Kedua-puluh-dua

3.5K 310 100
                                    

Malam itu, Lan WangJi bermimpi.

Dia melihat Wei WuXian untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Tetapi di mimpi itu, Lan WangJi tidak memiliki tubuh duniawinya yang bisa dia gerakkan semaunya. Hanya ada kesadaran yang mengambang perlahan dari jauh.

Di mimpi itu, sumber penerangan satu-satunya hanya berasal dari bulan purnama yang remang. Oleh karena itu, sangat sulit untuk melihat tempat seperti apa itu dan apa yang sedang terjadi pada Wei WuXian. Lan WangJi hanya mendengar teriakan yang memekakan telinga dan mengiris hatinya berulang kali. Pemuda itu berteriak dengan segenap kekuatannya seolah tidak akan ada hari esok untuknya lagi. Teriakan itu sepertinya dipicu oleh rasa sakit tak manusiawi yang bahkan seseorang dengan daya tahan hebat seperti Wei WuXian tidak bisa tahan.

Lalu tiba-tiba, seolah kesadarannya yang jauh telah dibawa lebih dekat ke arah Wei WuXian, Lan WangJi bisa melihat dengan lebih jelas sosok pemuda itu sekarang. Ada begitu banyak roh jahat yang masuk ke dalam tubuh Wei WuXian dan berusaha mengambil alih tubuhnya!

Wei WuXian berteriak lagiーkali ini berhasil membuat kesadaran Lan WangJi yang tidak diizinkan untuk melakukan apapun selain menonton, akhirnya membuka suaranya setelah sekian lama, Wei Ying!

Sayangnya, Wei WuXian tidak bisa mendengar apapun, entah itu karena Lan WangJi hanya sebatas kesadaran di sana atau karena itu hanyalah mimpi. Lan WangJi berteriak memanggil pemuda itu beberapa kali lagi, memperhatikannya dari jarak tertentu di atas dengan tidak berdaya. Dia ingin mendekat dan mengusir semua roh jahat yang berusaha memasuki tubuh pemuda itu, tetapi dia tidak memiliki kuasa yang cukup untuk mengendalikan pergerakannya.

Di sisi lain, Wei WuXian berusaha menghindari roh-roh jahat itu dengan menyeret tubuhnya menjauhi mereka. Namun apa yang bisa dilakukan oleh seorang remaja berusia tujuh belas tahun terhadap ribuan roh jahat yang mengamukーberusaha mengambil ahli tubuhnya? Dibandingkan Wei WuXian yang tertatih-tatih tanpa tujuan yang jelas, roh-roh jahat itu jelas jauh lebih cepat dan dapat dengan mudah mengejarnya. Akibatnya, mereka menyerangnya lebih brutal dari sebelumnya dan menyiksanya tanpa ampun. Setiap pergerakannya menghasilkan rasa sakit yang lebih besar dan teriakan yang menusuk hati setiap yang mendengar. Tujuan destinasinya yang tidak pasti membuat siksaan ini seolah tidak ada akhirnya.

Kesadaran Lan WangJi yang tidak diteror oleh roh jahat manapun merasa seolah hatinya telah diremas berulang kali oleh tangan yang tidak terlihat dengan hanya menyaksikan pemandangan di hadapannya. Lan WangJi merasakan denyutan kesengsaraan melihat wajah terdistorsi oleh rasa sakit itu dan mendengar teriakannya yang mengguncang hati.

Wei WuXian membuka mulutnya dan mengerang hebat. Keringat dingin mengalir deras dari pelipisnya dan jatuh ke tanah kosong di bawahnya. Semua ototnya menegang menahan rasa sakit yang menusuk jantungnya dan mencoba mengambil alih kesadarannya. Sejujurnya, siksaan seperti ini bahkan jauh lebih mengerikan daripada kematian yang sesungguhnya. Siapa yang tahu sudah berapa lama dia di sana dan bersikeras untuk tidak menyerahkan tubuh dan jiwanya kepada roh-roh jahat itu? Pada akhirnya, ini tidak lain hanyalah mimpi buruknya Lan WangJi yang tidak pasti kebenarannya.

Lan WangJi memanggil beberapa kali lagi, Wei Ying! Wei Ying!

Tetapi semakin dia memanggil dan mencoba memberontak dari kekuatan yang menghalangi kekuasaannya, semakin dia merasa bahwa kesadarannya semakin menjauh. Sosok di hadapannya yang tadinya hanya berjarak beberapa meter di bawahnya kini sudah terlihat sekecil biji kacang di tanah kosong yang tertutupi oleh berlapis-lapis kabut malamーhampir tidak terlihat lagi. Suaranya yang sejak awal memang sudah terdengar seperti gema di ruang kosong, kini terdengar lebih lemah lagi dari sebelumnya, hampir seperti gaung yang hanya terdengar bagian akhirnya saja.

Wei WuXian tidak tergapai. Lan WangJi tidak mampu menggapainyaー

"Wei Ying!"

Lan WangJi mengangkat tangannya dan terbangun. Keringat dingin mengalir deras dari pelipisnya dan jatuh membasahi pakaian tidurnya. Napasnya tidak beraturan.

Segalanya BaginyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang