuhkan mu ayah.

Aku sakit dan aku takut kalau aku tidak akan pernah bisa melihatmu lagi. Aku sakit ayah, bisakah ayah menyayangiku sebagai anak ayah lagi seperti dulu? seperti saat masih ada ibu?

Tes 

Seokjin tertawa getir dengan air mata yang tidak berhenti mengalir saat darah menetes dan membasahi buku diary nya tepat di bawah kata terakhir yang seokjin tulis. Dengan cepat seokjin mendongak dan menekan hidung nya, setelah mimisan berhenti, seokjin buru buru membersihkannya dengan tisu.

Seokjin memegang kepala nya saat tiba tiba merasakan sakit. Dia memejamkan matanya sambil meremas kuat sisi meja untuk menahan segala rasa sakit nya. Tubuhnya lemas setelah sakit itu bisa dia lalui, dengan nafas sedikit tersengal seokjin memasukkan buku diary ke dalam tas. setelahnya dia berbaring secara asal di kasur sambil menutup mata.

Obat?dia tidak bisa meminumnya sekarang karena obat nya sudah habis semalam.

"Dasar penyakit sialan, kenapa kau muncul lagi? bukankah kalau sudah di kemo seharus nya tidak muncul lagi?

"Apa karena aku tidak meminum obat ku?kalau iya, kau benar benar sangat manja dan merepotkan, pantas saja ayah tidak menginginkan mu. 

"Siapa yang mau mengurus anak penyakitan seperti mu, jin?"ucap seokjin dengan kekehan getir. 

"Hyung" panggil jimin yang baru saja masuk ke kamar seokjin. 

"Em"jawab seokjin tanpa merubah posisinya. 

"Kau kenapa hyung?kenapa tidak ikut sarapan tadi?"- jimin

"Kepala ku sakit jim,jadi aku tidak bisa ikut sarapan bersama kalian. maaf ya?"- seokjin

"kepalamu sakit?apa kau sudah minum obatmu hyung?apa perlu aku telpon seokie hy~ "- jimin

"Tidak perlu jim dan tidak usah khawatir, ini sudah biasa terjadi dan aku juga sudah minum obat ku" bohong seokjin dan jimin bernafas lega mendengarnya 

Setelah rasa sakit itu mulai menghilang, seokjin perlahan membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk menghadap jimin.

"Kau rapi sekali, mau kemana?"- seokjin

"Kau lupa hyung kalau hari ini ulang tahun ayah?seperti biasa ayah akan merayakan ulang tahun nya. Makanya aku kesini untuk menyuruh mu siap siap hyung"-jimin

Kim seokjin diary ✅ ( Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang