Kedua-puluh-satu

3.6K 359 151
                                    

Qingheng-jun meninggal dunia.

Saat Lan WangJi mendengar kabar itu, dia tidak tahu apakah hatinya bisa lebih sakit dari ini lagi. Siapa yang harus disalahkannya ketika dia yang tidak kompeten melindungi? Pamannya jelas tidak ada di sana ketika peristiwa itu terjadi. Kakaknya menghilang tanpa kabar demi menyelamatkan benda pusaka milik sektenya. Dan dia, hanya dia yang tertinggal dengan luka ringan.

Dia tahu hari ini akan datang, tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa itu akan secepat ini. Lan WangJi di usia ketujuh-belasnya adalah seorang remaja laki-laki yatim piatu yang harus mulai terbiasa menanggung beban dunia di pundaknya yang masih belum cukup lebar.

Lan WangJi kembali ke Cloud Recesses dan membantu pamannya, Lan QiRen, untuk membangun kembali sektenya yang sudah diporak-porandakan oleh sekte Wen. Kakaknya belum juga muncul bahkan setelah satu minggu berlalu. Di minggu kedua, ketika Lan WangJi berpikir bahwa keadaan akan semakin membaik, dia mendapatkan kabar bahwa Yunmeng baru saja diambil ahli oleh sekte Wen. Kepala sekte YunmengJiang dan istrinya meninggal dunia dalam proses mempertahankan sekte mereka. Begitu juga dengan ratusan murid dari sekte Jiang lainnya yang terlibat. Dan orang itu…

Wei WuXian menghilang.

Lan WangJi seringkali menemukan dirinya berdiam diri di altar leluhur milik sektenya beberapa hari belakangan ini. Terkadang dia datang untuk memasang dupa untuk para leluhurnya. Terkadang dia hanya berdiri dalam posisi melipat tangan dan menutup mata; berdoa untuk kebaikan semua orang, berdoa untuk kakaknya yang belum juga kembali, berdoa untuk ayahnya yang sudah tenang di alam lain, berdoa untuk pamannya dan untuk sekte GusuLan-nya, berdoa untuk 'orang itu' yang tidak ada kabarnya.

Lan WangJi bukanlah pembicara yang baik. Doanya seringkali berakhir dengan hanya beberapa kalimat singkat yang dikumandangkan di dalam hatinya. Setiap orang bahkan hanya disebutkan satu kali sebagai objek yang didoakan, tidak terkecuali Wei WuXian. Namun meski demikian, Lan WangJi seringkali mendapati dirinya hilang dalam pikirannya sendiri, dalam kekhawatirannya yang tak berujung setelah mengucapkan doa-doa itu. Jarum waktu yang membuatnya hidup dan bergerak seolah-seolah telah berhenti dan rusak.

Bagaimana kalau harapannya tidak sesuai dengan kenyataan yang akan dihadapinya? Bagaimana kalau masa depan tidak baik-baik saja dan Lan WangJi ditinggal tanpa apapun? Bagaimana kalau orang itu juga…

Lan WangJi bahkan tidak berani membayangkannya. Dia hanya menghela napas dan menemukan dirinya sudah ada di depan sebuah lilin entah sejak kapan, memain-mainkan percikannya dengan lidi panjang yang mengingatkannya kembali pada kejadian dua minggu yang lalu ketika mereka terjebak di gua bawah tanah gunung Sungai Petang dan api dari kayu bakar adalah satu-satunya sumber pencahayaan mereka saat itu. Bedanya sekarang Lan WangJi seorang diri, aman dan terlindungi meski hanya dinaungi oleh sebuah atap bangunan Cloud Recesses yang terbakar. Sedangkan Wei WuXian…

Lan WangJi bahkan tidak berani menebak apakah pemuda itu memiliki sebatang obor atau paling tidak, sebatang lilin kecil untuk menerangi sekelilingnya. Lan WangJi tidak berani membayangkan bagaimana Wei WuXian setelah sektenya dihancurkan. Dia hanya diam-diam berdoa di dalam hati; satu kalimat singkat kepada Dewa dan para leluhurnya untuk keselamatan pemuda itu di mana pun dia berada, seribu kebisuan yang mengikuti setelahnya sebagai wakil kegelisahannya yang tidak pandai menuturkan kata, dan sejuta pendaran api tiap detiknya di mata emasnya yang kosong sebagai caranya mengatakan kepada dunia bahwa dia tidak ada apa-apanya tanpa pemuda itu.

Di mana dia? Kau ada di mana?

Apa kabarnya? Apa kau baik-baik saja?

Sayangnya setiap pertanyaannya selalu hanya dibalas dengan kebisuan dari alam semesta. Tidak ada yang sudi menjawab panggilannya. Tidak ada yang sanggup membaca isi hatinya dan mengerti seberapa dia mengkhawatirkan orang itu. Lan WangJi juga tidak bertanya dan mengekspresikannya secara langsung, karena dia tahu itu akan percuma.

Segalanya BaginyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang