Bab 28 : Masih

98 8 0
                                    

"Nak makan ya,"ucap Nayla hanya ku angguki pelan. "Udah sayang, dimana pun Fajar sekarang pasti ngga mau kan kamu begini. Sekarang makan ya,"ucap Nayla mengusap lembut kedua pipi ku. "Iya Ning nanti maag nya kambuh bikin geger dikira hamil loh,"ledek Najwa tak bisa membuatku berkutik.

Ini juga yang ku lakukan selama 2 hari. Seperti orang kehilangan arah saja. Tapi bagaimana komentar mu begitu tau malam yang sama suami mu juga tengah mencari mu dan bedanya kau pulang dia ngga. Mau hubungi Aileen nanti malah di salah kaprah kan. Kepolisian juga tengah berusaha mencari Fajar.

Ku masukkan semua makanan yang terasa tawar di mulut ku. Aku ngga akan mau kalah kali ini. Segera ku tarik tas sebelum berlalu mengendarai mobil ku berangkat kerja. Meskipun aku harus tetap mencari, aku juga sudah sumpah jabatan.

Menjalani jalan yang biasa ku isi dengan tawa renyah dalam waktu yang lama. Kalo bisa ku sebut pshyco, itulah Aileen.

Cinta kita memang tidak semudah yang dibayangkan

Satu penggal lirik sukses membuat mata ku mengeluarkan lagi cairannya. Tak jarang dalam dua hari ini ku lihat sepasang kekasih menghabiskan waktu bersama cukup membuat meringis. Dulu saat dirinya dekat dengan ku kenapa ku pilih memusuhi nya. Kenapa ngga milih menikmati sore bersama?

"Pagi Bu Isyana,"sapa Rudi, satpam instansi hanya ku senyumi sekedarnya. Menghapus kembali air mata sembari menenangkan sedikit rasa hati yang bergejolak. "TETAP SEMANGAT MY SOB UNTIL JANNAH,"teriak Leony membuat ku tak tahan ingin tertawa saja. "PD mu ketinggian Mbak,"ucapku sebal.

"Heh selagi belum ada jejak anggap aja Mas Fajar kesayangan mu lagi refresh bosen kamu omeli,"ucap Leony menepuk bahu ku keras. "Kamu mau kasih semangat atau mau buat orang babak belur,"ucapku. "Ya maaf. Biar kamu ikut semangat gitu,"ucap Leony ku abaikan begitu rasa bergejolak dari perut ku.

"Heh ini anak,"ucap Leony hanya ku anggap angin lalu. Masa masuk angin sih. Biasanya juga kemana aja ngga masalah biar hujan badai. "Kamu ini kenapa An? Tumben tiap pagi mual,"ucap Clarissa membuat rasa ingin mual terasa lagi. "Cla mundur kau. Mual aku cium parfum mu,"ucapku.

"Hah? Kok aku,"ucap Clarissa bingung. "An kamu ini kenapa makin aneh heh? Kemarin aku pake parfum cherry mual trus ku tanya parfum mint iya atau ngga kamu bilang ngga. Sekarang mual lagi,"ucap Clarissa berkacak pinggang. "Makanya. Ngga sehat kayaknya kamu An,"ucap Leony. "Aku sehat beneran cuma begitu dekat parfum mu itu nah,"ucapku menutup hidung ku.

"Ada apa ini?,"ucap Natasya memecah keramaian yang kami buat. "Maaf Bu. Isyana ini mulai mual setiap kali cium parfum nya Clarissa Bu,"ucap Leony. "Kemarin pake cherry mual. Hari ini pake minta juga mual,"ucap Clarissa memijit pelipisnya. "Isyana tengah hamil sekarang?,"tanya Natasya.

"Ngga Bu,"ucapku. Yang benar saja semuanya saja disamakan dengan gejala kehamilan. "Mending kalian antar Isyana ke klinik. Biar lebih jelas masalah nya,"ucap Natasya.

"Baik Bu,"

"Ehh iya jangan-jangan lu hamil ya,"ucap Leony sepeninggal Natasya. "Heh ngga sembarang ya,"ucapku. "Ya ngga tau kan. Udah ah ayok ke klinik biar makin jelas,"ucap Clarissa menarik ku. "Jangan dekat-dekat Cla. Mual aku,"ucapku membuatnya mencibir gemas. "Iya ya istrinya Fajar paling manja,"ucap Clarissa membuatku terkekeh geli.

-^-

Aresth POV

Bukan hanya Isyana yang panik dengan kepergian Fajar yang tak kunjung di temukan, beberapa rekan Fajar turut berusaha sebaik mungkin mencari sosoknya.

Ekawira Danadyaksa~Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang