Aroma citrus memenuhi penciuman ku begitu ku gerakkan mata perlahan. Itu bukan aroma Fajar. Aku bisa yakin meskipun sama-sama aroma citrus. Parfum Fajar citrus yang menenangkan bukan yang tercium seperti campuran aroma yang lain. Lantas ku buka mata memperlihatkan ada beberapa wanita dengan pakaian yang sama.
Sontak membuatku segera bangun sembari melihat baju ku yang masih utuh. "Cok,"ucapku begitu melihat semuanya tampak asing. "Aku dimana ini heh budek semua kah kalian,"ucap ku menujuk semua hal di sekitar ku.
"Nona Muda. Tuan meminta kami menyiapkan Anda untuk makan malam bersama anggota keluarga,"ucap salah satunya. "Matamu tuan nona. Dimana lagi aku ini kamvret,"ucapku membuat beberapa wanita yang berbaris rapi tersentak.
"Ngajak gelut kah? Pulang kan aku cepat,"ucapku mengambil kuda-kuda namun mereka semakin membungkuk membuatku makin ngga tahan hingga menendang semua hal yang bisa ku tendang. "Nona Muda harap tenang. Tuan hanya meminta Anda makan malam saja,"ucapnya.
"Makan malam. Aku belum sholat Maghrib astagfirullah. Kalian apalagi dasar makhluk. Ingat mati kalian,"ucap ku mengambil wudhu. "Nona tapi Tuan muda sudah menunggu,"ucapnya. "Mati mu juga bisa nunggu kah?,"ucapku sebelum melaksanakan sholat usai melihat kompas di jam tangan.
"Nona Muda tengah melaksanakan sholat Tuan,"
"Baik Tuan. Setelah Nona selesai kami akan memberitahukan padanya,"
"Pembualannya bos kalian. Ngga punya akhlaq lagi. Sudah tau perempuan udah ada suaminya aja dibawa. Ngga punya otak sih. Maaf ya Mbak. Pancen lambe ku seneng misuh,"ucapku melihat semua sisi ruangan yang terkunci apalagi pintu. "Weh aku mau keluar,"ucap ku menatap mereka satu persatu sembari menodongkan pisau di kaki ku.
"Nona mohon ikut kami bersiap. Kami ngga punya pekerjaan lagi kalo Anda menolak,"ucapnya seolah aku terjebak di dunia lain saja. "Alasan klasik kira mu aku anak Wattpad hah,"ucapku sebal.
Bukannya malah pergi justru mereka mengambil posisi bersujud membuatku refleks naik ke atas kursi. "Kalian ngapain cok. Sholat aja ngga mau. Ngapain kalian sujud hah. Berdiri ntar aku mandi sendiri. Tapi kalian kasih tau siapa tuan kamvret salah sasaran kalian itu,"ucapku. "Mohon untuk tidak bertanya Nona. Kami ngga punya kesempatan itu lagi,"ucapnya membuatku bergegas dengan bibir tak berhenti misuh.
"Oke tapi kasih tau tuan kalian. You is peko. Tunggu aja sampai dapat mukanya. Pake sok sok di tahan lagi,"ucapku sebelum membanting pintu kamar mandi sembari berpikir keras. Ini kok bisanya aku malah di bawa ke ruangan begini. Akh pasti waktu mau ke pos satpam ini. Pasti Fajar bingung nyari ini. Sembari bersiap dengan cepat batin ku terus berdoa semoga Fajar segera menemukan ku.
-^-
Baju yang terkesan sederhana sama dengan jilbab yang ku pakai. Aku akhirnya menuruni anak tangga. Ini rumah orang kaya yang ku tau. Tapi masalahnya orang kaya mana yang ngga punya otak culik orang salah server.
"Selamat malam An.Gimana nyaman ngga kamar mu?,"tanya Aileen membuatku tak tahan untuk menggebrak meja. "Matamu nyaman. Kamu tuh udah punya otakkah? Ada istri malah bawa istri orang hah?,"ucap ku menodongkan pisau ke arahnya. "Ahaha kamu suka bercanda kayaknya An. Mending kamu makan okey,"ucap Aileen tak mengindahkan ku.
"Bodo amat. Pulangkan aku sekarang cok,"ucapku. "Kamu makan dulu An. Memangnya ini adab yang diajarin sama Ustadz tadi,"ucap Aileen membuatku tak tahan untuk kembali mengumpat. "Apa cok? Kalo aku ngga di ajari adab sudah ku bunuh duluan kamu,"ucapku sebal duduk dengan sebal.
Tak lama satu persatu mulai bergabung di meja panjang rumah ini. "Woah ini yang namanya Isyana,"ucap laki-laki yang terlihat asing di mata ku. "Cantik ya Mbak Ratna,"ucap perempuan yang lain. "Ani ngga pernah main ke rumah Tante loh,"ucap Ratna hanya ku senyumi dengan sangat terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekawira Danadyaksa~Completed
RomanceMenikah dengan perjodohan bukan hal yang bagus ralat lebih tepatnya hanya pihak laki-laki yang sudah lebih dulu mencintai pihak perempuan. Bak kata pepatah menikah dengan orang yang mencintai dengan tulus, begitu Isyana diperlakukan istimewa seolah...