Bab 10 : Tekad Isyana

175 18 0
                                    

Bapak

Satu lagi tamparan mengenai Fajar karena berusaha melindungi ku. Sok pahlawan pokoknya. "Kamu gila Nduk? Kurang apa kami sama kamu. Apa kurang baik menikahkan kamu dengan Fajar. Sampai kamu adu mulut sama Ibu mu sendiri,"tanya Indra.

Baru kali ini ku lihat wajah Indra, laki-laki yang membesarkan ku begitu marah hanya karena menantu idaman yang hobi cari muka. "Maaf Pak. Fajar yang salah,"ucap Fajar cari muka. Benar-benar jauh lebih pantas dia main film daripada jadi polisi. Egois.

Salah aku ngga menikah dengan orang yang mencintai ku tapi dengan orang egois. Yang hanya mau cari muka baik saja di depan semua orang. Sedangkan aku ini kayak sumber dosa. "Ngga usah sok pencitraan kamu,"ucap ku kesal.

"Kenapa ngga sekalian kamu di tabrak mati aja Nduk? Ini loh laki-laki karena kamu kena tampar semua orang tapi malah kamu tampar. Apa menurut mu Bu Nayla kalo liat anaknya di pukul terimakasih,"tanya Indra menunjuk Fajar.

Aku paling benci merasa terpojok begini. Mereka hanya tau ini dan itu ngga tau faktanya aja.

Flashback On

Baru saja mau memesan driver ojol, sebuah mobil berhenti tepat di depan ku. "Udah lama nunggu nya,"tanya Aileen. Ya kalian ngga salah memang aku ada janji bertemu dengan orang ini. "Ngga juga kok,"ucapku ikut masuk ke dalam mobil nya.

Suasana yang sama bahkan aroma parfum yang sama menguar dari dalam mobilnya. "Suami Ustadz mu ngga nyari kah,"tanya Aileen. "Dah lah ngga usah bahas dia dulu. To the point dulu kenapa ngajak ketemu,"ucapku. "Hah kamu tau kan aku sekarang di anggap buronan. Hanya karena bantuin sepupu di bar dikira pemabuk.

Fani juga ngga tau kenapa bisa hamil di luar nikah padahal aku aja kerja di luar kota. Semuanya kayak ngga ada yang bener An. Entah kamu percaya atau ngga. Tapi ngga enak ya kalo di jadikan bahan tabu semua orang,"ucap Aileen ku angguki pelan.

"Fani hamil di luar nikah,"tanyaku. "Iya An. Ngga tau aku dia ngga mau ngaku dengan siapa dia berbuat justru aku yang di tuntut suruh tanggung jawab. Aku aja ngga tau apa-apa,"ucap Aileen terdengar sendu. "Trus jadinya kek mana,"tanyaku.

"Ya gitu sudah gitu mahar nya banyak betul. Sudah tau dia hamil anak orang masih aja berani minta mahar banyak gitu An,"ucap Aileen membuatku mengingat Fajar malah memberikan ku dengan sukarela. "Ngga papa sih kalo dia itu anakku. Ini masalahnya juga ngga tau anak siapa. Kan kek udah salah di suruh nyebur trus minta mahar banyak pula,"ucap Aileen.

Ekawira Danadyaksa~Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang