Ketiga

8K 635 117
                                    

Lan WangJi menorehkan kuasnya ke atas xuanzhi* miliknya. Kaligrafi yang dia lukiskan sempurna seperti biasanya. Pandangannya tegak lurus ke depan dan tidak ada keraguan sama sekali dalam mengisi setiap jawaban pertanyaan ujian yang diberikan oleh Lan QiRen. Keadaan ruangan ini begitu tenang seolah tidak berpenghuni sampai akhirnya seseorang bertingkah dengan melemparkan sesuatu ke belakang.

Wei WuXian menoleh ke belakang ketika Lan QiRen tidak melihat dan melemparkan sebuah buku catatan kepada Nie HuaiSang. Lan WangJi mengernyit sedikit ketika pemandangan itu tertangkap oleh sudut matanya. Tangannya berhenti menulis dan perhatiannya difokuskan pada seisi kelas. Ternyata bukan hanya Wei WuXian seorang yang berbuat demikian; seisi ruangan itu entah sejak kapan sudah dipenuhi dengan lemparan buku-buku catatan, dari kanan ke kiri, dan dari depan ke belakang. Murid-murid itu melakukannya dengan hati-hati ketika Lan QiRen tidak melihat.

Lan WangJi mengernyit lebih dalam. Bichen miliknya dikeluarkan dari dalam sarung dengan kekuatan spiritualnya dan dilemparkan ke tengah-tengah ruangan untuk memusnahkan buku-buku itu. Dalam beberapa detik dan dengan beberapa silatan pedangnya, kertas-kertas itu terkoyak dan melayang di udara sebagai serpihan yang tidak terhitung jumlahnya. Murid-murid yang melihatnya tercengang. Begitu juga Wei WuXian yang bergidik ngeri mengetahui siapa pemilik pedang itu. Hanya dengan beberapa sayatan dari Bichen, buku-buku itu terbagi menjadi ribuan lembar; apa jadinya kalau sampai dirinya yang disayat?

"La-Lan Zhan…" gumam Wei WuXian pelan ketika matanya bertemu dengan mata keemasan milik Lan WangJi.

Lan WangJi menunjukkan ketidaksenangan pada Wei WuXian. Kerutan di dahinya semakin dalam saja dan bibirnya melekuk ke bawah. Kalau Lan WangJi persis seperti seseorang yang baru saja kehilangan istrinya saat dia bermuka biasa saja, maka dia persis seperti seseorang yang kehilangan seluruh anggota keluarganya saat wajahnya ditekuk.

Lan WangJi tidak berhenti sampai di sana. Bichennya ia kirim kembali untuk menyayat setiap pakaian yang menyembunyikan buku catatan contekan yang tersisa. Wajah para murid itu pucat seketika karena mengira pedang itu akan menusuk jantung mereka. Beberapa dari mereka yang akhirnya menyadari siapa pemilik pedang sakti itu akhirnya berkata dengan keringat dingin di wajah, "Lan-xiong…"

Lan QiRen mengamuk sejadi-jadinya saat mengetahui keadaan kelasnya. Murid-murid didiknya itu nakal, tetapi kenakalan itu tidak pernah mereka realisasikan dan terapkan dalam Cloud Recesses sebelumnya. Akan tetapi semenjak Wei WuXian, si pembuat onar dari sekte YunmengJiang itu datang, keadaan berubah dan praktik-praktik pelanggaran semakin menyebar di GusuLan. Murid-murid tidak lagi takut untuk mewujudkan apa yang ingin mereka lakukan karena sudah ada yang 'membuka jalan' terlebih dahulu.

Setiap dari mereka yang menjadi dalang penyebar kunci jawaban itu dihukum oleh Lan QiRen. Begitu juga Wei WuXian. Bedanya hanyalah murid-murid lain disuruh untuk menyalin surat Kebajikan sebanyak tiga kali, sedangkan Wei WuXian sendiri disuruh untuk menyalin surat Kebajikan dan Perilaku masing-masing sebanyak satu kali sambil menghadap dinding di dalam paviliun perpustakaan dengan diawasi oleh seseorang. Tanpa diberitahupun, Lan WangJi tahu kalau pamannya ingin dia yang pergi dan mengawasi Wei WuXian. Jadi saat pamannya benar-benar menugaskannya akan hal itu, Lan WangJi hanya mengangguk pelan lalu pergi.

"Tulisan yang bagus! Tulisan ini ada pada tingkat tertinggi!"

Lan WangJi tidak menghiraukan apa pun itu yang Wei WuXian katakan padanya. Fokusnya hanya satu; menyelesaikan salinan buku kuno yang memang dipakai untuk melatih kaligrafinya. Ini hari pertama Wei WuXian menjalani hukumannya, tetapi dia sudah tidak tahan untuk tidak membuka mulutnya. Lan WangJi sempat merasa ragu apakah Wei WuXian benar-benar bisa menyelesaikan surat Perilaku apa tidak.

Wei WuXian mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, kemudian berkata, "WangJi-xiong."

Lan WangJi tidak menunjukkan reaksi apapun terhadap Wei WuXian. Perhatiannya tetap tertuju pada karakter-karakter Cina di dalam buku.

Segalanya BaginyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang