Ketiga-puluh-tiga

1.5K 130 46
                                    

Wei WuXian berkata, “Masih menaati peraturan bahkan ketika kau di luar-apa yang bisa diharapkan dari HanGuang-Jun. Aku tidak akan memesankan untukmu, kalau begitu.”

Mendengar nada kekecewaan dari Wei WuXian, Lan WangJi tidak bisa tidak berpikir bahwa mungkin lain kali, dia benar-benar harus mencoba minuman beralkohol itu. Selain karena dia ingin tahu minuman seperti apa yang Wei WuXian suka, dia juga ingin hidup sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemuda itu. Dia ingin makan apa yang dia makan, minum apa yang dia minum, melakukan apa yang dia lakukan, hidup hanya untuknya, dan mati hanya untuknya juga. Apakah perasaannya ini berlebihan?

Di sisi lain, ada Wen Yuan yang sibuk dengan mainan barunya sendiri. Dia yang sudah menetapkan Lan WangJi sebagai kakak besar yang kakinya akan dia tempeli mulai sekarang sudah tidak merasa takut lagi padanya. Pemikiran anak kecil memang sesimpel itu. Tidak ada orang jahat yang membelikan mainan untuk anak-anak. Oleh sebab itu, Lan WangJi adalah orang baik dan dia tidak perlu takut padanya.

Duduk di samping kaki emas Lan WangJi, Wen Yuan mengeluarkan mainan-mainan yang baru saja dibelikan untuknya ke atas matras. Ada pedang-pedangan kayu, boneka yang terbuat dari tanah liat, kupu-kupu rumput, dan lain sebagainya. Wen Yuan menggunakan jarinya dan pengetahuannya akan angka yang terbatas itu untuk menghitung mainannya dengan ceria. Ini pertama kalinya setelah sekian lama, dia memiliki begitu banyak mainan lagi dalam hidupnya. Semua ini berkat Lan WangJi.

Tanpa sadar, Wen Yuan lagi-lagi memeluk kaki emas itu dan menggosok-gosokkan wajahnya ke sana, membuat Lan WangJi terpaksa harus berhenti menyesapi tehnya dan melirik sebentar ke bawah.

Wei WuXian mungkin berpikir kalau tidak sopan rasanya membiarkan Wen Yuan berlama-lama menetap di kakinya Lan WangJi, tamunya kali ini. Dia lantas bersiul dan memanggil Wen Yuan, “A-Yuan, kemarilah.”

Yuan melihat ke arah Wei WuXian sebentar, kemudian berpaling ke arah Lan WangJi lagi, membandingkan keduanya. Di antara kakak baik yang membelikannya semua barang-barang ini dan kakak jahat yang bukan hanya tidak membelikannya mainan, tetapi juga selalu mengerjainya, yang mana yang menurutmu akan dia pilih? Bahkan seorang anak kecil pun tahu untuk tidak memilih orang-orang seperti Wei WuXian. Lantas, Wen Yuan menolak mentah-mentah ajakan Wei WuXian.

Wei WuXian memanggil lagi, “Kemarilah. Kalau kau duduk di sana, kau hanya akan mengganggunya.”

Lan WangJi tidak merasa keberatan dengan Wen Yuan yang duduk di samping kakinya dan lantas membalas, “Tidak apa-apa. Biarkan dia duduk.”

Mendapatkan izin langsung dari pemilik kaki itu sendiri, Wen Yuan semakin menjadi-jadi dan memeluk kaki Lan WangJi dengan senang. Wei WuXian tertawa, “Yang punya susu adalah ibu, yang punya harta adalah ayah-bagaimana bisa?”

Lan WangJi yang duduk berhadapan dengan Wei WuXian, ketika melihat Wei WuXian tertawa lepas seperti itu, tidak bisa tidak merasa sedikit senang di dalam hatinya. Dia berharap hari-hari seperti ini akan berlangsung lama dan kekal. Tidak hanya pertemuan mereka hari ini, tetapi juga pertemuan-pertemuan di masa mendatang. Tetapi masalah takdir dan ketentuan langit, siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Bahkan sekalipun  dia berkehendak untuk melawan takdir yang mungkin tidak diinginkannya, apa daya satu orang kultivator muda di depan mata langit yang agung? Tetapi mengenai hal itu, biarlah itu menjadi kisah di lain waktu.

Tidak lama kemudian, makanan-makanan yang dipesan mereka akhirnya datang juga. Ada anggur dan beberapa hidangan yang menggugah selera. Tentu saja, semuanya dalam warna merah membara, sesuatu yang Lan WangJi tidak akan pernah temukan di sektenya. Sebagai seseorang yang cukup mengerti dan menyadari kalau tidak semua orang sanggup memakan makanan pedas, tidak lupa Lan WangJi juga memesankan semangkuk sup manis untuk Wen Yuan.

Segalanya BaginyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang