25. Gedung tua.

10 4 8
                                    

Hai jangan lupa vote sama coment nya ya, kali ada typo maklumi aja ya. Terimakasih ❤️




Selamat membaca~

"SIALAN, LEPASIN GUE BANGSAT!!"  Dea memberontak kasar. Dea duduk di kursi kayu berwarna coklat, tangannya di ikat kebelakang, tali rafia hitam mengikat tangan dan kakinya.

Dea berusaha melepaskan diri namun nihil. Dia tidak bisa melihat apa-apa, di kepala Dea berisi karung itu membuat Dea sulit bernapas dan sesak.

"Rio! Elsa! Lo dimana?!" Tenggorokan Dea terasa sakit akibat berteriak kencang. Tidak ada jawaban dari mereka berdua.

"Heh! Bocah diem Lo" ancam pria bertubuh bongsor itu, "lepasin gue anjing!!" Suara Dea hampir hilang karena berteriak.

"Akh!"

"Rio, Lo gapapa?" Tanya Dea, Arion dan Dea sama-sama di ikat di kursi kayu dan sama kepalanya berisi karung. "Badan gue s-sakit" Arion mengeluh.

Namun Arion teringat sesuatu.

"Elsa! Elsa mana?" Arion memberontak sekuat tenaga namun tidak bisa, malah pergelangan tangannya yang menjadi sakit.

"Elsaaaa!" Teriak Arion dari dalam karung.

"Lo bisa diem gak hahh?!" Pria bongsor itu mendekati Arion dan menarik kerah baju Arion, itu membuat badan pemuda berpakaian putih abu-abu itu terangkat.

"Mana Elsa jawab gue sialan?!!" Arion berteriak hingga urat-urat lehernya muncul, dan tentunya ia berkeringat.

"Lo mau nyari cewek itu, tenang aja dia aman sama bos gue" ucap pria berotot itu.

"Dimana dia kasi tau gue!!"

Dea hanya diam dia berusaha melepas tali yang mengikat tangannya. Dea diam bukan berarti kalah tetapi merencanakan sesuatu.

Seseorang yang diam dalam hal sulit bukan berarti dia kalah atau mengeluh, tetapi dia sedang memikirkan sesuatu dalam otaknya. Dia akan bergerak jika lawannya lengah.

"Selama Lo gak Teriak cewek Lo bakalan aman" ancam pria itu Arion mendadak menjadi bungkam.

Di lain tempat.

"A-aduh" perlahan-lahan gadis itu Banun dan mengeluh sakit pada tangannya.

"Oh kamu sudah bangun?" Pria berwajah muda itu mendekati Elsa yang sudah sadar.

Tangan Elsa diikat oleh tali rafia hitam, ikatan itu sangat kencang dan sakit baginya.

"Siapa kamu?" Elsa mulai was-was dan dia mendudukkan dirinya, anehnya ia berada di sebuah kasur yang empuk dan nyaman.

Lalu terdengar orang yang duduk di kasur itu, Elsa mulai takut dan gemetar. Kedua tangannya berada di depan dadanya untuk menutupi dadanya.

"Jangan-jangan dia mau perkosa aku?" Elsa menjerit dalam hatinya, apakah se nahas ini nasibnya? Elsa semakin memundurkan tubuhnya hingga punggungnya menyentuh tembok kasur.

"Kamu anak Yoga dan Metta?" Elsa mendengar suara itu lagi, Elsa gemetar dan terdiam. Tangan Elsa dengan cepat akan membuka tali itu namun gagal.

RAHASIA [ Selow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang