Dengan seragam formal, ku langkahkan kaki berlalu menuju teras menunggu ojek online yang sudah ku pesan 5 menit yang lalu. Kepala ku sudah ngga begitu berdenyut hanya berita kecelakaan ku cukup jadi berita besar di instansi.
Apalagi yang ku tabrak petugas keamanan alias pihak kepolisian. Benar benar sangat konyol pikir ku. "Mbak,"panggil ojek online yang menjemput membuyarkan lamunan ku. Tapi ngga menutup kemungkinan aku akan fokus setelahnya. Mengapa bayangan itu terus saja menguar?
Sholawat yang terdengar di telinga perlahan menetralisir suasana pagi yang ku mulai dengan hal sama. Apalagi kalo bukan pertanyaan soal kapan nikah. Rasa rasanya aku juga bosan tapi apalah daya. Aku ngga mau berdosa dengan selingkuh batin karena masih menyimpan rasa pada laki-laki lain.
Daripada aku berdosa pada suami ku lebih baik menunggu hingga waktu yang tepat. Aileen Dananjaya sosok laki-laki yang cukup mengobrak abrik masa abu-abu menjadi masa lebih bewarna namun saat masa SMA usai maka usai juga kisah cinta begitu mungkin pikir nya. Mengapa semua laki-laki hanya suka membuat luka?
Itulah yang membuat ku benci dengan setiap pertemuan yang direncanakan orang tua ku. Aku ngga bisa percaya begitu saja terhadap suatu hal setelah merasakan sakit yang mendalam. Bagi ku kebodohan kalo aku kembali mengalami sakit di jalan yang sama. Jadi bukan alasan klise lagi.
Tak terasa aku bahkan sudah sampai di kantor karena terlalu ngga fokus dengan jalan. Dengan langkah pelan ku lihat di parkiran baru beberapa mobil terparkir sama seperti biasanya. "Wey An,"ucap Leony menepuk bahu ku. "Ini datang salam kek apa kek. Kira mu mau suporter kah,"tanyaku mengaduh pelan menahan sakit bekas kecelakaan kemarin.
"Oiya kemarin kamu halu kah bisa nabrak polisi,"tanya Leony. "Iya halu in Aileen,"ucapku jujur. "Aileen lagi? Ayo lah Ani kamu ini harus membuka hati masa gara-gara masa lalu kamu sampai kecelakaan loh. Denger An aku ndak tau dimana sumber nya.
Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik begitu pun sebaliknya. Jadi yakin lah berarti Allah kirim laki-laki baik untuk mu,"ucap Leony di depan fingerprint. "Iya tau masalahnya aku ikhlas cuma ngga
Ting
Ku lihat bunyi dari alat absensi yang berbunyi justru menampilkan tanda tak dikenal membuat ku kaget bukan kepalang. "An mana ID mu,"ucap Leony. "Astagfirullah jangan bilang ketinggalan di mobil lagi,"ucapku mengetuk jidat. "Duh terus gimana,"tanya Leony. "Ehm ini masih ada 20 menit lagi. Ingat dulu mobil mu dibawa kemana,"tanya Leony.
"Kemarin Aresth bilang sudah taruh ke bengkel itu deket rumah dinas nya Clarissa,"ucapku mengingat. "Aduh ndak bisa lagi aku anter. Atau kamu mau pakai mobil ku,"tanya Leony. "Ndak bisa aku ngendarai mobil habis kecelakaan kemarin,"ucapku bingung berjalan kesana kemari di depan kantor berpikir keras.
"Udah berhenti kesana kemari An please,"ucap Leony. "Berpikir dulu aku kek mana,"ucapku. "Oh minta tolong aja sama Clarissa,"ucap Leony. "Oh iya ya ngga kepikiran,"ucap segera mencari kontak Clarissa di ponsel ku. Lagian ada aja nah kebanyakan lempeng sampai lupa kan urusan pribadi.
"Permisi,"ucap satpam menghampiri kami. "Iya ada ya Pak Udin,"tanya Clarissa. "Itu Bu Leony ada Polisi mau cari Mbak Isyana,"ucap Udin membuat ku tercengang. "Urusan dengan polisi kemarin belum kelar An?,"tanya Leony. "Udah kok,"ucapku juga heran. "Mending temui aja gih. Aku temani kok,"ucap Leony mengajak ku berjalan ke gerbang.
Lagian kemarin kan udah usai atau jangan bilang Najwa lagi lapor ke polisi malah jadi runyam. Ehh ngga boleh Suudzon An, dosa. "Pak ini Mbak Isyana nya,"ucap Udin membuat sosok berbaju coklat itu berbalik menatap ku. "Whops Fajar? An ini bukan Fajar yang itu kan,"bisik Leony. "Fajar manalagi memangnya,"ucapku pelan.
"An ID mu ketinggalan di mobil ku,"ucap Fajar mengangsurkan ID ku. "Makasih ya maaf ngerepotin,"ucapku. "Nggak papa. Semalam mau nganter cuma udah jam 9. Ngga enak mau bertamu apalagi bukan muhrim. Sama ini dari Umi,"ucap Fajar memberikan ku tempat bekal persegi empat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekawira Danadyaksa~Completed
RomanceMenikah dengan perjodohan bukan hal yang bagus ralat lebih tepatnya hanya pihak laki-laki yang sudah lebih dulu mencintai pihak perempuan. Bak kata pepatah menikah dengan orang yang mencintai dengan tulus, begitu Isyana diperlakukan istimewa seolah...