09. Sebuah kejutan?

25 9 29
                                    

Haii, Mon maap kalau ada typo bertebaran dimana-mana. Aku update lagi nih wkwkwk
Jangan lupa vote sama coment nya ya.




Selamat membaca~

Bandara Soekarno-Hatta.

Seorang wanita mendorong sebuah koper besar, dengan kaca mata hitam yang bertengger manis di tulang hidungnya. Bibir merah dan tubuh ideal.

"Eum, kamu yakin nggak mau ngasih tau keluarga kamu dulu" tanya seorang pria tampan.

Tubuhnya tinggi menjulang, hidung mancungnya mempunyai membuat para wanita terhipnotis olehnya. Pria itu juga sedang menyeret koper besar berwarna hitam.

"Biar surprise" ucap wanita cantik itu. Wanita itu berjalan seperti model

"Haduhh, cape juga penerbangan dari Makassar ke Jakarta" ucap wanita berbibir merah itu. Telapak tangannya bergerak maju-mundur di depan wajahnya yang cantik itu. Ia membuat kipas manual dari tangannya.

Wanita ramping itu merogoh ponselnya dari dalam tasnya, tangan lentik wanita itu bergerak mencari sebuah nama. Dan wanita itu menempelkan ponselnya di daun telinganya.

"Halo pak jemput saya di Bandara Soekarno-Hatta sekarang, tapi jangan kasih tau siapa dulu kalau saya sudah pulang dari Makassar"

"Baik, tunggu saya disana"

Tut.

Wanita itu menekan tombol merah di ponselnya.

Wanita itu menoleh kesamping dimana seorang pria muda yang berdiri di sampingnya, ia merasa senang bisa kembali ke Jakarta.

"Aku kembali sayang"

***

Dua orang gadis itu berjalan dengan anggun, di ikuti oleh langkah panjang di belakang dua orang gadis itu adalah, Angga, jaehan dan Arion.

Si most wanted berjalan di koridor sekolah, banyak orang yang menatapnya kagum sekaligus iri.

Mereka berlima sudah memasuki area kelas mereka, dengan langkah tertitah mereka berlima mendekati meja masing-masing, dan mendudukkan dirinya.

Jaehan yang duduk dengan Dea menyapa pemuda berbadan kurus itu.
"Lo kenapa?" Tanya jaehan.

"Gapapa gue cuman kurang tidur aja" pemuda itu menunduk kembali dan tidak berani menatap Elsa dan yang lainnya.

Ada apa dengan perasaannya? Apakah Elsa benar anak dari pembunuhan mama? Tapi, kedua orang tuanya saja sudah meninggal. Dea menggelengkan kepalanya pelan. Ia berusaha menepis pikiran negatifnya jauh-jauh.

"Sa, mana catatan IPA nya?" Tanya Billa, tangan kanannya terangkat seperti seorang anak yang meminta uang jajan kepada mamanya.

"Tunggu bentar" ujar Elsa, terlihat gadis itu mengacak-acak ransel hitamnya.

Tak lama kemudian Elsa mengeluarkan sebuah buku bersampul coklat tua. Elsa mengulurkan tangannya dan memberikan buku itu kepada Billa.

Billa dengan sigap mengambilnya dan mencatat isi buku tersebut.

Arion bangkit dari duduknya, semua pasang mata melihatnya dan menatap dengan tatapan tanda tanya.

RAHASIA [ Selow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang