33

1.1K 144 23
                                    

Woojin membawa seokjin ke rumah sakit karena khawatir melihat wajah seokjin yang terlihat pasi. Dia bingung kenapa saat sampai di rumah sakit seokjin langsung mendapat penanganan dengan cepat, seolah seokjin adalah pasien rumah sakit ini

Bahkan dia juga bingung saat beberapa perawat ada yang mengenal seokjin dengan menyebut namanya, mungkinkah hanya kebetulan atau ada yang disembunyikan seokjin, dia benar benar tidak tahu dan tidak peduli.

Woojin terus melihat jam tangan nya karena dia sudah terlambat ke kantor untuk rapat, tapi dia tidak bisa meninggalkan seokjin yang saat ini sedang ditangani dokter.

"Kenapa lama sekali sih?bukankah dia hanya pingsan biasa? tahu begini harusnya aku panggil saja dokter ke rumah, jadi aku tidak akan terlambat seperti ini" gerutu woojin sambil terus menunggu pintu ugd terbuka.

Sementara di dalam Ugd, Yonjie dibuat panik dengan keadaan seokjin yang kritis karena seokjin mengalami dehidrasi, anemia dan juga hipoksia. Semua hal itu benar benar membahayakan nyawa seokjin, andai saja dia terlambat dibawa ke rumah sakit mungkin seokjin tidak akan tertolong.

Yonjie melakukan berbagai pemeriksaan pada seokjin, dia juga memastikan cairan infus dan darah menetes dengan lancar, oksigen terpasang dengan benar dan sesuai kebutuhan.

"Dasar anak nakal kau pasti tidak minum obatmu lagi"ucap yonjie seraya mengusap rambut seokjin, kemudian meminta perawat untuk memantau keadaan seokjin selama satu jam, jika.keadaanya membaik,yonjie menyuruh perawat untuk memindahkan seokjin ke ruang rawat.

Yonjie membuka pintu ugd dan keluar dari sana untuk menemui woojin yang sedang menunggu di luar.

"Bagaimana keadaan anak itu min?apa dia baik baik saja?kenapa lama sekali pemeriksaan nya?"-woojin

"Kenapa? kau khawatir kim dengan keadaan nya?"-yonjie

"Bukan begitu, aku ada rapat dan aku sudah terlambat, tapi aku tidak bisa meninggalkan anak itu kalau dia belum selesai di tangani"- woojin

Yonjie tersenyum getir mendengar jawaban woojin yang lebih mementingkan rapat dari pada anak nya.

"Anak itu? ckk apa segitu bencinya kau padanya kim, sampai kau tidak mau menyebut namanya? bukankah dulu kau sangat bangga saat memberinya nama padanya? tapi kenapa sekarang ~ "- yonjie

"Sudahlah jangan dibahas lagi masalah yang dulu. lagian dia bukan anakku,dia itu hanya anak pungut" sela woojin membuat yonjie langsung diam.

Yonjie mengepalkan tangan nya kuat, rasanya dia ingin sekali memukul wajah sahabatnya ini dan memberi tahu tentang  penyakit seokjin padanya. Tapi sayang dia harus mengurungkan semua itu karena dia sudah berjanji pada seokjin untuk tidak memberitahukan penyakitnya pada siapapun, termasuk woojin.

"Tck anak pungut ya? baiklah kim, aku sebagai dokter hanya akan memberitahu keadaan nya" yonjie melihat woojin dengan lekat.

"Anak pungutmu itu mengalami dehidrasi,anemia dan juga hipoksia, semua itu terjadi karena dia kurang kasih sayang" ucap yonjie penuh penekan.

Dia tidak menjelaskan penyebab sebenarnya karena dia sudah terlalu muak dengan woojin.

"Dia hampir saja tidak tertolong kalau sampai terlambat di bawa ke rumah sakit. Tapi seharusnya kau tidak usah membawanya kesini agar kau bisa melihatnya mati, kim" lanjut nya, membuat woojin diam sambil melihat yonjie dengan emosi.

"Apa maksudmu bicara seperti itu, eoh? katakan saja apa yang terjadi!" sahut woojin penuh penekanan. 

"Memang itu lah yang terjadi kim, seokjin memang butuh kasih sayang seorang ayah yang sangat dirindukan" yonjie berkacak pinggang dengan helaan nafas dan air mata tertahan. 

Kim seokjin diary ✅ ( Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang