Fajar POV
Ku kompres kening istri ku lembut. Entah apa yang membuatnya begitu mencintai Aileen. Aku ngga marah atas perkataan nya hanya saja tindakan nya yang membuat Gita sampai stroke nya kambuh. Itu sudah keterlaluan.
"Le,"panggil Indra menemui ku. Meski kalimat Indra begitu kasar, tapi bagi nya Isyana juga putri nya. "Iya Pak kenapa ya,"tanyaku sigap. "Bawa Isyana ke pesantren mu aja selama kaki nya belum sembuh. Lagian kerjaannya kan bisa dari rumah. Biar dia bisa tau artinya apa yang orang buat untuk nya bukan benci tapi sayang,"ucap Indra.
"Baik Pak. Maaf kalo saya kurang kompeten mendidik Isyana,"ucapku merasa turut salah dengan tindakan Isyana. Pasalnya dulu sebelum menikah dia ngga pernah begini. Artinya aku sumber masalahnya kan. "Ngga saya yang salah. Sudah saya titip Isyana. Makasih le sudah sabar,"ucap Indra.
Segera ku urus beberapa administrasi sebelum mengajak Isyana pulang dalam kondisi tidur. Karena kalo dia bangun hanya merepotkan semua pihak. Pasti akan mengamuk sana sini.
Ummi is calling.....
"Le kalian jadi pulang ke pesantren malam ini?,"
"Iya Ummi ini masih di rumah sakit tapi,"ucapku menempatkan posisi Isyana dengan benar di jok sebelah ku.
"Ani pake kan jaket jangan lupa. Nanti masuk angin,"
"Sudah Ummi,"
"Sudah makan Ani?,"
"Belum Ummi. Ani belum ada makan sama sekali tadi sore,"
"Kok bisa nanti ngga kambuh maag nya kah,"
"Ngga mau makan Um,"
"Isyana harusnya jangan di sakiti fisik nya. Kamu ngga ada sakiti dia kan,"
"Nggak lah Ummi. Fajar masih sadar kalo untuk satu itu,"
Bukan aku yang cerita justru Indra yang meminta maaf langsung ke Nayla dan Usman. Mereka berdua aja sabar menghadapi perangai buruk ku. Dengan perangai Isyana yang di ceritakan tak membuat kedua orang tua ku marah.
Aku aja hampir khilaf tapi ngga jadi. Bener kata Nayla, Isyana harusnya jangan di sakiti fisik nya. Susah move on berarti hati nya pernah kosong akan cinta pada Allah. Satu-satunya cara dengan menjaga hubungan tetap baik. Perlahan kesadaran dan hidayah itu pasti datang.
Ya mungkin aku juga setelah dia sadar akan kesalahan ke orang tua nya tetap sama. Ngga masalah sih itu dari dulu udah terbiasa. Yang penting dia ngga ngamuk ke orang tua lagi bagi ku dah cukup lah. Pasti dia akan sadar apa yang dia buat ke orang tuanya salah.
Cepat atau lambat. Ku putar musik dari Spotify menghalau sepi. Lagu ya hanya bisa ku putar dalam dua kondisi. Isyana tidur dan dia pergi kerja atau kemana. Bukan ngga ada nyali, cuma ya tau aja lah. Aku bukan setaun dua taun menyimpan rasa pada gadis dengan PDU putih Dharma Nagari.
Melainkan semenjak dia masih memakai baret garuda SMA Cendikia Astabrata. SMA negeri yang mendidik seluruh siswa nya menjadi bagian dari negeri dan membangun bangsa. Bukan dari apa latar belakang nya tapi iman yang di pegang kuat yang membuatku kagum hingga saat ini.
Tidak adil rasanya jika menatap wajah cantik nya di saat tidur. Memang hak ku tapi ngga adil bagi nya yang masih saja menganggap ku orang asing. Aku lebih suka menemani nya saja dan tetap mengaggumi dalam diam. Tak peduli apa yang orang katakan.
Meski tak seindah yang kau mau
Tak sesempurna cinta yang semestinya
Namun aku mencintaimuSatu lagu di antara banyak lagu yang biasa ku dengarkan saat aku rindu dengan nya. Biarlah hanya angin yang menyapu rindu ku dan menyampaikan ke Allah. Aku merindukan hamba Nya yang kini jadi istri ku. Semoga dia cepat pulih ya Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekawira Danadyaksa~Completed
Lãng mạnMenikah dengan perjodohan bukan hal yang bagus ralat lebih tepatnya hanya pihak laki-laki yang sudah lebih dulu mencintai pihak perempuan. Bak kata pepatah menikah dengan orang yang mencintai dengan tulus, begitu Isyana diperlakukan istimewa seolah...