Seokjin membuka matanya perlahan dan melihat jam yang menggantung di dinding.
"Sudah pagi ya?" gumam seokjin dan merubah posisi menjadi duduk saat melihat jam yang sudah menunjukan jam lima pagi.
Seokjin tersenyum saat melihat wajah woojin yang tidur menghadap ke arah nya. Mata itu tidak pernah lepas dari wajah woojin.
"Terimakasih ayah" ucap seokjin dan kembali tersenyum setelahnya.
Rasanya seokjin tidak mau pergi dari sana, dia masih ingin terus melihat wajah orang yang sangat dia sayangi.
"Ayah, apa jinnie masih jadi jagoan ayah kalau dede bayi sudah lahir?"- seokjin
"Tentu saja sayang, sampai kapan pun kim seokjin adalah jagoan ayah dan akan tetap menjadi jinnie nya ayah yang imut" jawab woojin dan mencubit pipi chubby milik seokjin.
"Ayah janji ya tidak akan melupakan jinnie walau sudah ada dede bayi?"-seokjin
"Iya ayah janji"- woojin
"Aku merindukanmu, ayah" gumam seokjin dengan air mata tertahan sambil melihat woojin yang masih tidur, setelahnya seokjin beranjak dari sofa.
Seokjin mengelap sofa dengan lengan bajunya dengan maksud agar sofanya tidak kotor setelah dia tiduri. Setelah selesai seokjin keluar kamar woojin dan langsung melakukan tugas rutin nya setiap pagi.
Setelah tugas beres beres selesai, seperti biasa seokjin akan memasak untuk membuat sarapan.
"Hari ini masak nasi goreng saja lah" Ucap nya dan langsung mengambil bahan bahan dari kulkas.
"Seokjin" gumam seseorang yang baru saja turun dari tangga, dia tersenyum saat memiliki rencana untuk menjahili Seokjin.
Orang itu dengan senyum nya berjalan pelan - sangat pelan agar tidak terdengar suara langkah kakinya.
BWAAAAAAA
"Ibu__ "
Seokjin reflek berteriak karena kaget, dia bahkan menutup wajah nya dengan tangan, jelas saja itu membuat orang itu malah hawatir bukan nya tertawa. Pasalnya seokjin masih memegang pisau saat menutup wajahnya.
"Ya,ya, ya seokjin-ah, buka tangan mu dan lepaskan pisau itu dari tangan mu! wajah mu bisa terluka karena pisau itu nanti"
Titah orang itu dengan khawatir
"Tidak mau, kau akan mencelaikaiku kalau aku melepas pisau ini kan?" tolak seokjin
"Aigoo bagaimana caranya membuat mu percaya jin? ini hyung. Hyung tidak akan membuat mu celaka, percayalah"
Orang itu berusaha meyakinkan seokjin agar dia mau menuruti ucapan nya.
"Hyung?" ulang seokjin
"Iya, sekarang lepaskan tangan mu!" titah orang itu dengan nada kesal.
Seokjin perlahan melepaskan tangan dan menjatuhkan pisaunya, tapi tidak dengan matanya yang masih saja memejam. Lagi lagi orang itu dibuat khawatir saat melihat darah yang keluar dari kening seokjin yang dia yakini itu akibat pisau yang tadi seokjin pegang.
"Yak kim seokjin kau terluka, buka matamu sekarang atau aku akan benar benar membunuhmu!"
Pekik orang itu karena khawatir . Mendengar perkataan orang itu seokjin langsung membuka matanya. seokjin membuka matanya lebar lebar saat melihat orang yang berdiri di depan nya dengan khawatir.
"Hyung"gumam seokjin.
"Iya ini hyung, kau tidak ingin memeluk ku?" ucap orang itu dengan merentangkan tangan nya.
"Seokiee Hyung__!"pekik seokjin dan berlari memeluk hoseok dengan senang, begitu juga dengan hoseok yang membalas pelukan seokjin.
"Ouuh kenapa alpaca hyung menangis eoh?" tanya hoseok saat mendengar suara tangis seokjin.
"Aku merindukanmu hyung , sangat merindukanmu" ucap seokjin sambil memeluk hoseok.
"Hyung tahu, hyung juga merindukan mu saeng" sahut hoseok dan melepas pelukan seokjin.
"Ayo kesini! hyung obati luka mu"
Hoseok menggandeng tangan seokjin, tapi seokjin menahan tangan hoseok dan menggeleng saat hoseok melihat nya.
"Tidak usah hyung, aku baik baik saja. lagian ini hanya luka kecil kok. Oh ya hyung Aku harus menyelesaikan tugasku dulu sebelum semuanya bangun" ucap seokjin.
"Tugas?" hoseok mengernyit bingung mendengar ucapan seokjin.
"Iya, aku harus membuat sarapan untuk pagi ini, nanti kalau aku sudah selesai kita ngobrol lagi ya hyung" sahut seokjin.
"Boleh hyung bantu?" tawar hoseok
"Tidak - tidak, tidak usah. Nanti masakan ku rasanya jadi tidak enak kalau kau ikut memasak hyung" tolakt seokjin dengan bercanda.
"Ohoo..kau mengejek ku, Eoh." ucap hoseok pura pura kesal.
"Tidak hyung, aku hanya mengatakan yang sebenarnya, hehe" sahut seokjin yang di akhiri dengan tawa kecil.
"Baiklah kalau begitu, hyung tidak akan mengganggumu.oh ya semalam kau pulang jam berapa? Kenapa hyung tidak tahu kau pulang? bahkan hyung tidak mendengar kau membuka pintu" tanya hoseok.
"Kau tidak akan mendengarnya hyung karena aku tidak tidur di kamar itu lagi sekarang"jawab seokjin.
"Maksud mu?" bingung hoseok
"Ayah dan adik adikku memintaku pindah ke kamar dapur hyung, jadi sekarang kalau kau mencariku cari saja di kamar itu"
Jawab seokjin sambil menunjuk kamar dapur.
Hoseok yang penasaran langsung berjalan ke kamar yang seokjin tunjuk, sampai nya di dalam kamar dapur air mata hoseok mengalir begitu saja dengan tangan nya mengepal menahan emosi.
"Paman, kau benar benar keterlaluan" ucap hoseok dengan perasaan emosi bercampur sedih yang dia rasakan bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim seokjin diary ✅ ( Terbit)
FanfictionIbu pernah bilang padaku "kalau kau tidak bisa menceritakan masalahmu pada siapapun, maka ceritakan dan tulis lah semua masalahmu pada buku diary, Karena buku adalah satu satu tempat yang bisa di percaya untuk menyimpan semua rahasiamu, selama kita...