Ketiga-puluh-lima

2.5K 170 64
                                    

Lan WangJi kembali ke Cloud Recesses setelah pertemuannya dengan Wei WuXian di Yiling. Tujuh hari setelahnya, Jin ZiXuan dan Jiang YanLi mengadakan upacara pernikahan mereka. Lan WangJi sebagai salah satu kultivator terkenal sekaligus adik dari kepala sekte besar GusuLan tentu saja diundang. Dia tahu Wei WuXian yang statusnya sudah memutus ikatan dan tidak memiliki hubungan apa-apa lagi dengan YunmengJiang, juga dengan bagaimana dia berulang kali membuat sekte-sekte lain marah dan memiliki konfrontasi yang tidak kecil dengan mereka, membuat Wei WuXian tidak mungkin hadir di upacara pernikahannya Jiang YanLi. Meski dekimian, Lan WangJi hadir untuk memberikan muka kepada kedua belah pihak pengantin.

Dia memperhatikan Jiang YanLi dengan gaun pengantinnya dari kejauhan dan tidak bisa tidak berpikir, Kalau Wei Ying hadir, dia pasti akan senang melihat nona Jiang.

Dia kemudian beralih ke pemuda dengan pakaian berwarna senada dengan Jiang YanLi, Pengantin pria juga tidak buruk.

Jin ZiXuan masih memiliki aura seorang tuan muda dari sekte besar yang harus dihormati dan dijunjung tinggi oleh semua orang. Tetapi saat berhadapan dengan Jiang YanLi, meskipun Jin ZiXuan berusaha untuk bersikap tenang dan bertindak selayaknya dirinya pada umumnya, kegugupan dalam berbicara dan bersikap bisa terlihat kalau seseorang cukup jeli untuk memperhatikan. Lan XiChen adalah salah satu dari mereka yang Lan WangJi maksud dengan 'cukup jeli'.

Lan XiChen yang duduk di sampingnya berkomentar, "Pengantin pria terlihat gugup saat menundukkan kepala* dengan pengantin wanita."

Lan WangJi mengiyakan dan tidak mengatakan apapun lagi.

Lan XiChen rupanya tidak berhenti sampai di sana dan melanjutkan, "WangJi, kalau kau menemukan orang yang kau suka dan orang itu juga menyukaimu, suatu hari nanti, kau juga akan ada di posisinya tuan muda Jin. Aku membayangkan seberapa gugupnya WangJi kita kalau hari itu tiba."

Lan XiChen tertawa kecil membayangkan Lan WangJi dalam imajinasinya. Lan WangJi awalnya ingin membalas, Sebelum giliranku datang, giliran kakak datang terlebih dahulu, tetapi membatalkan niatnya karena; satu, kata-katanya terlalu panjang dan Lan WangJi lebih suka membalas dalam pikirannya. Lagipula, kakaknya selalu tahu apa yang dia pikirkan. Kedua, kata-kata Lan XiChen membuatnya membayangkan dirinya sendiri dalam pakaian pengantin. Akan ada seseorang yang berdiri mendampinginya suatu hari nanti, atau mungkinkah hari itu tidak akan pernah datang? Kalau ada, siapa gerangan orang yang akan bersanding dengannya itu?

Wei Ying.

Lan WangJi terkejut dengan isi pikirannya sendiri. Dia hanya iseng bertanya pada dirinya sendiri dan membayangkan. Tetapi dia bahkan tidak menghabiskan satu detik untuk berpikir ketika nama dan wajah itu muncul dalam pikirannya seketika. Sedikit ironis kalau dipikir-pikir. Bukankah yang dulu selalu menyangkal keberadaan Wei WuXian dalam hatinya bahkan marah ketika pita dahinya dilepas adalah dirinya sendiri? Lalu kenapa dia yang sekarang justru mendambakan orang yang sama? Haruskah dia menyalahkan ini pada kutukan pita dahi yang katanya hanya boleh disentuh oleh belahan jiwanya itu dan keteledorannya karena membiarkan hal itu terjadi?

Lan WangJi boleh menyangkal selama yang dia inginkan, tetapi jauh di lubuk hatinya, dia yang selalu tahu bahwa kesalahan tidak terletak pada kutukan pita dahi itu. Kesalahan-dulu Lan WangJi menyebutnya demikian-sudah digariskan sejak kali pertama dia bertatap muka dengan pria itu di atas atap Cloud Recesses. Kesalahan ada pada hatinya yang jatuh untuk pemuda itu berulang kali. Hanya ketika dia menerima 'kesalahan' yang biasanya tidak bisa ditolerir dalam hidupnya itu sebagai salah satu bagian dari hidupnya yang tidak bisa dia perbaiki, barulah Lan WangJi melihat hal itu sebagai sebuah anugerah. Mencintai seorang Wei WuXian adalah sebuah anugerah, memilikinya sebagai pasangan hidup akan menjadi sebuah berkah berlimpah yang tidak akan bisa Lan WangJi balas tujuh turunan.

Segalanya BaginyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang