33. Si pelaku.

13 2 8
                                    

Hai, jangan lupa vote sama coment nya ya, karena itu sangat berpengaruh buat aku nulis cerita ini. Kalo Nemu typo, di komenin aja biar aku tau dimana letak typo nya. Terimakasih ❤️




Selamat membaca~

Dua pria itu masih terduduk di atas rerumputan basah karena hujan, untung saja hujannya sudah berhenti. Dion menenangkan Bagas agar Bagas bisa tegar.

Bagas tadi mendapat telepon dari Aldo, pria sialan itu mengatakan bahwa Yuna istrinya telah tewas terpanggang di gedung tua itu, sontak tatapan pria itu kosong dan dia tidak berbicara sedikitpun.

"Gu-gue juga tau gimana rasanya kehilangan"

Dion membantu berdiri Bagas, pria itu hanya menatap kearah depan dengan tatapan kosong.

"Soal kemarin gue minta maaf karena udah nuduh Lo, mengklaim bahwa Lo sudah membunuh istri gue. Gue juga ingin minta maaf sama almarhum Yoga sama Marvin" iya kali ini Dion benar-benar menyesali perbuatannya dia telah membenci sahabat lamanya dia juga sadar, bertindak gegabah membenci orang lain itu akan berakibat fatal.

Dion dan Bagas sudah berteman lama, jadi tak heran jika kedua pria itu menggunakan bahasa 'gue lo' sungguh pria yang nyentrik.

"Setidaknya kamu sadar sekarang" ucap Bagas parau, Dion memapah Bagas dan membantunya berdiri.

"Gio kamu cari Dea sama yang lainnya" ternyata gio masih berada di sana, kemudian gio mengangguk dan berlari keluar dari lokasi gedung yang telah hangus tersebut.

Bagas melepaskan diri dari Dion, dia berjalan mendekati gedung yang sudah habis terbakar itu, dia menatap gedung itu dengan tatapan sendu.

"Ini tempat peristirahatan kamu yang terakhir, aku harap jika ada kehidupan selanjutnya aku mau kamu jadi istri aku lagi" Bagas mengusap matanya kasar, dia menyeka butiran-butiran air yang keluar dari pelupuk matanya. Dion yang menyaksikan itu dari belakang dia ikut meneteskan air mata, dia tau bagaimana rasanya kehilangan seorang yang kita sayang.

Puk!

Bahu Bagas di tepuk oleh Dion.

"Kayaknya gue gak bisa biarin Lo sendiri sekarang, takutnya Lo bunuh diri" celetuk Dion asal. Sang empu hanya sedikit tersenyum dan menunduk menahan rasa perih di dadanya.

***

Arion terlihat sangat frustasi sekarang, kantung matanya terlihat sangat jelas.

"Bang?"

Suara berat itu membuat Arion mengangguk kepalanya, dia duduk di kursi di depan ruang Elsa di rawat.

Angga ikut duduk di samping kakak, "gimana keadaannya?" Tanya Angga, dia datang bersama Dea cowok kurus dan tinggi.

Fyi, jaehan yang memberi tau Angga bahwa Elsa di rawat di rumah sakit melalui telepon umum di lobi rumah sakit. Karena ponsel Billa, Arion, dan Jaehan rusak karena terkena air hujan.

Dan jaehan pulang mengantar gadisnya pulang.

Arion menggeleng, "Elsa kritis"

RAHASIA [ Selow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang