Kedua-puluh-tujuh

2.9K 233 163
                                    

Kenyataannya, Lan WangJi tidak benar-benar pergi.

Dia bersandar di salah satu batang pohon di hutan itu untuk waktu yang cukup lama, berusaha mengatur kembali napasnya yang terengah-engah setelah menghilang dengan kecepatan cahaya dari hadapan Wei WuXian. Butiran keringat mengalir turun dari pelipisnya. Lan WangJi meremas jubahnya sebelum menyentuh bibirnya yang beberapa saat yang lalu baru saja menempel dengan bibir Wei WuXian dengan satu tangan. Jantungnya berdetak kencang. Dia akhirnya menciumnya juga. Dia akhirnya mencicipi bibir pemuda itu.

Tangannya yang lain yang sedang memegang setangkai bunga tanpa disadarinya mengendur dan hampir membuat bunga di genggamannya terjatuh ke tanah. Menyadari hal itu, lamunan Lan WangJi terbuyar dan pikirannya kembali ke dunia nyata. Dia menatap bunga curiannya dengan pandangan yang rumit.

Bunga itu juga adalah sebuah bunga peony yang indah, persis seperti yang diberikan Wei WuXian kepadanya. Bedanya hanyalah; satu diberikan oleh Wei WuXian kepadanya, satunya lagi diberikan oleh seseorang yang tidak dia kenal kepada Wei WuXian. Hanya dengan memikirkan bahwa ada seseorang di dunia kultivasi ini yang menaruh ketertarikannya kepada Wei WuXian dan diam-diam menyimpan rasa untuknya sudah cukup untuk membuat kepala Lan WangJi berdenyut dan hatinya kesal. Rasanya dia ingin sekali membawa pulang orang itu dan menyekapnya di Jingshi hanya untuk dinikmatinya seorang. Tidak ada yang boleh menyentuhnya selain dirinya. Tidak ada yang boleh melihatnya selain Lan WangJi.

Tetapi tentu saja, itu akan menjadi cerita di hari lainnya. Karena pada titik ini, Lan WangJi masih cukup waras untuk berpikir kalau kehilangan pengendalian dirinya dan mencuri ciuman dari seorang pria itu adalah dosa yang besar. Melakukan meditasi tertutup selama seratus hari seratus malam dan menyalin sutra Budha sebanyak lima puluh kali bahkan tidak akan cukup untuk menutupi dosanya yang berat itu. Lan WangJi hanya bisa mengutuk dirinya karena telah kehilangan pengendalian dirinya di siang bolong begini. Dia pasti sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya ketika dia dengan lantangnya maju dan mencium pemuda itu.

Setelah merenungkannya untuk sejenak, Lan WangJi memutuskan untuk menyimpan bunga itu bersama dengan bunga peony yang diterimanya dari Wei WuXian. Ah, catatan kejahatannya bertambah lagi. Tetapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa dilakukannya dengan itu selain menyimpannya diam-diam untuk nantinya dibawa mati dengannya. Setelah ini, dia berjanji akan memohon pengampunan kepada Dewa yang tertinggi. Hukuman apapun akan diterimanya, asalkan Wei WuXian tidak memiliki benda-benda yang diberikan gadis-gadis itu kepadanya.

Setelah merasa keadaannya sudah cukup membaik, Lan WangJi akhirnya berusaha untuk menopang tubuhnya kembali tanpa bantuan batang pohon di mana dia bersandar, hanya untuk menemukan bahwa ada sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya…

Batangnya.

Lan WangJi, "…"

BRAKK!

Lan WangJi tidak segan-segan langsung meninju pohon yang ada di hadapannya dan membelanya menjadi dua. Dia bahkan sudah tidak ingat kalau korban perampokannya itu masih berada tidak jauh darinya. Bagaimana tidak? Kehilangan pengendalian dirinya dan berakhir mencuri ciuman dari seorang lelaki sudah termasuk kejahatan yang cukup besar, tetapi merasa terangsang dan berakhir dengan batangnya yang menegang setelah mencuri ciuman dari seorang lelaki berada di level yang berbeda! Memalukan! Benar-benar memalukan!

Kalau begini, apa bedanya dia dengan Wei WuXian? Dia bahkan lebih buruk darinya karena telah mencuri ciumannya secara diam-diam! Di mana letak pengendalian dirinya yang selalu dibangga-banggakannya itu? Jangan bilang setelah pita dahinya dimain-mainkan oleh Wei WuXian, Lan WangJi tidak lagi bisa mengendalikan dirinya dengan baik dan… dan berakhir memiliki tubuh dan pikiran yang kotor…

Tepat setelah Lan WangJi tanpa sengaja mengamuk dan membela dua pohon yang ada di hadapannya, suara yang tidak asing itu memanggilnya, membuyarkannya dari lamunan, "Lan Zhan! Apa yang sedang kau lakukan?"

Segalanya BaginyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang