32. Kritis

12 4 12
                                    

Hai orang-orang baik, jangan lupa vote sama coment nya ya




Selamat membaca~

"Gio!!"

Dion membentak anak sulungnya dengan keras. Kemudian Gio menatap pria yang sedang bersimpuh di tanah dengan air mata yang keluar deras.

Gio tidak langsung menjawab,

"Dea?!"

Gio bergumam, "Paa Dea mana?!" Dan sekarang dirinya lah yang panik, dia menatap kesekitar tidak ada adiknya hanya ada dua pria yang mengeluarkan air mata.

"KAMU TAU, DEA ADA DI DALAM GEDUNG ITU DAN KAMU? KENAPA KAMU BISA ADA DISINI, BUKANNYA KAMU BELAJAR KELOMPOK DI RUMAH TEMANMU?!!"  kali ini Dion benar-benar marah, saat istrinya disebut tadi dia menjadi sensitif.

Dan gio merasakan dadanya seperti di terjang ombak, dia membulatkan matanya dan dia terduduk di bawah.

"Deaaa!"

"Kamu ngapain masuk kedalam sana?" Dion mencegat anaknya untuk masuk kedalam gedung itu, namun gio memberontak.

Ya katakanlah gio bodoh sekarang, seharusnya dia tidak ikut campur tangan dengan pria sialan seperti Aldo.

"Pa... Maafin gio pa" ucapnya menangis.

"Maksud kamu apa?"

"Aku yang udah bikin gedung ini terbakar"

Dion tidak habis pikir dengan anaknya ini, "jangan bilang kamu ikut campur dengan Aldo?" Tanya Papanya, lalu pergerakan yang di berikan oleh Gio membuat Dion membeku.

"KAMU TAU DIA SIAPA? DIA YANG BIKIN MAMA KAMU MENINGGAL KENAPA KAMU MALAH BERSEKONGKOL DENGAN DIA HAH?!!"

"maafin gio pa... Gio pikir orang tua Elsa yang udah bunuh mama" gio menangis tersedu-sedu, dia menatap wajah ayahnya yang menahan emosi.

"Kamu udah di manfaatin sama dia, kamu tau dia yang udah bikin orang tua Elsa meninggal" Bagas masih menatap nanar gedung yang sudah habis di lahap api.

"Dan adik kamu jadi taruhannya, bukan cuma dia Arion sama temannya juga" yang bisa dilakukan gio hanyalah diam dan menunduk.

Dan hujan perlahan turun, dari butiran-butiran kecil hingga butiran-butiran air yang besar.

***

Empat orang remaja berlari menuju hutan, wajah pucatnya mendominasi bahwa remaja itu sedang tidak baik-baik saja.

"Aku capek"

Arion menatap gadis di sampingnya, gadis itu terlihat pucat.

Hujan mengguyur mereka berempat, suara gemuruh hujan terdengar di Indra pendengaran mereka, hutan yang gelap dan lembab itu menyulitkan untuk mereka berlari.

Jaehan merangkul gadis cantik di sampingnya, gadis itu terlihat ketakutan dan pucat.

Elsa menatap cowok yang memegang tangannya, dia sedikit terpana dengan Arion, cowok itu terlihat gagah di bawah guyuran hujan, di tambah rambutnya yang basah dan lepek. Diam-diam Elsa tersenyum tipis.

RAHASIA [ Selow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang