Kedua-puluh-tiga

2.6K 257 45
                                    

Keduanya pergi ke arah di mana Wen Chao dan Wen ZhuLiu kabarnya berada. Di perjalanan, mereka banyak mendengar rumor aneh tentang mayat-mayat kultivator dari sekte Wen terutama mereka yang berstatus sosial dan memiliki tingkat kultivasi yang tinggi, yang mati dengan cara yang tidak wajar dan dipampang di publik seolah ada seseorang yang sengaja ingin memamerkannya. Lan WangJi hanya bisa mengerutkan dahi terhadap fakta tersebut, merasakan kegelisahan tak biasa terhadap apa yang menanti di depan mereka.

Keduanya baru bisa sampai di malam keempat ketika mata mereka menangkap sosok Wen ZhuLiu di pangkalan kurir di sebuah kota pegunungan terpencil. Pangkalan kurir itu memiliki dua lantai, dan baik Lan WangJi maupun Jiang WanYin, keduanya sepakat untuk tidak bertindak gegabah dengan menyerang secara terang-terangan 'Tangan Pelarut Inti' Wen ZhuLiu. Mereka memantau keadaan dari atas genting atap pangkalan tersebut dan mengintip melalui celah kecil di antaranya.

Dari celah kecil tersebut, Lan WangJi bisa melihat apa-apa saja yang sedang terjadi di dalam meskipun tidak begitu jelas karena faktor pencahayaan dan ruang lingkup pandangannya yang bisa tergolong sempit. Wen ZhuLiu berjalan ke lantai dua sambil setengah menyeret seseorang di lengannya, meletakkannya di samping meja sebelum pergi menutup semua gorden jendela. Dia kemudian menyalakan lentera di tengah-tengah kegelapan yang menguasai ruangan tersebut hingga akhirnya Lan WangJi bisa melihat dengan lebih jelas penampilannya yang acak-adul. Hanya ada kelelahan di matanya yang biasanya dingin setelah perjalanan yang begitu panjang untuk kabur dari sosok yang bahkan tidak bisa diidentifikasinya. Di sampingnya, duduk seseorang dengan mantel yang menutupi seluruh penampilannya.

Orang itu berkata sambil gemetar ketakutan, "jangan hidupkan lampunya! Bagaimana kalau dia menemukan kita?!"

Suaranya tipis dan tajam. Lan WangJi dan Jiang WanYin saling melemparkan tatapan bingung kepada satu sama lain seolah menemukan fakta itu tidak wajar. Orang yang berada bersama Wen ZhuLiu itu seharusnya adalah Wen Chao, tetapi mengapa suara Wen Chao jadi berubah seperti itu?

Wen ZhuLiu membalas, "apa kalau kita tidak menyalakan lampunya, dia tidak akan bisa menemukan kita?"

Wen Chao terengah-engah seolah napasnya akan habis hanya dengan memikirkan orang yang ditakutinya itu, "k-kita sudah berlari begitu jauh, begitu lama. D-dia seharusnya t-tidak bisa mengejar kita, kan?"

Wen ZhuLiu hanya membalas dengan dingin seperti biasanya, "mungkin."

Wen Chao, "apa maksudmu mungkin?! Kalau kita belum berhasil lepas darinya, kenapa kau berhenti?!"

Wen ZhuLiu, "kau butuh perawatan. Atau kau akan mati."

Wen ZhuLiu melepaskan mantel dari tubuh Wen Chao yang sontak membuat kedua pasang mata jauh di atas mereka terbelalak karenanya. Wen Chao yang mereka tahu kini sudah berubah menjadi seorang pria malang dengan kepala botaknya yang dibalut perban putih bernoda darah. Wen ZhuLiu melepaskan perban dari kepala Wen Chao selapis demi selapis hingga memperlihatkan kulit kepalanya yang kini penuh dengan luka bakar dan luka goresan yang mengerikan. Dia lalu mengambil botol obat dan memberikan beberapa butir untuk diminum Wen Chao sebelum mengoleskan obat salep di kepala dan wajahnya. Wen Chao merengek kesakitan selama proses tersebut dan hanya berakhir dengan peringatan dari Wen ZhuLiu, "jangan menangis, atau air matamu akan membuat lukamu bernanah dan memperburuk rasa sakitnya."

Wen Chao dipaksa untuk bahkan tidak boleh merengek dalam keadaan seperti ini. Kalau itu Wen Chao di hari-hari biasanya, Lan WangJi yakin dia pasti sudah mengamuk karena kelancangan bawahannya itu. Anehnya, Wen Chao menurut dan hanya bisa menahan tangisannya agar tidak pecah. Suaranya diredam sebisa mungkin dengan wajah yang terdistorsi oleh rasa sakit dan air matanya. Jiang WanYin diam-diam merasa begitu puas melihat pemandangan ini, sementara Lan WangJi hanya memperhatikan situasinya dengan wajah sulit dibaca miliknya tanpa mengomentari apapun.

Segalanya BaginyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang