Chapter 22

2 1 0
                                    

"Hm, aku jadi malu! Tenang saja! Aku akan menggantikan semua uang yang kau keluarkan untuk sarapan yang begitu banyak dan enak ini!" kata Baby.

"Sudahlah! Lupakan saja! Ini semua tak ternilai di mataku! Yang ternilai itu, berapa tetes darah yang menetes dan keluar dari lukamu itu akibat keteledoran-ku padamu!" jelas Daron.

Seketika baby terdiam. Matanya menatap dan terpaku pada Daron. Baby dibuat takjub padanya.

"Baik sekali Daron! Hanya luka sedikit seperti ini, ia sampai seperti itu memperlakukan diriku! Walaupun ia baru mengenal diriku!" bisik batin Baby.

Matanya tak berpaling dari Daron yang kini tengah sibuk menata sarapan itu di depan Baby.

"Daron!" jerit Baby perlahan.

"Hm, ada apa?" katanya.

"Apakah aku harus makan di atas kasur seperti ini?" tanya Baby.

"Tak apa kok! Kau tenang saja ya! Aku harap kau dengarkan perkataanku dan tolong jangan membantah!" ucap Daron.

"Aa..hm! Baiklah! Maaf Daron!" gagap Baby.

"Tak apa! Jangan menyalahkan dirimu ya! Hm, apakah kau suka?" kata Daron ramah.

"Suka sekali! Terimakasih!" kata Baby malu.

"Sama-sama! Sekarang kau nikmati sarapan ini dan silahkan kau rebahkan tubuhmu! Kau beristirahat! Sementara aku mau mengerjakan tugasku dulu! Jika kau butuh apa-apa, kau bisa menelpon diriku! Tekan saja yang ini ya!" kata Daron sembari memberikannya sebuah telpon yang begitu canggih.

"Terimakasih!" jawab Baby.

"Ini menjadi milikmu sekarang!" kata Daron.

Baby kaget bukan main. Daron hendak bangkit membuka pintu kamar.

"Tunggu! Aa..apa? Maksudmu?" gagap Baby.

"Ya! Ponsel itu menjadi milikmu sekarang! Maaf, aku sudah membuat ponselmu itu pecah terlindas ban mobilku! Maaf ya! Aku lupa mengatakannya!" ucap Daron sembari keluar dari kamar.

Tuan Muda ~THE END~✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang